Bola.com, Jakarta - Nama Greysia Polii sudah tidak asing lagi di dunia bulutangkis Indonesia. Ia adalah pebulutangkis yang menjadi andalan Indonesia di nomor ganda putri. Catatan terbaiknya di ajang multievent adalah meraih medali emas Asian Games 2014. Kini target emas SEA Games 2017 dibidik bersama pasangan baru, Apriani Rahayu.
Greysia belum lama dipasangkan dengan Apriani, yang usianya terpaut 10 tahun lebih muda. Keduanya bisa langsung kompak dan berhasil meraih gelar juara di Thailand Terbuka 2017 yang digelar pada Juni 2017.
Kekompakan tersebut tidak lepas dari kematangan Greysia sebagai pebulutangkis senior yang bisa mengarahkan Apriani. Bagi Greysia yang sudah sering berganti-ganti rekan duet, mengarahkan partner baru bukan hal yang asing.
Advertisement
Baca Juga
Greysia tercatat pernah berpasangan dengan Heni Budiman, Jo Novita, Vita Marissa, Nitya Krishinda Maheswari, dan Meiliana Jauhari di ganda putri. Dia juga sempat berpasangan dengan Tontowi Ahmad dan Muhammad Rijal saat dicoba turun pada nomor ganda campuran.
Sederet prestasi diraih Greysia dengan pasangan berbeda. Gelar juara Kejurnas Bulutangkis 2003 direngkuhnya bersama Heni Budiman, kemudian gelar juara Filipina Terbuka 2007 dan Kejurnas 2007 menjadi miliknya bersama Jo Novita.
Bersama Nitya Krishinda, Greysia menjadi kampiun Thailand Terbuka 2013 dan menyabet medali emas Asian Games 2014. Kemudian juga ada gelar juara Kejurnas 2009 bersama Meiliana Jauhari di ganda putri dan bersama Tontowi Ahmad pada ganda campuran.
Di SEA Games, prestasi terbaik Greysia adalah melaju ke babak final. Namun, dia belum pernah menggenggam medali emas. Bersama Jo Novita, Greysia meraih medali perak SEA Games 2005 dan 2007. Sementara medali perak 2013 direngkuh bersama Nitya.
Datang ke SEA Games 2017 bersama pasangan baru, Greysia Polii menargetkan prestasi lebih baik dibanding edisi-edisi sebelumnya. Greysia mengklaim status underdog bukan halangan untuk menciptakan kejutan di Malaysia.
"Target pribadi saya ingin lebih dari medali perak. Namun, saya tidak ingin berpikir terlalu jauh. Hanya saja target itu selalu ada di dalam dalam pikiran saya," ujar pebulutangkis berusia 29 tahun itu kepada Bola.com.
"Berpikir positif untuk tetap optimistis sudah pasti, tapi saya tidak ingin hal itu menjadi sebuah bumerang bagi kami. Saya berpikir kami datang dan ingin bermain di sana dengan pemikiran nothing to lose dan menganggap diri sebagai underdog. Semoga saya bisa meraih hasil maksimal bersama pasangan baru," lanjut Greysia Polii.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tantangan Baru
Greysia Polii tak lagi bersama Nitya Krishinda Maheswari pada SEA Games kali, tapi Apriani. Greysia pun membeberkan tantangan yang dihadapinya setiap kali berganti pasangan.
"Memang sebagai pebulutangkis ganda itu kendala pasti ada, karena kami harus beradaptasi dengan pasangan baru. Tentu harus ada penyesuaian dengan partner baru. Namun, sebagai atlet profesional, tentu saya harus bisa membawa diri lebih baik agar bisa cepat menyesuaikan diri dengan pasangan baru terutama karena Apri masih muda dan memiliki api yang sangat bersemangat," ungkap Greysia.
"Kesulitan pasti ada, kendala pasti ada. Mengapa? Karena setiap pribadi berbeda. Semua orang punya keunikan dan kelebihan masing-masing. Saya hanya ingin membawa diri lebih baik ke dalam diri pasangan, sehingga mereka merasa nyaman saat bermain dengan saya. Saat itu, saya juga bisa melihat karakter pasangan dan dalam perjalanan waktu saling mengenal, otomatis ada sifat-sifat yang lebih dalam yang akan kita tahu dan pahami," lanjutnya.
Greysia melihat Apriani sebagai sosok atlet muda yang memiliki semangat besar dan totalitas. Namun, justru tugasnya cukup besar di sana. Greysia mengklaim harus bisa mengarahkan juniornya itu supaya bisa memiliki mentalitas juara.
"Semangat besar dan totalitas dimilikinya, tapi tetap saya harus bisa mengarahkan agar semua lebih positif dan agar ia tidak cepat puas setelah menjadi juara. Satu hal yang pasti, ketika sudah di lapangan, dia bukan lagi junior saya, dia adalah partner saya yang berjuang bersama untuk mencari poin dan menjadi juara," tegasnya.
Advertisement
Mimpi Besar
Sejak pertama kali bermain di level internasional saat bergabung bersama Tim Uber Indonesia 2004, Greysia sudah enam kali berganti pasangan pada nomor ganda putri. Seiring perjalanannya di dunia bulutangkis Indonesia, Greysia Polii menancapkan mimpi bisa membesarkan ganda putri Indonesia agar bisa menjadi andalan di level internasional, seperti halnya ganda putra dan ganda campuran.
Greysia merasa setiap kali meraih gelar juara asa membangun ganda putri bulutangkis Indonesia selalu muncul.
"Saya bersyukur Tuhan memberikan kesempatan kepada saya dan Nitya untuk merasakan gelar-gelar juara. Perasaan luar biasa senang setiap kali pencapaian terbesar bisa diraih. Itu adalah mimpi saya, mimpi dari Indonesia, dari pelatih, dan dari nomor ganda putri.," ujar Greysia.
"Saya memiliki hati untuk membangun ganda putri Indonesia, jadi hidup saya ini untuk ganda putri Indonesia. Kami belum memiliki sesuatu yang signifikan dalam sejarah ganda putri. Jadi saya memiliki tekad untuk melakukan sesuatu yang besar untuk ganda putri," lanjutnya.
Perjalanan untuk membesarkan ganda putri Indonesia itu masih sangat panjang bagi Greysia Polii.
"Masih banyak yang belum saya raih. Masih ada Olimpiade, Kejuaraan Dunia, All England, jadi memang belum komplet. Namun, di dalam bulutangkis, saya terus menghidupkan impian untuk bisa meraih yang lebih besar lagi. Jika Tuhan masih bisa kasih kesempatan, saya akan kejar itu semua semaksimal mungkin," ujar Greysia.
Mimpi Greysia Polii untuk membesarkan ganda putri Indonesia itu sebenarnya juga sudah diungkapkan oleh salah satu pembina bulu tangkis di PBSI, Susy Susanti. Peraih medali emas tunggal putri Olimpiade 1992 itu berharap ganda putri Indonesia bisa memberikan kejutan di SEA Games 2017.