Sukses


Contoh Cerita Rakyat Sulawesi Barat: Sawerigading

Bola.com, Jakarta - Cerita rakyat Sawerigading mengajarkan pentingnya kesetiaan kepada keluarga dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral.

Menurut kisahnya, Sawerigading sering menghadapi pilihan sulit antara cinta, tanggung jawab, dan kehormatan keluarga. Hal ini mencerminkan bagaimana masyarakat Sulawesi Barat dan Indonesia pada umumnya menempatkan keluarga sebagai pilar utama dalam kehidupan sosial.

Kisah ini juga mengajarkan bahwa pengorbanan pribadi demi kebaikan keluarga adalah tindakan yang sangat dihargai dan dihormati dalam budaya kita.

Cerita rakyat seperti Sawerigading tidak hanya warisan budaya, tetapi juga alat pendidikan yang efektif. Di Indonesia, cerita-cerita seperti ini sering digunakan untuk mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai moral, etika, dan kebijaksanaan hidup.

Melalui kisah Sawerigading, generasi muda diajak untuk mengenal identitas budaya mereka dan menghargai kearifan lokal yang telah ada sejak lama.

Selain itu, cerita ini berperan dalam memperkuat ikatan sosial di komunitas karena sering kali cerita-cerita rakyat dipertunjukkan dalam acara-acara budaya yang mempertemukan masyarakat dalam semangat kebersamaan.

Berikut ini cerita rakyat Sulawesi Barat: Sawerigading yang sarat pesan moral, Rabu (4/9/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Cerita Rakyat Sulawesi Barat: Sawerigading

Dahulu kala, bumi adalah tempat yang luas dan belum dihuni oleh siapa pun. Raja Langit, La Patiganna, mengusulkan dalam sebuah musyawarah untuk mengirim seseorang ke bumi agar mengelola dan memanfaatkannya.

Setelah berdiskusi, diputuskan bahwa putra tertua Raja Langit, La Toge Langi, akan menjalani masa ujian selama 40 hari dan 40 malam untuk membuktikan kelayakannya sebagai Raja Bumi.

La Toge Langi berhasil melewati ujian tersebut dan kemudian dikirim ke bumi dengan gelar Batara Guru. Ia tiba di wilayah Ussu, yang kini berada di Luwu Timur, Teluk Bone.

Di bumi, La Toge Langi menikah dengan sepupunya, We Nyili'timo, anak Raja Alam Gaib. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama La Tiuleng, yang kelak menggantikan ayahnya sebagai Raja Bumi dan diberi gelar Batara Lattu.

3 dari 4 halaman

Cerita Rakyat Sulawesi Barat: Sawerigading

La Tiuleng kemudian memiliki anak kembar, Lawe atau Sawerigading dan We Tanriyabeng. Karena tumbuh terpisah, mereka tidak saling mengenal. Suatu hari, Sawerigading tanpa sadar jatuh cinta kepada saudara kembarnya sendiri, We Tanriyabeng.

Ketika mereka mengetahui bahwa mereka adalah saudara, hati mereka hancur. Sawerigading memutuskan untuk meninggalkan Luwu dan bersumpah tidak akan kembali, sementara We Tanriyabeng menghilang entah ke mana.

Sawerigading kemudian mengembara hingga ke Cina dan berhasil menaklukkan beberapa kesatria dan raja, termasuk Setia Bonga dari Jawa.

Di perjalanannya, Sawerigading menjadi seorang nakhoda kapal yang terkenal, menjelajahi berbagai tempat seperti Ternate, Bima, dan Jawa.

4 dari 4 halaman

Cerita Rakyat Sulawesi Barat: Sawerigading

Di Cina, Sawerigading bertemu dengan putri cantik bernama We Cudai dan menikahinya. Dari pernikahan ini, mereka memiliki tiga anak, satu di antaranya adalah I La Galigo yang kemudian menjadi nakhoda kapal yang andal.

Selain itu, Sawerigading juga menikah dengan We Cimpau dan memiliki seorang anak bernama We Tenriwaru.

I La Galigo tidak pernah menjadi raja, tetapi ia memiliki keturunan yang berpengaruh. Satu di antara anaknya, La Tenritatta, akhirnya dinobatkan sebagai raja terakhir di Luwu, mengakhiri garis keturunan yang dimulai oleh La Toge Langi.

 

Dapatkan artikel contoh cerita rakyat berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer