Bola.com, Jakarta - Diplomasi, sebagai seni dan praktik dalam mengelola hubungan internasional, telah menjadi tulang punggung interaksi antarnegara sejak berabad-abad lamanya.
Pada esensinya, diplomasi adalah metode komunikasi dan negosiasi yang digunakan oleh berbagai entitas—terutama negara—untuk mencapai kepentingan bersama, menyelesaikan perselisihan, dan membangun aliansi tanpa harus menggunakan kekerasan atau konflik terbuka.
Baca Juga
Advertisement
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) VI Daring, ada beberapa pengertian diplomasi, sebagai berikut:
- urusan atau penyelenggaraan perhubungan resmi antara satu negara dan negara yang lain
- urusan kepentingan sebuah negara dengan perantaraan wakil-wakilnya di negeri lain
- pengetahuan dan kecakapan dalam hal perhubungan antara negara dan negara
- kecakapan menggunakan pilihan kata yang tepat bagi keuntungan pihak yang bersangkutan (dalam perundingan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan sebagainya).
Melalui diplomasi, negara-negara dapat menyuarakan kepentingan mereka, memahami posisi pihak lain, dan mencari solusi yang saling menguntungkan dalam berbagai isu global, dari perdagangan hingga keamanan internasional.
Dalam lanskap politik internasional yang kian kompleks, peran diplomasi telah berkembang jauh melampaui pertemuan formal antara para diplomat.
Saat ini, diplomasi mencakup berbagai bentuk dan pendekatan, dari diplomasi publik yang bertujuan memengaruhi opini masyarakat luas, hingga diplomasi digital yang memanfaatkan teknologi modern untuk menjangkau audiens global.
Pengertian diplomasi modern juga menekankan pada pentingnya soft power—kemampuan untuk memengaruhi melalui daya tarik budaya, nilai-nilai, dan kebijakan—sebagai komplemen dari pendekatan tradisional yang lebih mengandalkan kekuatan ekonomi dan militer.
Dengan demikian, diplomasi tidak hanya menjadi instrumen negara, tetapi juga melibatkan berbagai aktor non-negara dalam upaya membangun pemahaman dan kerjasama internasional yang lebih luas.
Diplomasi terbagi menjadi dua jenis yakni diplomasi keras dan diplomasi lunak. Berikut penjelasan perbedaan diplomasi keras dan lunak, Selasa (3/9/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Diplomasi Keras
1. Pendekatan: Menggunakan kekuatan, tekanan, atau ancaman.
2. Metode: Sanksi ekonomi, embargo, ancaman militer, atau tindakan koersif lainnya.
3. Tujuan: Memaksa pihak lain untuk mematuhi kepentingan atau tuntutan.
4. Hasil: Cenderung menghasilkan kepatuhan jangka pendek, tetapi bisa meninggalkan ketegangan.
5. Waktu: Biasanya bertujuan untuk hasil yang cepat dan langsung.
6. Aktor: Umumnya dilakukan oleh pemerintah atau badan-badan resmi negara.
7. Risiko: Dapat merusak hubungan jangka panjang dan menimbulkan permusuhan.
Advertisement
Diplomasi Lunak
1. Pendekatan: Menggunakan persuasi, negosiasi, dan daya tarik budaya.
2. Metode: Pertukaran budaya, bantuan luar negeri, program pendidikan, atau diplomasi publik.
3. Tujuan: Membangun hubungan positif dan memengaruhi secara halus.
4. Hasil: Cenderung menghasilkan perubahan jangka panjang dalam persepsi dan sikap.
5. Waktu: Biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk melihat hasilnya.
6. Aktor: Bisa melibatkan berbagai pihak termasuk masyarakat sipil, institusi pendidikan, atau organisasi non-pemerintah.
7. Risiko: Hasilnya mungkin tidak selalu terlihat atau terukur dengan jelas.
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.