Bola.com, Jakarta - Tradisi metatah, juga dikenal sebagai mepandes atau masangih, merupakan satu di antara upacara sakral dalam agama Hindu di Bali yang memiliki makna mendalam bagi kehidupan spiritual dan sosial masyarakat.
Upacara ini, yang umumnya dilakukan pada anak-anak yang memasuki usia remaja, tidak hanya sekadar ritual potong gigi secara simbolis, tetapi juga merepresentasikan perjalanan spiritual seorang individu dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan.
Baca Juga
Advertisement
Metatah diyakini sebagai sarana untuk membersihkan diri dari sifat-sifat buruk yang dianalogikan dengan enam musuh dalam diri manusia (sad ripu), yaitu kama (nafsu), lobha (serakah), krodha (kemarahan), mada (kemabukan), moha (kebingungan), dan matsarya (iri hati).
Melalui prosesi ini, masyarakat Hindu Bali menanamkan nilai-nilai luhur dan membentuk karakter anak muda agar siap menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih bijaksana.
Lebih dari sekadar ritual keagamaan, metatah mencerminkan kearifan lokal Bali dalam memahami siklus kehidupan manusia. Upacara ini menjadi penanda penting dalam kehidupan seseorang, menandai transisi dari ketaktahuan menuju pencerahan, dari ketergantungan menuju kemandirian.
Bagi masyarakat Bali, metatah bukan hanya tentang menghaluskan gigi secara fisik, tetapi juga tentang menghaluskan pikiran dan perilaku. Ini adalah momen di mana seorang anak dianggap mulai memikul tanggung jawab atas tindakannya sendiri dan diharapkan untuk berkontribusi positif dalam masyarakat.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini sejarah metatah yang perlu diketahui, Rabu (14/8/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Tradisi Metatah
Tradisi metatah memiliki akar sejarah yang dalam dan panjang dalam budaya Hindu di Bali. Asal-usul pastinya sulit ditentukan, tetapi upacara ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Bali sejak berabad-abad yang lalu.
Menurut beberapa sumber, tradisi ini dapat ditelusuri kembali ke zaman kerajaan-kerajaan Hindu di Jawa, yang kemudian dibawa dan dilestarikan di Bali setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15.
Pada awalnya, upacara metatah hanya dilakukan oleh kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan sebagai simbol status dan kedewasaan. Namun, seiring berjalannya waktu, praktik ini menyebar ke seluruh lapisan masyarakat Bali, menjadi bagian penting dari siklus kehidupan Hindu Bali.
Evolusi tradisi metatah juga mencerminkan perubahan sosial dan spiritual masyarakat Bali. Pada masa lalu, prosesi pengikiran gigi dilakukan secara nyata dan dapat menjadi pengalaman yang cukup menyakitkan bagi anak-anak. Namun, seiring perkembangan zaman dan pemahaman akan kesehatan gigi, praktik ini telah berubah menjadi lebih simbolis.
Kendati esensi spiritualnya tetap dipertahankan, cara pelaksanaan upacara telah disesuaikan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan peserta.
Saat ini, metatah tidak lagi terbatas pada golongan tertentu dan telah menjadi upacara yang umum dilakukan oleh keluarga Hindu di Bali, bahkan sering kali dilakukan secara massal untuk menghemat biaya dan memperkuat ikatan komunitas.
Perubahan ini menunjukkan bagaimana tradisi metatah telah beradaptasi dengan tuntutan zaman sambil tetap mempertahankan nilai-nilai inti dan makna spiritualnya.
Yuk, baca artikel arti lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement