Sukses


    Ahmad Zigi Zaresta, Medali Emas, dan Inspirasi Lagu Bob Marley

    Bola.com, Jakarta - Ahmad Zigi Zaresta tak setengah-setengah menggeluti dunia karate. Berderet prestasi yang telah diraih tak membuatnya cepat puas. Menurut Zigi, tantangan ke depan masih terhampar sangat luas dan terjal.

    Kiprah Zigi bakal memasuki babak baru setelah terpilih mewakili Indonesia pada ajang SEA Games 2017, di Kuala Lumpur, 19-30 Agustus 2017. Gairah dan antusiasme terpampang di wajahnya saat mengurai persiapan menghadapi event penting tersebut. Zigi tak berkecil hati atau takut menyambut pertandingan debutnya. Bahkan, atlet asal Lombok, NTB tersebut terlecut ingin membuktikan diri.

    "Di antara lawan-lawan yang akan saya hadapi pada SEA Games 2017 nanti, mungkin saya yang paling kecil. Juara bertahannya sudah berusia 26 tahun, sedangkan atlet-atlet lain rata-rata sudah berusia 25 tahun. Saya baru 19 tahun," kata Zigi saat memetakan persaingan di SEA Games 2017, dalam perbincangan dengan Bola.com, di The Belezza, Jakarta, pada 1 Agustus.

    "Mungkin saya paling kecil, tapi saya tak minder. Rileks saja," imbuh karateka yang hobi nonton film pada saat senggang tersebut.

    Pengalaman Zigi di SEA Games tak sekaya lawan-lawannya, terutama juara bertahan asal Malaysia, Lim Chee Wei. Bukan hanya juara SEA Games, Lim juga menyabet medali emas di Asian Games. Kemampuan karateka andalan Malaysia itu bisa dibilang di atas rata-rata. Dia unggul dalam kecepatan serta memiliki teknik tinggi.

    Impian Zigi menyabet medali emas seperti menghadapi jalan terjal dengan kehadiran sosok Lim. Tapi, penyuka film bergenre laga tersebut pantang kalah sebelum bertanding. Zigi melihat ada kans mengalahkan Lim di nomor kata yang diikutinya.

    "Target saya memang final. Tapi, kans kalahkan dia insya Allah ada. Saya pernah ketemu dia di Malaysia pada 2016, dan bisa menang dengan skor 3-2," tegas Ahmad Zigi Zaresta.

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 3 halaman

    Tempaan Keras Orang Tua

    Hidup dan tempaan keras kedua orang tua, terutama sang ayah, membentuknya menjadi sosok yang tak mudah menyerah. Sang ayah, Yuda Madi, sepenuh hati mendampingi sang anak meniti karier dari bawah.

    Dia selalu bersemangat memboncengkan sang anak dengan sepeda onthel miliknya supaya jadwal latihan tak terbengkalai. Sang ayah pula yang menyarankan Zigi memilih nomor Kata ketimbang Kumite demi menghindari cedera di lapangan pertandingan.

    Bahkan, sang ayah pernah membuat keputusan ekstrem saat Zigi hampir naik ke kelas VI SD. Zigi diminta berhenti sekolah selama setahun.

    "Saya mulai latihan karate sejak kelas II, awalnya cuma biar kegiatan saja. Dua tahun latihan mulai bosan. Tapi Bapak tidak memperbolehkan saya berhenti. Pas di kelas 3 saya mulai ikut Porseni (Pekan Olahraga dan Seni) dan dapat perunggu. Pada 2008 ikut O2SN dan kalah," kenang Zigi.

    Demi mengincar medali emas di ajang nasional pada tahun berikutnya Zigi diminta tinggal kelas oleh sang bapak. Tapi, rencana itu ditentang kepala sekolah SD Patlingsar tempat Zigi menuntut ilmu. Saat itulah, Zigi berhenti setahun dari sekolah.

    Selama setahun Zigi benar-benat fokus mengasah skill karatenya. Dia konsisten berlatih sehari dua kali, tetap didampingi sang ayah yang selalu memberi dukungan penuh. Langkah ekstrem tersebut ternyata berpengaruh besar dalam mendongkrak performa Zigi. Setelah lulus SD pada 2010, karier Zigi perlahan menanjak.

    "Tahun 2010 ikut Kejurnas Inkai tembus perak. Kemudian pada tahun yang sama ikut Piala Mendagri dapat emas, kemudian tahun berikutnya dapat emas lagi. Pada Piala Mendagri 2013 juga dapat emas, kemudian berangkat Kejuaraan Dunia ke Spanyol, bisa menempati peringkat kelima," urai Zigi.

    Karateka Indonesia, Ahmad Zigi Zaresta naik podium dan mengumandangkan Indonesia Raya usai meraih juara nomor Junior Kata pada Kejuaraan Dunia Karate Junior, Cadet dan U-21, di ICE, BSD, Tangerang, Kamis (12/11/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

    Zigi kembali menarik perhatian setelah merebut emas pada Kejuaraan Dunia Katate Junior, Cadet, dan U-21 di Tangerang, pada 2015. Pada final Kata Junior, Zigi mengalahkan karateka Spanyol, Xavier Pereda Elourduy dengan skor tipis 3-2.

    Dua tahun berselang, Zigi meraih medali perak, kali ini pada Kejuaraan Asia senior di Kazakhstan, Juli 2017. Medali itulah yang menjadi modal Zigi menyambut SEA Games 2017. Namun, bagi Zigi hasil pada Kejuaraan Dunia Junior dan Asia baru awal dari perjalanan panjangnya di dunia karate.

    3 dari 3 halaman

    Lagu Bob Marley

    Beruntung Zigi punya orang tua yang tak pernah lelah memberi dukungan. Saat Zigi terpuruk, pasangan Yuda Madi dan Hustiana, selalu memberi suntikan motivasi.

    "Jika saya kalah dalam pertandingan, ayah bilang supaya saya jangan pernah putus asa. Beliau bilang 'ingat apa tujuanmu, ingat kamu dulu sempat berhenti sekolah buat apa''. Katanya dulu saya berhenti sekolah supaya lebih kuat dan bisa menang di karate," beber karateka kelahiran 14 Januari 1998 tersebut.

    "Bapak juga selalu berpesan, supaya saya jangan lupa sama bapak dan mamak saat bertanding."

    Selain mengingat pesan orangtua sebagai pelecut motivasi, Zigi juga terinspirasi dengan lagu Three Little Birds milik Bob Marley. Lagu tersebut kerap menemani dan dinyanyikannya menjelang pertandingan. Tentu saja, lagu tersebut juga bakal menemani Zigi menghadapi pertarungan di SEA Games 2017.

    Lagu Bob Marley tersebut berkisah tentang ajakan untuk santai sejenak dan berpikir positif menghadapi apapun. Menurut salah satu versi, Bob Marley terinspirasi menulis lagu tersebut setelah mengamati tiga burung kenari yang datang ke jendela rumahnya.

    "Saat menyanyikan lagu itu saya merasa seperti membuka jendela dan melihat sesuatu yang indah. Harapannya pas bertanding juga seperti itu, dapat sesuatu yang indah," urai Zigi yang sejak SMA kelas 3 sudah meninggalkan Lombok demi fokus mengejar prestasi di karate tersebut.

    Sesuatu yang indah pada SEA Games 2017 tentu saja keberhasilan membawa pulang medali emas. Demi mewujudkan misi tersebut, pengidola karateka Jepang Yamanaka Nozomi itu terus mengasah kemampuan fisik dan persiapan mental.

    Zigi juga memandang jauh ke depan. Dia berharap perjalanan di kancah karate terus berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi. Selama ada kesempatan, Zigi akan terus melangkah.

    "Mau sejauh apa? Saya akan terus berjuang sampai tiba waktunya tak bisa berjuang lagi," pungkas Ahmad Zigi Zaresta.

    Lebih Dekat

    Video Populer

    Foto Populer