Bola.com, Jakarta - Sosok striker Timnas Indonesia U-22 yang satu ini mungkin tidak terlihat ketika Anda menyaksikan laga Kualifikasi Piala Asia U-23 2018 di Thailand. Namun, Ahmad Nur Hardianto adalah salah satu pemain yang sangat diharapkan Pelatih Timnas Indonesia U-22, Luis Milla, karena ambisinya yang besar dalam mencapai puncak performa.
Ahmad Nur Hardianto merupakan seorang striker yang saat ini tercatat sebagai salah satu pemain Persela Lamongan. Penampilannya yang menawan bersama Laskar Joko Tingkir saat pergelaran Piala Presiden 2017 membuat tim pelatih Timnas Indonesia U-22 yang saat itu diwakili oleh asisten pelatih Bima Sakti merasa menemukan salah satu striker yang diinginkannya.
Dua gol yang dicetak Nur Hardianto ke gawang PSM Makassar membuat Tim Laskar Jaka Tingkir meraih satu-satunya kemenangan yang mereka raih di Grup 3 Piala Presiden 2017.
Penampilan cemerlang itu membuat Ahmad Nur Hardianto, bersama Saddil Ramdani, menjadi dua pemain Persela yang terus mendapatkan panggilan untuk mengikuti seleksi Tim Garuda Muda.
Advertisement
Baca Juga
Luis Milla pun melihat dengan jelas kualitas Ahmad Nur Hardianto sehingga menjadikannya striker tunggal dalam pertandingan uji coba internasional pertama yang dijalani Timnas Indonesia U-22 di bawah asuhannya. Saat itu, Timnas Indonesia U-22 kalah dari Myanmar dengan skor 1-3. Satu-satunya gol Timnas U-22 dicetak oleh Nur Hardianto.
Namun, drama perjuangan bomber kelahiran 8 Maret 1995 itu dimulai setelah tim asuhan Luis Milla melakukan uji coba kontra Persija Jakarta pada 5 April 2017. Pemain yang akrab disapa Dian itu mengalami cedera usai membela Tim Garuda Muda saat itu.
Cedera yang dialami oleh striker Timnas Indonesia U-22 itu tidak main-main. Dokter Timnas Indonesia U-22, Syarief Alwi, sempat menceritakan kepada Bola.com mengenai perjuangan Nur Hardianto setelah divonis cedera.
Dokter yang akrab disapa Papi itu mengungkapkan bahwa Nur Hardianto diketahui mengalami Extremitas Inferior Dextra and Sinestra, atau cedera otot di pangkal paha kanan dan kiri, serta kelemahan pada otot lower abdomen.
Papi menyebut Nur Hardianto hampir saja mengalami kelumpuhan karena cedera tersebut mengingat ada robek pada pangkal paha musculus adductor kiri dan kanan.
"Ia amat mungkin mengalami kelumpuhan jika cederanya tidak ditangani dengan baik," cerita Syarief Alwi kepada Bola.com.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mental Ambruk
Nur Hardianto pun menakui dirinya sempat terpukul keras dengan cedera yang dialaminya itu. Namun, karena kepercayaan yang diberikan Luis Milla yang ingin menunggunya dan memintanya tetap bersama tim membangkitkan semangat besar di dalam diri Dian untuk bisa pulih.
"Awalnya saya sempat putus asa. Awalnya saya pasrah dengan apa pun keputusan yang akan diambil oleh pelatih," ujar Nur Hardianto saat ditemui Bola.com.
"Namun, ketika pelatih memberikan kepercayaan kepada saya, tentu saya termotivasi untuk memperlihatkan yang terbaik kepadanya dan membayar kepercayaannya itu," lanjutnya.
Diakui oleh Syarief Alwi, Luis Milla memang jeli melihat permasalahan yang dialami oleh Dian. Melihat semangat pemainnya itu, Luis Milla pun meminta PSSI mendatangkan seorang pelatih kebugaran bernama Florent Motta untuk mempercepat pengembalian kondisi fisik pemain setelah cedera.
