Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia sukses mengalahkan Kamboja 2-0 dalam duel uji coba yang digelar di Phnom Penh Olympic Stadium, Kamis (8/5/2017). Tim Merah-Putih tidak dalam posisi menguasai pertandingan, namun sejumlah keputusan cerdik diambil Luis Milla membawa dampak positif .
Gol kemenangan Tim Merah-Putih dicetak Irfan Bachdim pada menit 25 serta Gian Zola pada masa injury time (95').
Timnas Indonesia memainkan skema 4-3-3. Sementara itu, tuan rumah Kamboja tampil dengan patron tradisional, 4-4-2.
Advertisement
Baca Juga
Kamboja yang bertindak sebagai tuan rumah lebih memegang kendali permainan. Mereka amat terobsesi mencetak sejarah mengalahkan pertama kali Indonesia.
Timnas Indonesia yang diperkuat mayoritas pemain seleksi SEA Games 2017 permainannya terlibat belum solid. Kerja sama antarpemain belum berjalan mulus.
Beruntung Luis Milla memboyong lima pemain senior dalam skuat Tim Merah-Putih. Kehadiran Kurnia Meiga (kiper), Fachrudin Aryanto (bek), Adam Alis, Bayu Pradana (gelandang), dan Irfan Bachdim (penyerang) cukup efektif meredam agresivitas permainan tim asuhan Leonardo Vitorino.
Bola.com mencatat ada beberapa strategi krusial yang digeber Luis Milla yang cukup efektif membantu Timnas Indonesia memenangi pertandingan kontra Kamboja. Apa-apa saja?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Irfan Bachdim Sebagai Sayap
 1. Irfan Bachdim Sebagai Sayap
Komposisi lini depan Timnas Indonesia saat menjajal Kamboja agak unik. Secara mengejutkan Luis Milla memainkan Irfan Bachdim sebagai penyerang sayap kiri, bukan penyerang tengah.
Posisi target man dipegang bomber Persipura Jayapura, Marinus Manewar. Sepanjang membela Timnas Indonesia sejak 2010, Irfan lebih sering dimainkan sebagai penyerang tengah atau gelandang serang.
Sejatinya Irfan pernah bermain sebagai penyerang sayap saat berkarier di level junior bersama Akademi Ajax Amsterdam serta FC Utrecht.
Ia memang tak memiliki kecepatan seperti kebanyakan winger, tapi pemain kelahiran 11 Agustus 1988 tersebut dikenal sebagai pemain yang berani memegang bola.
Gol pertama Timnas Indonesia yang dicetak Irfan buat keberaniannya melakukan akselerasi di area kotak penalti Kamboja. Ia terlihat tidak panik saat kiper Kamboja, SouYatymencoba menghalau pergerakannya.
Kehadiran Irfan menarik perhatian bek-bek Kamboja. Sehingga ada celah kosong di tengah yang bisa membuat Marinus melakukan penetrasi ke area kotak penalti.
Advertisement
Trio Penyerang Sayap
2. Trio Penyerang Sayap
Saat melihat kreasi serangan Timnas Indonesia mati angin pada babak kedua, LuisMilla dengan berani menarik Irfan Bachdim untuk digantikan winger murni, Yabes Roni. Di sisi lain, ia juga menggantikan Marinus Manewar dengan Septian David Maulana.
Jadilah Tim Merah-Putih bermain dengan trio penyerang sayap. Dampaknya langsung berasa. Kombinasi tiga pemain cepat membuat sisi permainan ofensif timnas lebih berkembang.
Dalam waktu empat menit, Yabes dan Septian menciptakan empat peluang emas yang membahayakan gawang Kamboja. Selama 15 menit akhir pertandingan pola serangan balik Timnas Indonesia berjalan efektif.
Lini belakang Kamboja sering keteteran mengantisipasi agresivitas para winger kita, yang berani melakukan tusukan ke area kotak penalti lawan.
Jangkar Pelapis Pertahanan
3. Jangkar Pelapis Pertahanan
Trio lini tengah Timnas Indonesia seringkali terlihat keteteran menghadapi agresivitas gelandang dan penyerang Kamboja. Luis Milla yang khawatir Kamboja bisa menyamakan skor 1-1, kemudian menarik gelandang jangkar Hargianto untuk menggantikannya dengan Hanif Sjahbandi.
Kehadiran Hanif membuat lini tengah Tim Garuda lebih stabil. Berduet dengan Bayu Pradana ia jadi pemain yang agresif menghalau serangan lawan.
Di sisi lain, Adam Alis jadi lebih fokus membantu serangan, tanpa perlu merasa khawatir serbuan serangan lawan. Permainan lini kedua kian solid dengan masuknya Gian Zola.
Gelandang serang Persib Bandung yang menggantikan Adam Alis cedera, jadi rantai penghubung skema serangan balik timnas. Berkolaborasi dengan Bayu Pradana, Gian Zola menambah pundi-pundi gol Tim Merah-Putih di masa injury time babak kedua.
Advertisement
Fachrudin Tembok Tangguh
4. Fachrudin Tembok Tangguh
Keputusan Luis Milla memboyong Fachrudin Aryanto terbukti tepat. Lini belakang Timnas Indonesia terlihat tangguh, sulit diobrak-abrik oleh penyerang Kamboja.
Fachrudin jadi sosok pemimpin di poros belakang. Ia aktif mengomandoi tiga bek lainnya untuk menjaga kompaksitas lini pertahanan.
Duetnya bersama Bagas Adi membuat skema serangan Kamboja terlihat mati kutu. Mereka sulit masuk area kotak penalti Timnas Indonesia.
Pujian layak diberikan pada bek sayap kiri, Ricky Fajrin. Pemain belia asal Bali United yang satu ini terlihat amat tenang menghadapi serangan bertubi-tubi yang digeber para winger Kamboja.