Bola.com, Jakarta - Absennya Evan Dimas pada pertandingan keempat penyisihan Grup B SEA Games 2017 melawan Vietnam, Selasa (22/8/2017) amat merugikan Timnas Indonesia U-22. Tim Merah-Putih tidak punya figur kuat pengendali permainan dari sektor tengah. Suka atau tidak, pelatih Luis Milla harus berpikir keras menyiapkan strategi alternatif tanpa melibatkan sosok Evan.
Advertisement
Baca Juga
Evan Dimas absen karena terkena akumulasi kartu kuning setelah mendapatkan kartu kuning pada laga kontra Filipina dan Timor Leste. Dua kartu yang dikeluarkan untuk Evan Dimas itu berbau kontroversi karena diberikan kepada pemain yang justru sebenarnya dilanggar pemain lawan.
Milla membawa stok gelandang tengah yang minim jumlahnya. Di pentas SEA Games, Tim Merah-Putih hanya punya lima gelandang. Selain Evan, ada Muhammad Hargianto, Septian David Maulana, Hanif Sjahbandi, dan Asnawi Mangkualam.
Di dua pertandingan penyisihan Luis Milla mengandalkan kombinasi trio Evan, Hargianto, dan David. Saat bersua Timor Leste, ia menurunkan Hanif menggantikan Hargianto yang cedera.
Hanif Sjahbandi dan Asnawi Mangkualam disiapkan sebagai serep menggantikan posisi Evan. Namun, di antara mereka tak ada yang karakter permainannya mirip Evan. Mereka lebih sering diandalkan sebagai pemain jangkar, yang kuat dalam bertahan.
Selain Evan, Timnas Indonesia U-22 tidak memiliki lagi tipe gelandang deep-lying playmaker. Pemain yang jadi poros permainan karena kemampuannya mengolah si kulit bundar.
Namun, tanpa Evan Tim Merah-Putih harus move on. Luis Milla harus menyiapkan strategi alternatif dengan tujuan utama menjaga keseimbangan sistem permainan Tim Garuda. Vietnam yang menjadi lawan tak bisa dipandang remeh. Tim Negeri Paman Ho saat ini jadi penguasa klasemen dengan modal tiga kemenangan dengan rekor gol memasukkan 12 buah!
Perubahan strategi saat turnamen berjalan bukan hal baru. Saat perhelatan Piala AFF 2016, nakhoda Timnas Indonesia, Alfred Riedl, yang amat fanatik dengan pola 4-4-2 mau memainkan skema 4-2-3-1 setelah anak-asuhnya melempem di dua laga penyisihan.
Luis Milla adalah pelatih kelas dunia dengan cerita sukses mengantar Spanyol juara Piala Eropa U-21 2011. Sudah barang tentu tidak bakal kaku dengan fondasi permainan 4-3-3 yang selama ini jadi andalannya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
4-2-3-1: Dobel Jangkar
1. Skema 4-2-3-1: Double Jangkar
Timnas Indonesia U-22 amat mungkin memainkan pola 4-2-3-1 dengan mengandalkan Hanif Sjahbandi atau Asnawi Mangkualam sebagai rekan duet Muhammad Hargianto.
Dua jangkar kembar bisa dipancang untuk menjadi pelapis pertahanan. Menghadapi Vietnam, yang permainan ofensif cepatnya amat berbahaya, sistem bertahan Timnas Indonesia U-22 harus solid.
Luis Milla tidak bisa hanya mengandalkan kuartet bek untuk membendung arus serangan Tim Paman Ho. Dua gelandang angkut air jadi solusi untuk meredam pergerakan pemain-pemain lini serang Vietnam sebelum memasuki area pertahanan Tim Merah-Putih.
Hargianto selama ini hanya sendirian menjalankan peran sebagai pemain 'kotor', yang doyan melakukan tekel-tekel krusial untuk menghambat laju bola. Kehadiran Hanif atau Asnawi akan sangat membantu.
Di sisi lain, Septian David Maulana bakal fokus membantu lini serang diapit dua winger yang posisi bermainnya diplot sedikit turun ke lini kedua.
Advertisement
4-4-2: Strategi Kembar
2. Skema 4-4-2: Strategi Kembar
Vietnam bermain dengan strategi tradisional, 4-4-2 di tiga laga penyisihan Grup B. Hasilnya tokcer, Tim Negeri Paman Ho memenangi tiga laga dengan memasukkan 12 gol, empat gol di tiap pertandingan.
Formasi ini mengedepankan keseimbangan, terutama di lini tengah. Dengan mengandalkan dua gelandang, dua penyerang harus aktif turun membantu melapisi sektor tengah, saat lawan menguasai bola.
Jika melihat ketersediaan stok pemain, strategi Vietnam bisa diduplikasi oleh Timnas Indonesia U-22.
Tanpa Evan Dimas, lini tengah Tim Merah-Putih bakal dihuni duo M. Hargianto dan Septian David Maulana. Septian bakal banyak berperan sebagai gelandang serang, sementara Hargianto bakal fokus bertahan.
Saat Vietnam memegang kendali permainan, dua penyerang, dalam hal ini duet Ezra Walian dan Marinus Manewar tidak boleh statis. Mereka harus sering merapat ke area tengah untuk menciptakan kepadatan pemain di lini ini.
Tujuan utamanya membatasi ruang gerak pemain-pemain Vietnam, sehingga mereka tidak bisa leluasa masuk ke area pertahanan kita.
4-1-4-1: Padat di Tengah
3. Skema 4-1-4-1: Padat di Tengah
Strategi 4-1-4-1 cara kerjanya mirip dengan 4-4-2, hanya dalam situasi pertandingan skema ini sering dipakai oleh tim-tim yang cenderung menggeber permainan bertahan.
Ada satu pemain yang disiapkan sebagai jangkar murni, yang perannya selalu merapat ke dua bek tengah. Saat ditekan, tim seperti bermain dengan lima bek (3 stopper plus 2 fullback)
Ada tiga pemain Timnas Indonesia U-22 yang pas memainkan posisi ini, yakni M. Hargianto, Hanif Sjahbandi, dan Asnawi Mangkualam.
Barisan empat gelandang (2 di antaranya winger) menjadi mesin permainan. Produktivitas striker tunggal akan sangat ditentukan pasokan bola dari mereka.
Advertisement