Bola.com, Kuala Lumpur - Suasana arena pertandingan SEA Games 2017 selalu ramai dengan penonton, terutama suporter Malaysia yang menjadi tuan rumah. Ternyata, pemerintah Malaysia mewajibkan para pelajar untuk meramaikan SEA Games ke-29 itu dan memasukkan dalam penilaian kurikulum sekolah.
Advertisement
Baca Juga
Bola.com mendapatkan informasi tersebut dari orang tua dari pelajar yang harus datang untuk menyaksikan pesta olahraga Asia Tenggara itu. Muhammad Suffri, yang memiliki seorang putra di bangku sekolah tingkat atas, mengaku putranya diharuskan menyaksikan pertandingan SEA Games 2017 yang sudah ditentukan dari sekolah.
"Kebanyakan suporter yang datang itu pelajar. Anak saya salah satunya. Jadi pemerintah memaksakan mereka untuk menjadi suporter karena itu akan masuk dalam penilaian dalam kurikulum sekolah," ujar Suffri.
Dalam sejumlah pertandingan olahraga yang dipantau oleh Bola.com, terutama yang berada di kompleks olahraga Bukit Jalil, seperti renang, atletik, dan bulu tangkis, memang banyak suporter yang terakomodir menggunakan bus dengan keterangan dari sekolah mana suporter itu berasal.
Menurut Suffri, masyarakat Malaysia sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk datang menyaksikan pertandingan-pertandingan SEA Games 2017. Alasan perekonomian menjadi faktor utama keengganan masyarakat untuk memberi dukungan kepada atlet kebanggaan mereka secara langsung.
"SEA Games ini sebenarnya tidak banyak peminatnya karena masyarakat berpikir masih harus beli tiket dan makan di sana. Kami sedang mengalami perekonomian yang tidak bagus, jadi acara ini tidak menarik untuk kami," ujar pria yang yang sempat bekerja di Jakarta itu.
Satu-satunya cabang olahraga yang masih didukung dengan sepenuh hati oleh masyarakat Malaysia adalah sepak bola. Dalam lima laga yang sudah dimainkan oleh Malaysia selama sepak bola SEA Games 2017 berlangsung, suporter yang datang tergolong sangat banyak.
*Laporan Benediktus Gerendo Pradigdo dan Vitalis Yogi Trisna dari Kuala Lumpur, Malaysia