Bola.com, Jakarta - Cerita rakyat Bali tentang Calon Arang adalah satu di antara kisah yang paling terkenal dan sarat makna di dalam budaya Bali.
Cerita rakyat Calon Arang menggambarkan pergulatan antara kebaikan dan kejahatan, serta kekuatan mistis yang dipercaya dapat memengaruhi kehidupan manusia.
Baca Juga
Advertisement
Calon Arang, yang dikenal sebagai seorang perempuan dengan kekuatan magis yang luar biasa, menjadi simbol dari kehebatan ilmu hitam dan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya.
Melalui cerita rakyat ini, masyarakat Bali diajarkan tentang pentingnya keseimbangan antara kekuatan spiritual dan moralitas.
Selain nilai moral yang terkandung di dalamnya, cerita rakyat Calon Arang juga menjadi bagian penting dari seni pertunjukan Bali. Kisah ini sering dipentaskan dalam bentuk drama tari, di mana penonton dapat merasakan intensitas konflik antara kekuatan baik dan jahat.
Berikut ini cerita rakyat Bali: Calon Arang, yang menarik dikulik, Senin (12/8/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cerita Rakyat Bali: Calon Arang
Petilasan Calon Arang, seorang janda sakti pengikut aliran Durga, masih dapat ditemukan hingga kini. Calon Arang dikenal karena kekuatannya dalam menguasai ilmu hitam, dengan banyak murid yang juga menguasai ilmu tersebut. Kemarahannya sering menimbulkan bencana, seperti wabah penyakit yang menghancurkan wilayah Kerajaan Airlangga, membuatnya dijuluki "Walu Nateng Girah," yang berarti janda yang tinggal di Girah.
Wabah penyakit yang disebut "grubug" menyebar di Kerajaan Kediri, menciptakan ketakutan dan kepanikan di tengah malam, terutama pada hari Kajeng Kliwon, yang dianggap angker. Para murid Calon Arang, yang telah menjadi leak, menebarkan teror di desa-desa dengan kemunculan api beraneka warna di angkasa. Masyarakat merasakan udara panas dan gelisah, serta tanda-tanda keanehan yang menambah ketakutan mereka, seperti lolongan anjing dan suara burung gagak.
Untuk menghadapi ancaman tersebut, Raja Kediri memerintahkan Ki Patih Madri mengumpulkan tokoh masyarakat yang menguasai ilmu kanuragan untuk menyerang Calon Arang di Desa Dirah. Namun, serangan tersebut gagal karena kesaktian Calon Arang dan murid-muridnya. Raja Kediri kemudian memanggil Empu Bharadah, pendeta kerajaan, untuk mengatasi wabah yang ditimbulkan oleh Ratu Leak Calon Arang.
Advertisement
Cerita Rakyat Bali: Calon Arang
Empu Bharadah menggunakan siasat dengan mengutus putranya, Empu Bahula, untuk menikahi putri Calon Arang, Diah Ratna Mengali, dan mencuri rahasia ilmu pengleakan dari ibu Calon Arang. Setelah berhasil mencuri buku lontar yang berisi teknik pengleakan, Calon Arang menyadari bahwa dirinya telah diperdaya dan menantang Empu Bharadah untuk berduel di kuburan Setra Ganda Mayu.
Pertarungan yang berlangsung sengit ini akhirnya dimenangkan oleh Empu Bharadah setelah pagi tiba, saat kekuatan ilmu hitam Calon Arang mulai melemah. Calon Arang yang berubah wujud menjadi garuda akhirnya tewas terkena pusaka Jaga Satru milik Empu Bharadah. Kematian Calon Arang mengakhiri wabah yang melanda Kerajaan Kediri, dan membawa ketenangan kembali ke wilayah tersebut.
Selama hidupnya, Calon Arang menulis empat buku lontar yang berisi ilmu pengleakan, yaitu Lontar Cambra Berag, Lontar Sampian Emas, Lontar Tanting Emas, dan Lontar Jung Biru.
Buku-buku ini menjadi warisan pengetahuan mistis yang menambah kompleksitas kisah legendaris Calon Arang dalam budaya Bali.
Â
Dapatkan artikel contoh cerita rakyat berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.