Bola.com, Jakarta - Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah sebuah program pengabdian masyarakat yang menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman perkuliahan.
Selama masa KKN, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkan ilmu yang telah diperoleh di lapangan. Namun, setiap perjalanan pasti akan berakhir, begitu pula dengan KKN.
Baca Juga
Advertisement
Perpisahan menjadi momen yang tak terelakkan, sering kali diwarnai perasaan haru dan nostalgia. Satu di antara cara untuk mengekspresikan perasaan tersebut adalah melalui puisi.
Dalam konteks perpisahan KKN, puisi dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menuangkan segala emosi yang mereka rasakan, dari rasa sedih, haru, hingga syukur.
Bagi yang ingin mengungkapkan perpisahan melalui puisi, dalam artikel ini akan disaajikan kumpulan puisi perpisahan KKN yang indah dan menyentuh hati.
Berikut kumpulan contoh puisi perpisahan KKN yang indah dan menyentuh hati, Jumat (6/9/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh Puisi Perpisahan KKN
Jejak di Tanah Desa
Di tanah ini, kita menjejak,
Di bawah langit yang biru membentang,
Langkah-langkah kita menyatu,
Bersama waktu yang mengalir pelan.
Di setiap senja yang terhampar di ufuk,
Cerita tawa dan canda tak akan lekang,
Kita merenda harapan untuk desa ini,
Meninggalkan jejak cinta yang takkan pudar.
Rindu pada sapaan hangat warga,
Pada pagi yang penuh semangat,
Pada senyum anak-anak desa,
Menyimpan kisah yang tak terlupa.
Kini waktunya tiba,
Untuk berpamitan pada tanah yang kita cintai,
Namun kenangan akan terus abadi,
Di setiap hati yang pernah singgah di sini.
Selamat tinggal, desa tercinta,
Terima kasih atas segala yang kau beri,
Doa kami mengiringimu selamanya,
Semoga kemajuanmu terus bersemi.
Di balik perpisahan ini,
Ada harapan dan doa yang tak terucap,
Bahwa suatu hari nanti,
Jejak kita akan mengakar di hati.
Advertisement
Contoh Puisi Perpisahan KKN
Langkah Terakhir di Ujung Desa
Di ujung jalan berdebu ini,
Kita pernah menanam harapan,
Mencipta cerita di setiap sudut,
Dan membagi tawa dalam pelukan persaudaraan.
Waktu berlari tanpa jeda,
Meninggalkan jejak di tanah dan hati,
Kini saatnya kita berpisah,
Namun kenangan takkan pernah hilang.
Senyum hangat penduduk desa,
Tatapan anak-anak yang penuh asa,
Telah mengukir luka rindu,
Saat kaki ini melangkah pergi.
Kita bukan sekadar hadir,
Kita berjuang bersama,
Memberi sedikit dari diri,
Namun menerima cinta yang tak terhingga.
Hari ini, perjalanan kita sampai di batas,
Namun cinta untuk desa ini tak akan lekang,
Doa-doa kami akan selalu menyertai,
Semoga damai selalu bersemayam di sini.
Selamat tinggal, tanah yang menyapa,
Di dalam hatiku, kau tetap ada,
Meski jarak memisahkan langkah kita,
Jiwa kita tetap terpaut dalam rasa.
Contoh Puisi Perpisahan KKN
Senandung di Pelataran Senja
Di bawah langit senja yang merona,
Kami tinggalkan jejak langkah yang perlahan,
Setiap desir angin membisikkan kisah,
Tentang kami yang hadir dan akan segera berpamitan.
Bumi desa ini, kau peluk kami dengan lembut,
Hingga akar hati kami terbenam dalam kenangan,
Setiap tetes keringat, setiap helai doa,
Tumbuh di sela-sela rumput liar yang menari.
Bukit dan lembah menyimpan cerita bisu,
Tentang tawa dan duka yang tersimpan dalam embun pagi,
Kami datang sebagai angin yang sejenak singgah,
Namun pergi meninggalkan harum jejak cinta.
Anak-anak berlari dalam bingkai senja,
Wajah mereka terukir dalam sanubari,
Kami ajarkan mimpi-mimpi pada langit biru,
Namun merekalah yang mengajarkan arti rumah yang sesungguhnya.
Kini, langkah kami menjauh,
Desa ini akan tetap mengalir dalam nadi kami,
Setiap rindu akan kembali dalam doa,
Meski jarak dan waktu tak lagi mengizinkan kita bertemu.
Selamat tinggal, desa yang mengukir sejarah,
Dalam hati kami, kau abadi tak tersentuh masa,
Kami hanyalah sebutir debu di antara semesta,
Namun bersamamu, kami menjadi cerita yang sempurna.
Advertisement
Contoh Puisi Perpisahan KKN
Pelangi di Batas Waktu
Di bawah langit biru yang selalu sama,
Kita pernah berkumpul,
Membawa mimpi dan harapan,
Menorehkan jejak di tanah yang ramah.
Hari-hari berlalu seperti angin,
Kita menanam asa di ladang cita,
Menyirami setiap langkah dengan ketulusan,
Sementara senja mencatat setiap detik yang hilang.
Kini, waktu menggenggam perpisahan,
Bersama dengan rasa rindu yang mengalir,
Seperti pelangi yang indah namun perlahan pudar,
Meninggalkan jejak warna dalam hati yang tak terucap.
Wajah-wajah yang pernah tertawa bersama,
Suara-suara yang saling menguatkan,
Semua akan tersimpan di relung jiwa,
Menjadi kenangan yang abadi di setiap perjalanan.
Terima kasih, desa yang mengajariku arti kebersamaan,
Di sini aku belajar tentang cinta yang tak mengenal pamrih,
Tentang makna hidup yang sederhana tapi dalam,
Dan tentang hati yang selalu berbahagia dalam memberi.
Selamat tinggal, tapi tidak benar-benar hilang,
Kita akan selalu kembali dalam kenangan dan doa,
Dan semoga, jejak kita akan menghidupkan harapan,
Seperti hujan yang menyuburkan tanah tempat kita berpijak.
Contoh Puisi Perpisahan KKN
Langkah yang Terpatri di Bumi
Langit desa masih sama,
Menyambut pagi dengan warna hangat,
Namun langkah kita, kini berbeda,
Menyiapkan diri untuk melangkah jauh.
Di setiap sudut desa ini,
Ada tawa yang kita titipkan,
Ada peluh yang kita curahkan,
Untuk harapan yang tumbuh di tanahnya.
Waktu seolah berlari begitu cepat,
Namun kenangan kita tetap bertahan,
Di dalam hati, dalam jiwa,
Terpatri sebagai kisah tak terlupakan.
Anak-anak yang riang,
Orang-orang yang murah senyum,
Mereka bagian dari cerita ini,
Cerita yang akan selalu kita bawa pergi.
Kini perpisahan menghampiri,
Tapi bukan untuk mengakhiri,
Hanya memberi ruang bagi perjalanan baru,
Namun hati kita akan selalu kembali.
Selamat tinggal, desa penuh cinta,
Dalam dirimu kami temukan makna,
Kami pergi dengan rindu yang tak terucap,
Namun doa-doa akan selalu terucap di setiap langkah.
Advertisement
Contoh Puisi Perpisahan KKN
Lembayung di Tanah Kita
Dalam diam, senja menyapa,
Menghamparkan jingga di atas desa,
Di bawahnya, kita pernah berjalan bersama,
Membawa cerita, harapan, dan asa.
Di setiap embun pagi yang membasuh bumi,
Ada jejak langkah kita yang kini akan pergi,
Kita tinggalkan jejak kecil yang mungkin tak berarti,
Namun di hati, kenangan ini takkan terganti.
Di pelataran sederhana ini,
Kita belajar arti tulus tanpa pamrih,
Berbagi cinta tanpa kata-kata,
Menumbuhkan mimpi di tanah yang penuh cerita.
Hari-hari yang pernah kita lewati,
Adalah bukti bahwa kita pernah di sini,
Membangun harapan, memupuk cinta,
Untuk mereka yang kita sebut saudara.
Kini, angin membawa kabar perpisahan,
Namun tidak untuk melupakan,
Kita pergi membawa segenap rasa,
Dan doa-doa yang selalu menyertai langkah mereka.
Selamat tinggal, wahai desa tercinta,
Terima kasih atas segala pelajaran,
Kami pergi, tapi hati tetap tinggal,
Terikat erat di dalam ruang kenangan.
Baca artikel seputar KKN lainnya dengan mengeklik tautan ini.