Sukses


Arti Doxing yang Viral, Ini Penjelasannya

Bola.com, Jakarta - Doxing adalah praktik yang kian viral dan mengkhawatirkan, terutama di era digital ini. Kata "doxing" berasal dari istilah "dropping docs", yang berarti menyebarkan informasi pribadi seseorang tanpa izin.

Informasi tersebut dapat berupa nama asli, alamat, nomor telepon, tempat kerja, hingga data pribadi lainnya yang seharusnya bersifat rahasia.

Tujuan dari doxing biasanya adalah untuk mempermalukan, mengancam, atau merugikan individu yang menjadi targetnya.

Di banyak kasus, doxing dilakukan sebagai bentuk balas dendam atau intimidasi dengan dampak yang serius bagi korban.

Fenomena doxing menjadi perhatian utama karena dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi individu yang terlibat.

Selain pelanggaran privasi, doxing dapat menyebabkan korban mengalami tekanan psikologis, kehilangan pekerjaan, hingga ancaman fisik.

Doxing tidak hanya terjadi pada tokoh publik atau selebritas, tetapi juga dapat menimpa siapa saja yang aktif di dunia maya. Hal ini membuat banyak orang merasa cemas akan keamanan data pribadi mereka di internet.

Menurut perspektif hukum, doxing merupakan tindakan yang melanggar privasi dan dapat dikenakan sanksi pidana di banyak negara.

Kesadaran tentang risiko doxing perlu ditingkatkan, terutama di kalangan pengguna media sosial yang sering tidak menyadari bahaya dari berbagi informasi secara terbuka.

Masyarakat perlu dilindungi dari ancaman ini dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi serta berhati-hati dalam berinteraksi di dunia digital.

Upaya ini tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga menciptakan lingkungan online yang lebih aman bagi semua.

Untuk lebih jelasnya, berikut rangkuman tentang doxing yang bisa menambah ilmu atau wawasan, Jumat (23/8/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Jenis Doxing

Secara umum, ada tiga jenis doxing yakni deanonimisasi, penargetan, dan deligitimasi. Setiap jenis memiliki metode yang berbeda, meski tujuannya serupa.

Bagi sebagian orang, hal ini diremehkan hanya sebagai membuka data pribadi ke publik. Padahal, efeknya sangat serius termasuk memicu terjadinya kejahatan digital yang lebih parah.

3 dari 4 halaman

Bahaya Doxing

  • Merusak reputasi

Informasi yang dirilis melalui doxing dapat mencakup data internal atau rahasia bisnis yang, jika dibocorkan ke publik, bisa merusak reputasi perusahaan di mata pelanggan, investor, dan mitra bisnis.

  • Gangguan operasional

Jika informasi kontak atau alamat bisnis dipublikasikan secara tidak sah, hal ini dapat menyebabkan gangguan operasional. Misalnya, bisnis menjadi sasaran protes atau demonstrasi yang tidak diinginkan, atau bahkan ancaman keamanan langsung terhadap fasilitas atau karyawan.

  • Kerugian finansial

Tergantung pada jenis informasi yang diungkap, doxing bisa menyebabkan kerugian finansial langsung. Misalnya, jika informasi tentang rekening bank perusahaan atau detail transaksi bocor, hal ini dapat menyebabkan penipuan atau pencurian identitas yang mengakibatkan kerugian keuangan yang besar.

  • Masalah hukum dan kepatuhan

Doxing data yang sensitif dapat melanggar undang-undang privasi dan perlindungan data, seperti GDPR di Eropa atau HIPAA di AS untuk data kesehatan.

Pelanggaran ini mengakibatkan denda yang signifikan dan tindakan hukum terhadap perusahaan.

  • Kehilangan kepercayaan

Jika pelanggan merasa perusahaan tidak bisa melindungi informasi pribadi mereka atau informasi sensitif lainnya, mereka kemungkinan kehilangan kepercayaan dan berpindah ke pesaing, yang dapat merugikan bisnis dalam jangka panjang.

4 dari 4 halaman

Cara Mencegah Doxing

  • Mengurangi informasi yang dibagikan secara online

Hati-hati dengan informasi yang dibagikan di media sosial atau forum online. Disarankan untuk membatasi publikasi detail seperti alamat rumah, tanggal lahir, atau informasi sensitif lainnya.

  • Menggunakan pengaturan privasi

Pengaturan privasi pada semua akun media sosial harus digunakan untuk membatasi siapa yang bisa melihat informasi pribadi.

  • Mengaktifkan two-factor authentication (2FA)

Mengaktifkan 2FA pada semua layanan online bisa menambah lapisan keamanan.

  • Menggunakan password yang kuat dan unik

Password harus panjang, menggunakan campuran huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol agar sulit ditebak.

  • Update software secara rutin

Pastikan operation system (OS) dan aplikasi selalu diperbarui dengan patch keamanan terbaru.

  • Kenali website yang tidak aman

Website yang tidak aman biasanya ditandai dengan URL "HTTP" (bukan "HTTPS"), kurangnya kebijakan privasi, atau informasi kontak yang tidak lengkap.

  • Menggunakan mode privasi di browser

Lakukan browsing dalam mode incognito atau private untuk mencegah penyimpanan data browsing dan cookie.

 

Dapatkan artikel arti berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer