Bola.com, Jakarta - Otoritarianisme dalam politik telah lama menjadi topik yang menarik perhatian para ilmuwan politik, sejarawan, dan masyarakat umum.
Sistem pemerintahan ini, yang ditandai oleh kekuasaan terpusat dan terbatas pada segelintir elite, telah membentuk lanskap politik di berbagai belahan dunia sepanjang sejarah.
Baca Juga
Advertisement
Dari kediktatoran militer hingga monarki absolut, otoritarianisme hadir dalam berbagai bentuk, tetapi selalu dengan ciri khas berupa pembatasan kebebasan sipil dan penekanan pada kepatuhan terhadap otoritas.
Dalam era modern, di mana demokrasi sering dianggap sebagai bentuk pemerintahan ideal, otoritarianisme tetap bertahan dan bahkan mengalami kebangkitan di beberapa negara.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang sifat kekuasaan, hak asasi manusia, dan dinamika sosial-politik yang memungkinkan rezim otoriter untuk muncul dan bertahan.
Mari mengeksplorasi akar-akar otoritarianisme, mekanisme yang digunakan untuk mempertahankan kekuasaan, dampaknya terhadap masyarakat, serta tantangan yang dihadapi oleh gerakan pro-demokrasi dalam menghadapi sistem yang begitu tertanam kuat.
Berikut penjelasan macam-macam akar otoritarianisme, Jumat (23/8/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Macam-Macam Akar Otoritarianisme
1. Ketakutan dan Ketakamanan
- Masyarakat yang menghadapi ancaman eksternal atau internal sering kali lebih rentan terhadap pemimpin otoriter yang menjanjikan keamanan dan stabilitas.
- Krisis ekonomi, sosial, atau keamanan dapat mendorong dukungan terhadap kepemimpinan yang "kuat".
2. Tradisi Hierarkis
- Budaya dengan sejarah panjang struktur sosial yang sangat hierarkis cenderung lebih mudah menerima otoritarianisme.
- Sistem feodal, monarki absolut, atau struktur kesukuan yang kuat dapat menjadi preseden untuk pemerintahan otoriter.
3. Polarisasi Sosial
- Ketika masyarakat terpecah belah secara tajam, kelompok-kelompok tertentu mungkin mendukung pemimpin otoriter yang menjanjikan untuk melindungi kepentingan mereka.
- Konflik etnis, agama, atau kelas dapat dieksploitasi oleh calon pemimpin otoriter.
4. Kekecewaan terhadap Sistem Demokratis
- Jika sistem demokratis gagal memberikan hasil yang diharapkan atau dianggap tidak efektif, masyarakat mungkin berpaling pada alternatif otoriter.
- Korupsi, ketidakstabilan politik, atau ketakmampuan mengatasi masalah ekonomi dalam sistem demokratis dapat meningkatkan daya tarik otoritarianisme.
Advertisement
Macam-Macam Akar Otoritarianisme
5. Psikologi Massa
- Teori psikologi sosial menunjukkan bahwa beberapa individu memiliki kecenderungan bawaan untuk mendukung otoritas yang kuat.
- Fenomena seperti "ketaatan pada otoritas" yang diteliti oleh Stanley Milgram, psikolog sosial Amerika, menunjukkan bagaimana orang dapat mematuhi perintah dari figur otoritas, bahkan ketika bertentangan dengan nilai-nilai moral mereka.
6. Kontrol Informasi dan Propaganda
- Kemampuan untuk mengendalikan narasi publik melalui media dan pendidikan dapat membantu rezim otoriter membangun dan mempertahankan kekuasaan.
- Teknologi modern telah memberikan alat baru bagi pemerintah otoriter untuk memantau dan memanipulasi opini publik.
7. Faktor Ekonomi
- Kesenjangan ekonomi yang ekstrem dapat mendorong dukungan terhadap pemimpin populis yang menjanjikan redistribusi kekayaan secara radikal.
- Di sisi lain, elite ekonomi mungkin mendukung rezim otoriter yang melindungi kepentingan mereka dari tuntutan demokratis.
8. Lemahnya Institusi Demokratis
- Negara-negara dengan sejarah demokrasi yang singkat atau institusi demokratis yang lemah lebih rentan terhadap pengambilalihan otoriter.
- Kurangnya checks and balances yang efektif dapat memungkinkan konsentrasi kekuasaan yang berlebihan.
Â
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.