Bola.com, Jakarta - Red Bull membuat keputusan mengejutkan dengan mendepak Liam Lawson hanya dua balapan setelah musim F1 2025 dimulai. Sebagai gantinya, Yuki Tsunoda mendapatkan promosi ke tim utama Red Bull dan berduet dengan Max Verstappen.
Keputusan ini diumumkan setelah Lawson mengalami awal musim yang buruk bersama Red Bull. Kini, ia harus kembali ke Racing Bulls—tim satelit Red Bull—sementara Tsunoda naik ke tim utama.
Advertisement
Tsunoda, yang sebelumnya tidak dipilih sebagai pengganti Sergio Perez pada musim dingin lalu, akhirnya mendapatkan kesempatan debut bersama Red Bull pada Grand Prix Jepang akhir pekan depan, yang juga merupakan balapan kandangnya.
Pebalap asal Jepang berusia 24 tahun ini akan menjadi rekan setim kelima bagi Max Verstappen sejak 2018.
Halftime Show kali ini kedatangan tamu spesial yakni Direktur Utama PSIM dan Manajer PSIM. Dalam perbincangan bersama duo host kami, banyak cerita-cerita inspiratif dan jenaka di podcast kali ini. Seperti apa keseruannya?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pernyataan Resmi Red Bull
Christian Horner, kepala tim Red Bull, menjelaskan bahwa keputusan ini murni didasarkan pada pertimbangan olahraga dan ambisi tim untuk mempertahankan gelar juara dunia pebalap serta merebut kembali gelar konstruktor.
"Sulit melihat Liam berjuang dengan RB21 dalam dua balapan pertama, dan sebagai hasilnya, kami secara kolektif memutuskan untuk melakukan perubahan lebih awal," ujar Horner dalam pernyataan resmi tim.
"Kami tahu masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dengan RB21, dan pengalaman Yuki akan sangat membantu dalam pengembangan mobil ini. Kami menyambutnya di tim dan menantikan penampilannya di balik kemudi RB21."
Ia juga menambahkan bahwa keputusan ini diambil untuk melindungi serta mengembangkan Lawson dalam lingkungan yang lebih familier, yaitu Racing Bulls.
Advertisement
Apa yang Salah dengan Liam Lawson?
Keputusan Red Bull untuk lebih memilih Lawson ketimbang Tsunoda sebagai pengganti Sergio Perez sempat menjadi perdebatan. Dengan hanya 11 balapan F1 di Racing Bulls dalam dua tahun terakhir, banyak yang mempertanyakan kesiapan Lawson untuk naik ke tim utama.
Sayangnya, debut Lawson bersama Red Bull berjalan jauh dari harapan. Ia kesulitan beradaptasi dengan karakteristik RB21 yang dikenal rumit dikendalikan.
Sementara Verstappen telah mengumpulkan 36 poin dan menempati posisi kedua di klasemen kejuaraan dunia, Lawson gagal mencetak satu pun poin dalam dua balapan dan satu sprint race yang telah berlangsung.
Momen Buruk
Beberapa momen buruk yang dialami Lawson:
- Grand Prix Australia (Debut) – Terjatuh dalam kondisi hujan.
- Grand Prix China – Hanya finis di posisi ke-12 setelah tiga pebalap di depannya didiskualifikasi.
- Kualifikasi – Selalu tersingkir di sesi pertama dalam tiga balapan berturut-turut, bahkan menjadi yang paling lambat di sprint race dan balapan utama di China.
Serangkaian hasil buruk ini membuat Red Bull mengambil langkah cepat dengan mengganti Lawson dengan Tsunoda.
Advertisement
Red Bull dan Tradisi Keputusan Kontroversial
Red Bull dikenal sebagai tim yang tidak segan mengambil keputusan ekstrem terhadap para pebalapnya. Namun, mendepak seorang pebalap hanya dalam dua balapan adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan bagi tim yang terkenal akan kebijakan tegasnya.
Kini, Lawson harus kembali ke Racing Bulls untuk berduet dengan pebalap rookie asal Prancis, Isack Hadjar. Sementara itu, Tsunoda akan menghadapi tantangan besar bersama Red Bull, dari Grand Prix Jepang mendatang.
Sumber: Crash