Bola.com, Jakarta - Bentrok Timnas Indonesia U-22 versus Malaysia di fase semifinal SEA Games 2017 di Stadion Shah Alam, Selangor, Sabtu (26/8/2017) bakal jadi pertandingan sulit. Kubu lawan punya sistem pertahanan tangguh yang sulit ditembus.
Advertisement
Baca Juga
Ong Kim Swee, pelatih yang berpengalaman di pentas SEA Games. Dua gelar juara ia persembahkan pada edisi 2009 dan 2011. Ia tahu benar memenangi persaingan keras ajang yang satu ini.
Sosok Ong Kim Swee pelatih yang dikenal jago membangun sistem pertahanan rapat yang sulit ditembus. Nakhoda yang dapat gelar Datuk usai kesuksesan di dua SEA Games fasih dengan sistem pertahanan zona.
Pemain-pemain belia Malaysia amat memahami sistem bermain yang dibangun Ong Kim Swee. Bukan juga karena mereka menggeber pelatnas jangka panjang, tapi karena sudah dibiasakan di pentas kompetisi domestik.
Kurikulum sepak bola Malaysia diturunkan ke klub-klub dan diaplikasikan di kompetisi. Mulai dari level junior hingga senior.
Saat Timnas Malaysia masuk periode persiapan jelang SEA Games, tugas Ong Kim Swee lebih mudah, karena fondasi permainan sudah dipahami betul oleh pemain-pemain pilihannya.
Satu kelebihan mencolok pemain Malaysia, kepintaran mereka memahami taktik permainan lebih baik dibanding pemain timnas kita. Suka tak suka hal ini terjadi karena rata-rata pemain Malaysia berpendidikan tinggi.
Mereka bermain bola bukan buat bertahan hidup, tapi menyalurkan hobi. Di keseharian mereka menempuh pendidikan formal seperti kebanyakan orang.
Namun, penggawa Timnas Indonesia U-22 tidak perlu berkecil hati. Secara kualitas individu, Evan Dimas dkk. jauh lebih unggul dibanding kubu lawan. Para pemain Harimau Malaya terlalu teks book.
Dalam sepak bola ada efek kejut, tak selalu permainan hanya kaku berpegang pada instruksi taktik. Saya melihat hal dimiliki sejumlah pemain Tim Merah-Putih.
Berbekal pemain skill individu yang mupunin mereka bisa menciptakan banyak improvisasi saat pertandingan berjalan. Pelatih Timnas Indonesia U-22, Luis Milla, sepertinya menyadari kelebihan pemain-pemain asuhannya yang satu itu.
Hal itu terlihat di lima laga penyisihan. Ketika Tim Garuda Muda mengalami kebuntuan, ia selalu memasukkan pemain-pemain yang punya tingkat kreativitas tinggi.
Menghadapi lawan yang gaya bermainnya amat teks book, Timnas Indonesia U-22 harus banyak melakukan improvisasi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kecepatan Sayap
Kecepatan Sayap
Untuk bisa membongkar pertahanan Malaysia, Timnas Indonesia U-22 beruntung memiliki stok sayap tajam yang gaya bermainnya beda satu sama lain.
Osvaldo Haay, Saddil Ramdani, Yabes Roni, dan Febri Haryadi, saya yakini akan jadi pemain yang sering merepotkan lini pertahanan Harimau Malaya. Mereka akan sering memberi gangguan lewat akselerasi berbasis kecepatan.
Malaysia pasti sudah membaca kelebihan Indonesia di sektor sayap. Mereka pasti bakal memasang bek-bek berpostur besar untuk menutup ruang para winger kita melakukan penetrasi.
Saran saya jika menghadapi situasi buntu, para penyerang sayap bisa merubah orientasi bermain. Mereka bisa bergeser ke tengah, untuk melakukan kombinasi permainan pendek dengan para gelandang dan penyerang.Â
Sistem permainan kombinasi pendek satu dua berjalan apik saat Timnas Indonesia U-22 menghadapi Filipina, dan mungkin bisa diaplikasikan saat menjajal tuan rumah.
Advertisement
Pendek Merapat
Pendek Merapat
Gaya bermain Malaysia berbeda dibandingkan Thailand dan Vietnam. Timnas Indonesia selalu kesulitan menghadapi gaya main cepat ala Negeri Gajah Putih atau Negeri Paman Ho.
Bek-bek kita cenderung punya gerak motorik lambat. Mereka selalu kesulitan menutup gerakan cepat Thailand dan Vietnam.
Malaysia bermain dalam tempo lebih lambat. Hal ini jadi keuntungan bagi Timnas Indonesia U-22, untuk bisa menarik nafas atau mencoba mengambil kendali permainan.
Peran Evan Dimas akan sangat krusial dalam pertandingan ini. Ia bakal jadi sosok yang memulai build up permainan, transisi dari bertahan ke menyerang. Dengan kemampuan olah bola yang ciamik Evan akan jadi pemasok bola ke rekan-rekannya.
Kombinasi pendek merapat Tim Merah-Putih bakal berjalan mulus, karena Malaysia tidak bermain dengan intensitas tinggi layaknya Thailand atau Vietnam.
Upaya Provokasi
Upaya Provokasi
Dalam pertandingan ini Timnas Indonesia U-22 harus mewaspadai upaya provokasi pemain Malaysia. Saya punya keyakinan, untuk mematikan aksi individu Tim Garuda Muda, mereka akan sering mengganggu konsentrasi pemain kita lewat permainan keras.
Jadwal pertandingan yang amat rapat membuat stamina pemain terkuras. Emosi jadi labil. Saya berharap Luis Milla dkk. lebih intens mengingatkan para pemain untuk mengontrol emosi.
Saya melihat seperti pertandingan melawan Timor Leste, sosok Evan Dimas bakal banyak mendapat gangguan. Tim Negeri Jiran sadar betul jika Evan diberi ruang bebas ia akan jadi pemain yang akan sangat berbahaya lewat umpan-umpan terukur ke jantung pertahanan Malaysia.
Jika bisa fokus pada permainan saya punya keyakinan Timnas Indonesia U-22 bakal melenggang ke final mengalahkan Malaysia. Walau tentu pertandingan tersebut bakal berlangsung alot.
Rahmad Darmawan
* Penulis adalah pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011 dan 2013 yang saat ini menukangi klub Malaysia, T-Team.
Â
Â
Â
Â
Advertisement