Sukses


Contoh Cerita Rakyat Kalimantan Tengah: Hantuen

Bola.com, Jakarta - Cerita rakyat seperti Hantuen mencerminkan cara masyarakat tradisional dalam memahami fenomena kehidupan sehari-hari, termasuk ketakutan terhadap penyakit atau kematian mendadak, terutama pada bayi yang baru lahir.

Di banyak budaya, kisah-kisah tentang makhluk jadi-jadian berfungsi sebagai peringatan atau pengajaran moral bagi masyarakat.

Pada cerita rakyat Hantuen, unsur mistis yang menakutkan ini mungkin juga terkait dengan cara masyarakat menjaga keharmonisan dan keseimbangan dalam lingkungan mereka, serta menjaga bayi dan ibu yang baru melahirkan.

Cerita rakyat tentang Hantuen juga memiliki relevansi dengan berbagai kepercayaan lokal di Indonesia, di mana makhluk mistis sering dikaitkan dengan kejadian alam atau perubahan dalam kehidupan manusia.

Selain itu, kisah Hantuen menyoroti pentingnya budaya lokal dalam menjaga identitas suatu masyarakat. Cerita rakyat, seperti Hantuen, merupakan cara untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan sosial yang dianut oleh masyarakat Dayak.

Dengan mempelajari cerita rakyat ini, kita dapat lebih memahami bagaimana masyarakat Kalimantan Tengah mengaitkan kehidupan sehari-hari mereka dengan dunia spiritual, dan bagaimana cerita rakyat tersebut menjadi sarana untuk memperkuat hubungan antaranggota masyarakat.

Berikut ini cerita rakyat Kalimantan Tengah: Hantuen yang sarat pesan moral, Kamis (5/9/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Cerita Rakyat Kalimantan Tengah: Hantuen

Hantuen adalah makhluk jadi-jadian yang ditakuti oleh penduduk di sepanjang Sungai Kahayan, khususnya oleh suku Dayak Ngaju dan Ot Danum.

Mereka percaya bahwa Hantuen merupakan manusia yang memiliki kemampuan gaib dan bisa berubah menjadi hantu yang mengisap darah bayi baru lahir. Mirip dengan hantu Leak di Bali, Hantuen dipercaya bisa memisahkan kepala dari tubuhnya.

Cerita ini dimulai dari sebuah keluarga di Baras Semayang yang memiliki seorang putri bernama Tapih. Suatu hari, topi kerajinan tangan Tapih hanyut saat ia mandi di Sungai Rungan.

Bersama ayahnya, Tapih menelusuri sungai untuk menemukan topi tersebut. Setelah perjalanan yang panjang, mereka sampai di Desa Sepang Simin, tempat seorang pemuda bernama Antang Taung menemukan topi Tapih.

3 dari 4 halaman

Cerita Rakyat Kalimantan Tengah: Hantuen

Sebagai tanda terima kasih, keluarga Tapih ingin memberi Antang Taung emas, tetapi pemuda itu menolak. Sebaliknya, ia meminta Tapih menjadi istrinya.

Permintaan ini diterima, dan keduanya menikah sesuai adat setempat. Untuk mempermudah mereka berkunjung ke rumah masing-masing, jalan dibuat antara Desa Baras Semayang dan Sepang Simin.

Jalan ini dikenal dengan nama Langkuas dan melibatkan tenaga kerja dari penduduk setempat.

Dalam proses pembangunan jalan, terjadi kejadian aneh. Pekerja sering kehilangan barang-barang, yang ternyata dicuri oleh makhluk jadi-jadian berbentuk landak (angkes).

Ketika tertangkap, makhluk itu berubah menjadi seorang pemuda yang berjanji membantu menyelesaikan pembangunan jalan. Dengan kekuatan gaibnya, pemuda itu berhasil menyelesaikan jalan dalam waktu tiga hari.

4 dari 4 halaman

Cerita Rakyat Kalimantan Tengah: Hantuen

Setelah pernikahan, Tapih hamil dan suatu hari menemukan bayi perempuan di perahu suaminya. Bayi tersebut mereka angkat sebagai anak, dan bayi itu tumbuh cepat menjadi gadis dewasa.

Gadis jelmaan ikan tomang itu akhirnya menikah dengan pemuda jelmaan angkes, anak angkat Tapih dan Antang Taung. Namun, setelah melahirkan anak pertama, bayi mereka meninggal, dan pasangan jelmaan ini ingin melaksanakan upacara kematian "Tiwah".

Ketika mereka hendak menggali kuburan anaknya untuk upacara Tiwah, mereka menemukan tulang belulang hewan, bukan manusia. Lantaran malu, pasangan itu meninggalkan desa dan pindah ke hutan.

Di hutan, mereka beranak pinak dan keturunan mereka dikenal sebagai Hantuen. Banyak dari keturunan Hantuen kemudian berbaur dengan manusia biasa, tetapi mereka tetap dipercaya memiliki kemampuan gaib untuk berubah menjadi Hantuen, makhluk yang mencari bayi dan ibu yang baru melahirkan untuk dihisap darahnya.

Cerita rakyat ini masih hidup di kalangan penduduk Kalimantan Tengah, dan sebagai bukti keberadaan Hantuen, penduduk menunjukkan jalan Langkuas yang diyakini dibangun oleh makhluk jadi-jadian tersebut. Meski demikian, cerita ini dianggap sebagai cerita rakyat semata oleh masyarakat setempat.

 

Dapatkan artikel contoh cerita rakyat berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer