Bola.com, Jakarta - Cerita rakyat Nusa Tenggara Timur menyimpan beragam kisah yang sarat nilai budaya dan kearifan lokal. Satu di antara yang menarik perhatian adalah Watu Maladong, sebuah kisah legendaris yang berasal dari Sumba Barat.
Cerita rakyat ini tidak hanya mengandung pesan moral yang mendalam, tetapi juga memperkenalkan pada kekayaan alam dan tradisi masyarakat setempat yang unik dan penuh warna.
Baca Juga
Advertisement
Watu Maladong dikenal sebagai sebuah tempat yang memancarkan keindahan alam luar biasa, dengan tebing-tebing karang yang menjulang tinggi di tepi pantai. Namun, di balik pesona alamnya, tersimpan kisah penuh makna yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Melalui cerita rakyat ini, kita diajak untuk memahami hubungan manusia dengan alam serta bagaimana kepercayaan dan nilai-nilai tradisional memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini cerita rakyat Nusa Tenggara Timur: Watu Maladong, sarat nilai budaya dan kearifan lokal, Selasa (13/8/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur: Watu Maladong
Di sebuah desa di Sumba, hiduplah seorang petani yang kebunnya sering dirusak oleh kawanan babi hutan misterius. Suatu malam, ia berhasil melukai satu di antara babi dengan tombak saktinya, Numbu Ranggata.
Keesokan harinya, ia mengikuti jejak darah yang berakhir di tepi pantai. Di sana, ia bertemu dengan seekor penyu ajaib yang membawanya ke sebuah pulau asing, tempat ia bertemu dengan seorang nenek bijaksana yang mengajarinya ilmu kesaktian.
Petani itu kemudian tinggal di perkampungan pulau tersebut, bekerja pada seorang penduduk kaya. Ia mendengar bahwa kepala suku setempat sedang sakit parah. Dengan ilmu yang diperoleh dari si nenek, ia berhasil menyembuhkan kepala suku. Sebagai imbalan, ia meminta kembali tombak Numbu Ranggata miliknya dan Watu Maladong, batu sakti milik kepala suku yang dapat menciptakan sumber air dan menumbuhkan tanaman palawija.
Kepala suku setuju mengembalikan tombak Numbu Ranggata, tetapi untuk mendapatkan Watu Maladong, sang petani harus mengalahkan putra sulung kepala suku dalam pertarungan kesaktian. Pertarungan sengit terjadi, dan akhirnya sang petani berhasil mengalahkan lawannya dengan menggunakan petir yang dipanggil melalui tombak Numbu Ranggata. Kepala suku pun menyerahkan Watu Maladong kepada sang petani.
Advertisement
Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur: Watu Maladong
Watu Maladong ternyata terdiri dari tiga buah batu: dua berjenis kelamin pria yang menghasilkan padi dan jagung, dan satu berjenis kelamin wanita yang menghasilkan jewawut. Batu-batu ini memiliki kemampuan untuk bergerak sendiri dan patuh pada pemiliknya. Sang petani membawa Watu Maladong kembali ke Sumba dengan bantuan penyu ajaib, sementara batu-batu itu menempuh perjalanan sendiri melalui dasar laut.
Setibanya di Sumba, Watu Maladong segera bekerja menciptakan empat mata air penting: Nyura Lele di Tambolaka, Weetebula di Weetebula, Wee Muu di perbatasan Wewewa Barat dan Wewewa Timur, serta Weekello Sawah di Wewewa Timur. Selain itu, batu-batu ajaib ini juga menumbuhkan tanaman padi, jagung, dan jewawut di tanah Sumba, menjadikan wilayah itu subur dan makmur.
Setelah merasa cukup dengan pengadaan sumber air dan tanaman pangan, sang petani meminta ketiga batu kembali. Batu-batu itu menelusuri pegunungan Yawilla ke Wewewa Barat melalui Sungai Polapare. Akhirnya, mereka memilih menetap di wilayah Bondo Kodi. Batu penghasil jagung tinggal di darat, sementara dua batu lainnya, penghasil padi dan jewawut, memilih tinggal di Samudra Hindia.
Demikianlah kisah Watu Maladong yang menjelaskan asal-usul kesuburan dan kemakmuran di tanah Sumba.
Dapatkan artikel contoh cerita rakyat berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.