Bola.com, Sidoarjo - Safira Ika Putri Kartini sudah punya rencana besar untuk berkarier di dunia sepak bola. Pemain kelahiran 21 April 2003 itu menjalani seleksi Timnas Wanita Indonesia di bawah arahan Rully Nere pada 11-25 Mei 2019 di Sidoarjo.
Nama Safira sedikit banyak mulai dikenal oleh publik sepak bola nasional. Gadis berusia 16 tahun itu pernah menjadi kapten Timnas Wanita Indonesia U-16 yang tampil di Piala AFF Wanita U-16 2018 di Palembang.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Sebagai putri asli Surabaya, Safira mengawali kariernya dengan bergabung klub internal Persebaya, HBS atau Harapan Budi Setiawan. Di klub itu tidak ada tim wanita yang menjadi wadah Safira belajar. Demikian halnya dengan kompetisi wanita. Tapi, dia tetap memilih berlatih di klub tersebut.
“Ayah saya mendorong untuk bergabung klub internal Persebaya. Ya, memang tidak ada tim atau kompetisi wanita di sana. Tapi, saya punya kemauan belajar. Sehari-hari, saya berlatih dengan teman-teman yang semuanya laki-laki di HBS,” kata Safira.
“Secara tidak langsung, saya termasuk pemain binaan Persebaya. Cuma, tim wanitanya memang belum ada. Tapi, berkat HBS juga saya bisa banyak belajar tentang sepak bola,” imbuh dara yang akrab disapa Ika itu.
Jalan yang dilalui Safira untuk meniti karier sebagai pesepak bola wanita memang tidak mudah. Di negara ini, belum banyak fasilitas yang mendukung sepak bola wanita. Bahkan, belum ada pula kompetisi yang mewadahinya seperti Liga 1.
Kondisi ini tidak menjadi halangan buat Safira untuk menggapai mimpinya. Pemain yang berposisi sebagai bek itu tetap berlatih bersama HBS. Setelah menembus Indonesia U-16, dia lebih mudah mendapat bantuan karena mulai banyak orang mengenalnya.
Demi mewujudkan mimpi itu, Safira rela tidak melanjutkan pendidikannya dari SMP ke SMA secara konvensional. Dia saat ini berstatus sebagai siswa kelas X SMA, namun itu dijalaninya lewat home schooling.
Orang tuanya juga memberikan fasilitas untuk bisa menggapai impiannya di dunia sepak bola. Berkat dukungan ini, Safira bisa mendapat akses untuk bergabung timnas baik kelompok usia maupun seleksi di tim senior.
“Saya putuskan home schooling karena beberapa alasan. Salah satunya supaya jadwal sekolah lebih fleksibel. Musim lalu, saya masih sekolah seperti umumnya, dan itu kadang kesulitan mengatur jadwal antara sekolah dan timnas,” imbuh Safira.
Safira saat ini tengah mengikuti seleksi Timnas Wanita Indonesia yang diproyeksikan untuk SEA Games 2019 dan Piala AFF 2020.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengejar Prestasi
Sejauh ini, Safira memang belum membukukan prestasi. Di Piala AFF Wanita U-16 2018, Timnas Wanita Indonesia U-16 tersingkir di fase grup. Thailand yang lebih mapan dalam aspek ini kemudian berhasil menjuarai turnamen tersebut.
Bagi Safira, kegagalan itu menjadi pengalaman yang berharga buat dirinya dan rekan setimnya saat itu. Sebab, itu merupakan pengalaman pertama mereka menjalani laga internasional dan membawa nama negara.
Kini, hal serupa bakal dihadapinya bersama Timnas Wanita. Dia masih terlalu muda untuk masuk skuat senior. Statusnya sebagai pemain seleksi bersama rekan-rekannya tak membuatnya menaruh ekspektasi tinggi bisa bergabung skuat arahan Rully Nere.
“Saya berpikir, di usia saya yang masih muda ini, bagaimana caranya saya harus belajar sebanyak-banyaknya. Saya belum berpikir ke arah prestasi karena saya perlu banyak pengalaman. Setiap kesempatan ini, saya berusaha ingin belajar,” ucap Safira.
Sebagai pemain muda tak banyak harapan yang digantungkan oleh Safira untuk prestasi Indonesia. Dia ingin sepak bola wanita bisa mendapat perhatian juga dari banyak pihak seperti olahraga lainnya, bulutangkis atau bola voli.
“Kami semua juga ingin mengembangkan diri dan banyak belajar. Bagaimanapun, kami membela timnas ini membawa nama negara dan memerlukan dukungan,” ujarnya.
Advertisement