Papi pun menaruh kekaguman terhadap Ahmad Nur Hardianto yang dianggapnya memiliki semangat juang yang tinggi untuk bisa pulih dan tetap bersama Timnas Indonesia U-22. Dian pun mengakui bahwa kedatangan Florent Motta menjadi salah satu faktor yang membuatnya punya semangat juang untuk pulih.
"Sejak awal mengalami cedera saya punya keinginan untuk bisa segera pulih. Kedatangan Coach Flo membuat saya semakin semangat untuk berlatih. Program latihan yang diberikannya sangat bagus. Meski kadang latihannya terasa berat, saya senang menjalaninya," ujarnya.
Bisa pulih begitu cepat dari cedera yang hampir saja membuatnya lumpuh, Dian pun merasa bahagia bisa kembali menyepak bola bersama teman-temannya. Ahmad Nur Hardianto pun bisa tetap terbang bersama Timnas Indonesia U-22 mengikuti Kualifikasi Piala Asia U-23 2018 di Thailand meski pada akhirnya tak sekalipun ia tampil dalam tiga perandingan yang dijalani Tim Garuda Muda.
Advertisement
Mimpi Bersama Timnas Indonesia
Banyak yang mempertanyakan keputusan Luis Milla tetap mendaftarkan Ahmad Nur Hardianto dalam 23 pemain untuk Kualifikasi Piala Asia U-23 2018. Belum lagi ketika striker Persela Lamongan itu pada akhirnya tidak sekali pun bermain dalam tiga pertandingan yang dijalani Garuda Muda.
Namun, Luis Milla punya keyakinan bahwa sang striker bisa pulih 100 persen, dengan penanganan medis yang tepat. Sang mentor memiliki keyakinan Nur Hardianto adalah pemain yang dibutuhkannya Tim Merah-Putih saat berlaga SEA Games 2017 dengan beban target medali emas.
Bukan rahasia lagi beberapa tahun terakhir Timnas Indonesia selalu kesulitan mencari penyerang yang kontinu memproduksi gol. Mila yakin Nur bisa jadi penyerang ganas di Tim Garuda Muda.
Nur Hardianto pun mengakui sempat tidak percaya dirinya begitu dipercaya untuk terus bersama Timnas Indonesia U-22 meski kondisinya sering kali tidak optimal. Namun, kepercayaan yang diberikan Luis Milla itu membuatnya semakin terpacu untuk bisa membuktikan Luis Milla tidak salah pilih.
"Awalnya saya tidak percaya dengan apa yang saya alami. Ada perasaan bahwa masih banyak pemain lain yang bisa dipanggil dan memiliki pengalaman lebih baik. Namun, itu semua yang akhirnya membuat saya berusaha keras untuk memperlihatkan dan memberikan yang terbaik bagi tim ini," ujar pemain dengan postur 176 cm itu.
Perjuangan yang gigih untuk bisa membuktikan diri setelah bangkit dari cedera memang selaras dengan tekad Nur Hardianto dalam karier sepak bolanya. Menurutnya, kesempatan untuk membela Indonesia di kancah internasional merupakan sebuah kebanggaan yang tak boleh dilepaskan begitu saja.
"Saya ingin Timnas Indonesia benar-benar menjadi kebanggaan masyarakat. Dengan memperkuat Timnas Indonesia, artinya saya bisa membela negara saya. Tentu saya merasa sangat bangga bisa membela negaramelalui sesuatu yang saya cintai," ujar Nur Hardianto
Tekad kuat yang dimiliki sang bomber bersama Timnas Indonesia pun masih dikejarnya saat ini, di mana medali emas SEA Games 2017 adalah sesuatu yang ditatapnya saat ini. Setelah itu, mimpi terbesar bersama Tim Merah-Putih pun ingin terus dikejarnya selama masih mampu menendang bola di lapangan.
"Kami harus optimistis membawa Indonesia menjadi juara di SEA Games. Semoga itu bisa terwujud karena saya sadar kami hanya bisa berusaha keras dan Tuhan yang akan menentukan hasilnya. Semoga saya bisa membawa Timnas Indonesia menjadi lebih baik lagi dan semoga suatu saat nanti saya dan Timnas Indonesia bisa bermain di Piala Dunia," harapnya dengan rona wajah penuh optimisme.