Bola.com, Gianyar - Lomba Maybank Marathon 2024 menawarkan banyak nuansa baru. Satu di antaranya pemilihan lokasi di Bali United Training Center, di Gianyar, Bali.
Alhasill, jalannya lomba yang digelar Minggu (25/8/2024) tersebut juga berbeda dibanding biasanya. Ada jalur anyar yang menjadi tantangan bagi para pelari di Maybank Marathon 2024.
Baca Juga
Advertisement
Para pelari harus menembus hujan rintik-rintik hingga lebat yang menginterupsi hampir sepanjang jalannya Maybank Marathon 2024. Hujan sempat berhenti saat start, tetapi kemudian turun lagi di tengah lomba, bahkan bertambah deras.
Para pelari mayoritas malah gembira hujan turun saat lomba berlangsung. Setidaknya mereka tidak menghadapi sinar matahari yang panas menyengat dan mudah menyerap energi. Namun, kelembapan masih menjadi momok karena udara tetap gerah walaupun hujan turun lebat.
Alhasil, mereka tetap riang gembira melahap jalur lomba di tengah-tengah guyuran hujan. Namun, ada satu tantangan berat yang membuat para pelari di Maybank Marathon 2024 terkaget-kaget. Apakah itu?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lomba yang Sulit
Ternyata, para pelari terkaget-kaget dengan jalur baru Maybank Marathon 2024 yang penuh dengan tanjakan. Banyak pelari yang kurang siap menaklukkan medan yang penuh tanjakan seperti itu.
Bahkan, juara kelas Marathon Open Men salah Kenya, Paul Tiongik, mengaku kesulitan melahap jalur yang penuh tanjakan itu. Dia mencatat waktu 2 jam 18 menit 25 detik.
Catatan itu belum memecahkan waktu terbaik di Maybank Marathon Men, yaitu 2 jam 15 detik. Paul Tiongik pun mengungkapkan alasan di balik kegagalan membukukan waktu yang lebih baik pada lomba di Gianyar itu.
Saat ditanya tentang kesan-kesannya tampil di Maybank Marathon, Paul memberikan jawaban singkat.
"Bali Marathon sangat bagus, pengaturan sangat jalur sangat bagus, tapi lari di sini sangat-sangat sulit," kata Paul merujuk tanjakan yang menyulitkan para pelari di Maybank Marathon 2024.
Advertisement
Seru Banget, tetapi...
Pelari asal Jakarta yang turun di kategori Masters alias usia di atas 40 tahun, Krisna Kartika Sari, mengaku tidak menyangka jalur di Maybank Marathon penuh dengan tanjakan.
"Tantangannya di tanjakan. Saat mencari informasi soal Maybank Marathon di maps, katanya tanjakannya hanya sampai kilometer 14. Ternyata enggak, sampai finis masih ada tanjakan," ujar Krisna, dalam perbincangan dengan Bola.com setelah lomba.
Krisna finis dengan catatan waktu 4 jam 24 menit di Maybank Marathon 2024. Itu bukan catatan pribadi terbaiknya, yaitu 4 jam 12 menit.
"Balapan Maybank Marathon seru banget. Maraton rasa trail di gunung," imbuhnya.
Krisna sama sekali tidak terganggu dengan hujan deras yang turun sepanjang lomba.
"Soal hujan jadi keuntungan malahan tidak panas, saya suka, tidak apa-aoa basah-basah, deres banget pas km 42, tapi enjoy saja," imbuh perempuan yang sudah mengikuti tiga event maraton tersebut.
Bali Penuh Tanjakan
Sementara itu, Project Director Mandiri Marathon, Widya Purnama, mengakui jalur di Bali menang banyak tanjakan. Namun, hampir semua tempat seperti itu, sehingga kalau dipindah tak akan banyak berubah.
"Ini baru tahun pertama. Pasti pada tahun kedua para pelari sudah tahu tentang tanjakan di Maybank Marathon dan menyiapkan antisipasinya," kata Widya.
"Jadi saya rasa pelari lebih siap untuk menyambut dan menghadapi Maybank Marathon tahun depan, terutama soal tanjakan," imbuh dia.
Advertisement