Bola.com, Jakarta - Kelangkaan air bersih telah menjadi satu di antara masalah lingkungan dan sosial yang paling mendesak di dunia saat ini.
Air bersih, yang merupakan sumber daya esensial bagi kehidupan, makin sulit diakses oleh banyak komunitas di berbagai belahan dunia.
Advertisement
Meningkatnya populasi, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan berkontribusi besar terhadap krisis ini sehingga banyak daerah mengalami kekurangan pasokan air yang dapat diminum, digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, dan menunjang sektor pertanian.
Air bersih tidak hanya penting bagi kesehatan manusia, tetapi juga bagi kelestarian ekosistem dan keberlanjutan ekonomi.
Ketika air bersih menjadi langka, dampaknya dapat dirasakan seluruh aspek kehidupan, dari meningkatnya risiko penyakit hingga penurunan produktivitas pertanian.
Maka itu, penting untuk memahami penyebab kelangkaan air bersih agar dapat mencari solusi yang tepat dan mencegah krisis air yang lebih parah di masa depan.
Berikut sembilan penyebab kelangkaan air bersih yang perlu diketahui, Selasa (13/8/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Kelangkaan Air Bersih
1. Perubahan Iklim
Perubahan iklim merupakan satu di antara penyebab utama kelangkaan air bersih. Peningkatan suhu global dan perubahan pola cuaca menyebabkan kekeringan yang lebih panjang dan curah hujan yang tidak menentu.
Akibatnya, banyak sumber air alami seperti sungai dan danau mengering atau mengalami penurunan debit air yang signifikan sehingga mengurangi ketersediaan air bersih.
Selain itu, perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir dan badai, yang dapat mencemari sumber air bersih dengan lumpur, limbah, dan zat berbahaya lainnya.
Ini mengakibatkan air yang ada menjadi tidak layak untuk dikonsumsi dan memerlukan pengolahan lebih lanjut, yang tidak selalu tersedia di daerah-daerah terpencil atau kurang berkembang.
2. Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan populasi yang pesat, terutama di daerah perkotaan, meningkatkan permintaan akan air bersih secara drastis. Kebutuhan air untuk minum, mandi, mencuci, dan kegiatan sehari-hari lainnya makin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Namun, pasokan air bersih seringkali tidak mampu mengikuti laju pertumbuhan ini sehingga terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan air.
Selain itu, urbanisasi yang tidak terencana dengan baik juga memperburuk situasi ini. Banyak kota besar mengalami kekurangan infrastruktur yang memadai untuk mendistribusikan air bersih secara merata sehingga beberapa wilayah, terutama yang berada di pinggiran kota, mengalami kesulitan mendapatkan akses air bersih.
3. Polusi Air
Polusi air merupakan masalah serius yang mengancam ketersediaan air bersih di banyak daerah. Limbah industri, pertanian, dan rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai, danau, atau laut tanpa pengolahan yang memadai, mencemari sumber air dengan bahan kimia berbahaya, logam berat, dan mikroorganisme patogen.
Hal ini mengurangi kualitas air sehingga tidak layak untuk dikonsumsi atau digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Selain itu, polusi plastik yang makin meluas juga berkontribusi pada degradasi kualitas air. Sampah plastik yang mencemari sungai dan laut tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga dapat mengganggu proses pengolahan air bersih dan menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia yang mengonsumsinya.
Advertisement
Penyebab Kelangkaan Air Bersih
4. Penggundulan Hutan
Penggundulan hutan berkontribusi besar terhadap kelangkaan air bersih. Hutan berfungsi sebagai penahan air hujan dan penyaring alami yang menjaga keseimbangan ekosistem air.
Ketika hutan ditebang secara masif untuk keperluan pertanian, pemukiman, atau industri, kemampuan tanah untuk menyerap air berkurang drastis sehingga air hujan lebih banyak yang mengalir langsung ke sungai dan laut tanpa tersimpan di dalam tanah.
Selain itu, penggundulan hutan menyebabkan erosi tanah yang dapat mencemari sumber air dengan sedimen dan nutrisi berlebih, yang merusak kualitas air. Dalam jangka panjang, hilangnya hutan mengurangi ketersediaan air tanah yang merupakan sumber utama air bersih di banyak wilayah.
5. Pengelolaan Air yang Buruk
Pengelolaan air yang tidak efisien dan tidak terkoordinasi menjadi penyebab utama kelangkaan air bersih. Banyak negara atau daerah yang masih menggunakan sistem distribusi air yang tua dan bocor sehingga air bersih yang tersedia terbuang percuma sebelum mencapai pengguna akhir.
Selain itu, kurangnya investasi dalam infrastruktur air yang modern dan efisien memperburuk situasi ini. Infrastruktur yang buruk, kurangnya regulasi dan penegakan hukum terhadap penggunaan air juga menyebabkan over-extraction atau pengambilan air secara berlebihan dari sumber-sumber alami.
Hal ini mengakibatkan penurunan drastis pada tingkat air tanah dan permukaan, yang berujung pada kelangkaan air bersih.
6. Perubahan Pola Hidup dan Konsumsi
Perubahan pola hidup dan konsumsi masyarakat modern, seperti meningkatnya konsumsi daging dan produk-produk industri, juga berdampak pada kelangkaan air bersih.
Produksi barang-barang konsumsi, terutama di sektor pertanian dan industri, membutuhkan jumlah air yang sangat besar. Misalnya, untuk menghasilkan satu kilogram daging sapi, diperlukan ribuan liter air, baik untuk pemeliharaan ternak maupun untuk menanam pakan ternak.
Selain itu, meningkatnya permintaan akan produk-produk berbasis air, seperti minuman kemasan dan makanan olahan, meningkatkan tekanan terhadap sumber daya air.
Tanpa upaya untuk mengurangi konsumsi yang berlebihan dan meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam produksi, kelangkaan air bersih akan terus meningkat.
Penyebab Kelangkaan Air Bersih
7. Infrastruktur yang Tidak Memadai
Banyak daerah, terutama di negara berkembang, masih belum memiliki infrastruktur air yang memadai untuk menjamin ketersediaan air bersih bagi seluruh penduduknya.
Sistem pengolahan dan distribusi air yang tua dan rusak sering kali tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat sehingga banyak wilayah yang mengalami kekurangan pasokan air bersih, terutama di musim kemarau.
Selain itu, minimnya akses ke teknologi pengolahan air modern menjadi hambatan bagi daerah-daerah yang memiliki sumber air yang tercemar.
Tanpa infrastruktur yang memadai, masyarakat di daerah tersebut harus mengandalkan sumber air yang tidak aman atau harus menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk mendapatkan air bersih dari tempat yang jauh.
8. Perubahan Tata Guna Lahan
Perubahan tata guna lahan, seperti alih fungsi lahan pertanian atau hutan menjadi area industri atau pemukiman, berdampak pada ketersediaan air bersih.
Ketika lahan yang sebelumnya berfungsi sebagai area resapan air diubah menjadi area yang kedap air, seperti jalan atau bangunan, air hujan tidak lagi terserap ke dalam tanah dan mengisi cadangan air tanah. Akibatnya, banyak daerah yang mengalami penurunan tingkat air tanah, yang merupakan sumber utama air bersih bagi banyak komunitas.
Selain itu, alih fungsi lahan dapat mengganggu siklus hidrologi alami sehingga curah hujan yang berkurang tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan air bersih.
9. Konflik dan Ketakstabilan Politik
Konflik dan ketidakstabilan politik juga merupakan faktor yang sering kali menyebabkan kelangkaan air bersih. Di daerah yang dilanda perang atau konflik, infrastruktur air sering menjadi sasaran kerusakan atau penghancuran, yang membuat pasokan air bersih terhenti.
Selain itu, dalam situasi ketakstabilan politik, pemerintah mungkin tidak mampu mengelola sumber daya air dengan baik atau tidak memiliki kapasitas untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak.
Hal ini diperparah oleh fakta bahwa air sering kali menjadi sumber konflik itu sendiri, terutama di daerah yang sudah mengalami kelangkaan air.
Persaingan antarkelompok untuk menguasai sumber air yang terbatas dapat memperburuk situasi dan mengakibatkan banyak komunitas kehilangan akses ke air bersih.
Yuk, baca artikel penyebab lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement