Bola.com, Jakarta - Pasukan Timnas Indonesia bakal menjamu Puerto Rico di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa (13/6/2017). Duel uji coba ini bakal dimaksimalkan benar oleh pelatih Tim Merah-Putih, Luis Milla, untuk mengukur perkembangan anak asuhnya.
Pelatih asal Spanyol tersebut menampilkan mayoritas pemain Timnas Indonesia U-22 dalam skuat Tim Garuda Senior.
Advertisement
Baca Juga
Harapannya para pemain belia matang jam terbang, dengan melakoni duel uji coba internasional bermutu, sebelum nantinya tampil di SEA Games 2017 yang dihelat di Malaysia medio Agustus mendatang.
Milla juga menyelipkan lima pemain senior dalam komposisi pemain Timnas Indonesia yang akan menghadapi Puerto Rico.
Terlepas kalau pertandingan ini digunakan buat pematangan persiapan SEA Games, mantan pelatih Spanyol U-21 tetap berupaya menjaga reputasi Indonesia di persaingan sepak bola internasional.
Jika Timnas Indonesia menuai hasil negatif, efek langsungnya adalah penurunan ranking FIFA. Hal ini tidak diinginkan oleh PSSI.
Luis Milla berharap anak-asuhnya bisa mendulang kemenangan dalam duel ini. Ia ingin memuaskan publik sepak bola Tanah Air, yang masih dilanda euforia sukses Timnas Indonesia menembus final Piala AFF 2016.
Berkaca dari pertandingan sebelumnya melawan Kamboja, Milla dipastikan bakal mengusung patron permainan 4-3-3 yang menjadi kegemarannya. Hanya kali ini permainan Tim Merah-Putih yang bertindak sebagai tuan tumah diyakini akan lebih ofensif.
Saat menjajal Kamboja, timnas bermain cenderung bertahan dengan memaksimalkan serangan balik. Style bermain ini mendapat banyak kritikan mengingat lawan yang dihadapi terhitung negara papan bawah persaingan Asia Tenggara.
Ada sejumlah pemain Timnas Indonesia yang bakal jadi andalan Luis Milla. Mayoritas di antara mereka tampil di laga uji coba sebelumnya dan bermain dengan rapor bagus. Siapa-siapa saja dan simak analisis Bola.com soal kelebihan pemain-pemain tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ricky Fajrin
1. Ricky Fajrin
Saat Timnas Indonesia beruji coba melawan Kamboja, tim asuhan Luis Milla sepanjang laga mendapat tekanan dari lawan yang berstatus sebagai tuan rumah. Terutama pada paruh kedua setelah negara penganut faham sosialis tersebut tertinggal 0-1.
Serangan Kamboja banyak berasal dari sektor sayap. Performa Ricky Fajrin di sisi kiri pertahanan Timnas Indonesia menuai pujian dari banyak pengamat.
Pemain muda yang berkiprah di klub Bali United ini sulit ditembus. Ia kerap mementahkan aksi pergerakan sayap-sayap ganas Kamboja.
Tak hanya kuat saat bertahan, Ricky juga jadi bek sayap yang aktif naik ke depan. Akselerasinya kerapkali membuat pertahanan Kamboja kocar-kacir.
Ricky Fajrin pemain yang disiplin. Saat naik meninggalkan pos utamanya sebagai bek sayap, dan kemudian pergerakannya dimatikan pemain lawan, pemain kelahiran 6 September 1995 itu tanpa banyak cingcong langsung kembali turun ke sektor belakang.
Bermodal staminanya prima ditambah visi membaca permainan yang oke membuat Ricky Fajrin berpotensi jadi pelanggan inti di Timnas Indonesia U-22 racikan Luis Milla.
Advertisement
Stefano Lilipaly
2. Stefano Lilipaly
Saat uji coba Timnas Indonesia kontra Kamboja, Stefano Lilipaly absen karena istrinya tengah bersiap menjalani proses persalinan. Luis Milla tidak langsung mencoret sang gelandang serang.
Ia sadar Tim Merah-Putih butuh pemain kreatif di sektor tengah. Lilipaly sukses memainkan peran itu di Piala AFF 2016. Ia jadi pelayan bagi para penyerang timnas lewat umpan-umpan terukurnya.
Stefano Lilipaly tampil berkilau di pentas Piala AFF 2016. Ia jadi pemain paling produktif di Tim Merah-Putih bareng Boaz Solossa dengan koleksi tiga gol.
Pemain naturalisasi asal Belanda tersebut dikenal serbabisa. Ia bisa bermain sama bagus sebagai gelandang serang, bek sayap, hingga penyerang sayap.
Pulang ke Belanda, nilai jual pemain kelahiran 10 Januari 1990 itu langsung meroket. Klub kompetisi kasta kedua, Cambuur, memboyongnya dari Telstar.
Di klub baru Lilipaly on-fire. Tampil sebanyak 1.045 menit ia menyumbang delapan gol dengan posisi main sebagai bek sayap.
Ia jadi pemain nomor empat paling produktif di tim, setelah Sergio van de Streek (22 gol), Martijn Marto (13 gol), Eric Bakker (10 gol). Istimewanya Lilipaly baru bergabung di tim pada paruh kedua kompetisi. Cambuur bertengger di posisi tiga besar Eerste Divisie Belanda (Divisi 2).
Hadirnya Stefano diyakini bakal membuat lini depan Tim Garuda lebih tajam. Para penyerang bakal dimanjakan dengan umpan-umpan tepat sasaran yang dihasilkan pemain berdarah Ambon tersebut.
Febri Haryadi
3. Febri Haryadi
Febri Haryadi menjadi pemain Timnas Indonesia yang seringkali merepotkan pertahanan Kamboja. Pergerakannya di sektor sayap kanan amat mobil.
Pemain muda binaan Akademi Persib Bandung punya kelebihan dari sisi kecepatan plus ditambah keberanian melakukan tusukan ke area kotak penalti lawan.
Walau tubuhnya terhitung mungil, Febri sulit dihentikan saat mendapat ruang kosong di sektor sayap. Pemain kelahiran 19 Februari 1996 tersebut juga sering menghadirkan crossing-crossing berbahaya di sudut-sudut sulit dekat gawang lawan.
Pergerakan Febri kerapkali menguntungkan Timnas Indonesia. Ia jadi objek pemain yang dilanggar bek-bek kubu lawan.
Luis Milla agaknya berharap Febri jadi pemain penarik perhatian saat Tim Merah-Putih bersua Puerto Rico.
Saat pemain poros belakang tim tamu fokus mematikan posisi Febri, pemain-pemain lain di sektor depan bebas dari kawalan dan kemudian mendapat peluang emas yang bisa dikonversikan menjadi gol.
Advertisement
Irfan Bachdim
4. Irfan Bachdim
Kehadiran Irfan Bachdim di skuat Timnas Indonesia menjadi solusi ketiadaan penyerang tajam yang konsisten mencetak gol. Irfan menyumbang sebiji gol saat uji coba Tim Merah-Putih kontra Kamboja yang berkesudahan 2-0.
Irfan yang dididik di Akademi Ajax Amsterdam pemain serba bisa. Ia bisa dimainkan sebagai target man, second striker, atau penyerang sayap. Di tiap posisi ia bermain produktivitasnya tak luntur.
Komposisi lini depan Timnas Indonesia saat menjajal Kamboja agak unik. Luis Milla memainkan Irfan Bachdim sebagai penyerang sayap kiri, bukan penyerang tengah.
Posisi target man dipegang bomber Persipura Jayapura, Marinus Manewar. Sepanjang membela Timnas Indonesia sejak 2010, Irfan lebih sering dimainkan sebagai penyerang tengah atau gelandang serang.
Sejatinya Irfan pernah bermain sebagai penyerang sayap saat berkarier di level junior bersama Akademi Ajax Amsterdam serta FC Utrecht.
Ia memang tak memiliki kecepatan seperti kebanyakan winger, tapi pemain kelahiran 11 Agustus 1988 tersebut dikenal sebagai pemain yang berani memegang bola.
Gol pertama Timnas Indonesia yang dicetak Irfan buat keberaniannya melakukan akselerasi di area kotak penalti Kamboja. Ia terlihat tidak panik saat kiper Kamboja, Sou Yaty mencoba menghalau pergerakannya.
Kehadiran Irfan di posisi winger menarik perhatian bek-bek Kamboja. Sehingga ada celah kosong di tengah yang bisa membuat Marinus melakukan penetrasi ke area kotak penalti.
Amat mungkin Irfan bermain di posisi sama atau didorong sebagai target man saat Timnas Indonesia berhadapan dengan Puerto Rico. Harapan utamanya tentu agar lini depan Tim Garuda tampil lebih menyengat.