Bola.com, Jakarta - Paradigma merupakan konsep fundamental dalam pemikiran manusia yang membentuk cara memahami dan menafsirkan dunia di sekitar kita.
Istilah yang dipopulerkan oleh filsuf ilmu Thomas Kuhn ini merujuk pada kerangka berpikir, model, atau pola yang diterima secara luas dalam suatu disiplin ilmu atau masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
Sementara mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) VI Daring, paradigma adalah sebagai berikut:
- daftar semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut
- model dalam teori ilmu pengetahuan
- kerangka berpikir.
Paradigma berfungsi sebagai lensa konseptual yang melaluinya kita melihat, menganalisis, dan memberikan makna pada realitas.
Ini bukan sekadar kumpulan teori atau metode, melainkan suatu perspektif menyeluruh yang memengaruhi bagaimana kita mendefinisikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan mencari solusi.
Dalam konteks ilmiah dan sosial, paradigma memainkan peran krusial dalam membentuk pemahaman kolektif dan mengarahkan perkembangan pengetahuan. Itu menyediakan asumsi dasar, nilai-nilai, dan metodologi yang dianggap valid dalam suatu periode tertentu.
Namun, paradigma bukanlah entitas statis, itu dapat berubah seiring waktu melalui apa yang disebut Kuhn sebagai "pergeseran paradigma".
Pergeseran ini terjadi ketika paradigma yang ada tidak lagi mampu menjelaskan fenomena baru atau memecahkan masalah yang muncul, mendorong munculnya cara berpikir baru yang lebih komprehensif.
Memahami konsep paradigma menjadi penting, tidak hanya dalam konteks akademis, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari karena itu memengaruhi bagaimana kita mempersepsikan realitas dan membuat keputusan.
Agar lebih jelas lagi, ketahui pula jenis-jenis paragradigma, berikut ini, Rabu (4/9/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jenis-Jenis Paradigma
1. Paradigma Positivisme
Menekankan pada objektivitas, pengukuran empiris, dan verifikasi. Paradigma ini dominan dalam ilmu alam dan sering digunakan dalam penelitian kuantitatif.
2. Paradigma Interpretivisme
Berfokus pada pemahaman subjektif dan interpretasi makna. Sering digunakan dalam ilmu sosial dan penelitian kualitatif.
3. Paradigma Konstruktivisme
Meyakini bahwa realitas dikonstruksi secara sosial. Menekankan pada bagaimana individu dan masyarakat membangun pemahaman mereka tentang dunia.
4. Paradigma Kritis
Bertujuan untuk mengkritisi dan mengubah struktur sosial yang ada. Sering digunakan dalam studi-studi yang berfokus pada kekuasaan dan ketaksetaraan.
5. Paradigma Pragmatisme
Menekankan pada apa yang "bekerja" dalam praktik. Sering digunakan dalam penelitian terapan dan mixed methods.
Advertisement
Jenis-Jenis Paradigma
6. Paradigma Postmodernisme
Menantang narasi besar dan kebenaran universal. Menekankan pada pluralitas perspektif dan dekonstruksi.
7. Paradigma Sistemik
Memandang fenomena sebagai bagian dari sistem yang saling terkait. Sering digunakan dalam ilmu kompleksitas dan teori sistem.
8. Paradigma Fenomenologi
Berfokus pada pengalaman subjektif dan kesadaran individu. Sering digunakan dalam psikologi dan filosofi.
9. Paradigma Evolusioner
Memandang fenomena melalui lensa perubahan dan adaptasi seiring waktu. Digunakan dalam biologi, psikologi evolusioner, dan studi budaya.
10. Paradigma Holistik
Menekankan pada keterkaitan dan kesatuan berbagai aspek realitas. Sering digunakan dalam pendekatan alternatif dan integratif.
Â
Yuk, baca artikel pengertian lainnya dengan mengikuti tautan ini.