Bola.com, Malang - Timnas Indonesia U-22 lagi-lagi gagal memenuhi ambisi menyabet medali emas yang ditargetkan dalam cabang olahraga sepak bola putra SEA Games 2017 yang berlangsung di Malaysia. Ali-alih emas, Tim Garuda Muda hanya meraih perunggu.
Ini jadi medali perunggu keempat yang diraih Indonesia sejak ikut serta dalam cabor sepak bola SEA Games.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
SEA Games 2017 berlangsung pada 19-30 Agustus 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Mempertandingkan 38 cabor, dengan total atlet mencapai 4.646 orang, diikuti 11 negara di wilayah ASEAN.
Malaysia keluar sebagai juara umum dengan raihan 145 medali emas, 92 perak, dan 86 perunggu. Sedangkan kontingen Indonesia terpuruk di urutan kelima setelah hanya menyabet 38 medali emas, 63 perak, dan 90 perunggu.
Satu di antara cabor yang gagal mewujudkan target emas adalah sepak bola. Medali emas dari cabor paling bergengsi ini diraih Thailand, setelah di partai final mengalahkan Malaysia 1-0 lewat gol bunuh diri kiper tuan rumah, Haziq Nadzli.
Timnas Indonesia U-22 sejatinya tak tampil buruk di SEA Games 2017. Tergabung di Grup B bersama Thailand, Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Timor Leste, Tim Garuda Muda yang saat itu dibesut Luis Milla tak terkalahkan selama fase penyisihan grup.
Padahal, Grup B memiliki jumlah peserta (6) yang lebih banyak ketimbang Grup A, yang hanya lima tim. Praktis, persaingan lebih ketat dengan jadwal pertandingan lebih padat.
Namun, Hansamu Yama dkk. mampu melewati pertandingan demi pertandingan dengan baik, kendati butuh upaya tak ringan untuk melaju ke semifinal.
Di pertandingan pertama, 15 Agustus 2017, Indonesia sudah harus berhadapan dengan sang juara bertahan, Thailand, di Stadion Shah Alam.
Tertinggal lebih dulu saat laga belum sampai berjalan 15 menit, Indonesia akhirnya baru bisa membalas pada babak kedua lewat penalti Septian David Maulana. Skor 1-1 mengakhiri duel matchday pertama.
Pada laga kedua, Indonesia menghadapi Filipina di Stadion Shah Alam. Laga kedua ini terasa spesial karena digelar bertepatan dengan HUT RI pada 17 Agustus. Septian David Maulana dkk. mampu mempersembahkan kado kemenangan setelah menekuk the Azkals dengan skor 3-0 lewat gol Septian, Hargianto, dan Saddil Ramdani.
Tim Garuda Muda kembali meraih kemenangan, kali ini dengan susah payah sehingga hanya tercipta skor tipis 1-0 atas Timor Leste, pada laga ketiga (20/9/2017), yang dimainkan di Selayang Stadium. Marinus Wanemar menjadi pencetak gol tunggal di laga ini.
Laga ini berlangsung panas, dengan provokasi yang diberikan pemain lawan. Pemain Timor Leste, Filipe Oliveira, jadi bulan-bulanan netizen Indonesia lantaran memeragakan permainan keras dan cenderung provokatif selama pertandingan, yang akhirnya membuatnya mendapat kartu merah.
Selanjutnya pada laga keempat, duel seru terjadi ketika Timnas Indonesia U-22 menghadapi Vietnam (22/8/2017). Kedua tim saling balas serangan, membuat jantung berdegup kencang. Namun, kedua kesebelasan sama-sama gal menjebol gawang lawan sehingga laga diakhiri dengan skor kacamata.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ricuh Versus Kamboja
Pada pertandingan terakhir penyisihan Grup B, Timnas Indonesia U-22 berjumpa Kamboja, lawan terlemah di Grup B lantaran belum pernah menang dalam empat partai sebelumnya. Laga ini diwarnai kericuhan antarpemain, hingga merembet ke ofisial, dan suporter yang terpancing emosinya.
Timnas Indonesia U-22 menang 2-0 dalam partai penuh drama di Stadion Shah Alam, 24 Agustus 2017 ini, lewat gol Ezra Walian dan Febri Hariyadi.
Namun, dalam delapan menit perpanjangan waktu, kedua tim saling memprovokasi hingga nyaris terjadi baku hantam seusai pertandingan. Marinus Wanemar jadi pemain dari kubu Indonesia, yang paling mendapat sorotan dalam kericuhan ini.
Suporter Tim Merah-Putih yang terpancing emosinya, melemparkan botol-botol air mineral ke lapangan. Jumlahnya sekira 50-60 buah.
Ulah itu menyebabkan PSSI terkena denda dari AFC karena terbukti melanggar Pasal 65.1 Kode Disiplin dan Etik AFC. Hukumannya, denda sebesar 16 ribu dolar AS.
Dari lima pertandingan di Grup B, Timnas Indonesia U-22 total mengemas poin 11 hasil tiga kemenangan dan dua imbang, memasukkan tujuh gol dan hanya kebobolan satu gol saja. Indonesia lolos ke semifinal dengan status runner-up Grup B lantaran posisi juara grup diduduki Thailand yang mengoleksi poin 13.
Di semifinal, drama kembali terjadi lantaran Indonesia bentrok dengan rival abadi, Malaysia, yang juga berstatus tuan rumah.
Sepanjang laga, Evan Dimas cs. tampil cukup dominan. Timnas Indonesia U-22 juga beberapa kali mampu membuat peluang, merepotkan pertahanan Malaysia.
Namun, hanya karena kelengahan sedikit di ujung laga, Indonesia gagal menggenggam tiket ke final. Nadarajah Thanabalan memanfaatkan sedikit ruang di kotak penalti Timnas Indonesia lewat sundulan mematikannya di menit ke-86. Indonesia takluk dengan skor 0-1 dari tim Harimau Malaya.
Indonesia terpaksa mengubur ambisi meraih emas di sepak bola SEA Games, yang kali terakhir diraih pada edisi 1991. Harus melupakan kekecewaan gagal tampil di final, Indonesia mendapat hadiah 'hiburan' berupa medali perunggu setelah dalam laga perebutan peringkat ketiga, 29 Agustus 2017, di Stadion Selayang, berhasil mengadaskan Myanmar 3-1.
Tiga gol Indonesia ketika itu dihasilkan Evan Dimas, Septian David Maulana, serta Rezaldi Hehanusa.
Meski gagal mendulang emas, pencapaian peringkat ketiga ini lebin baik dari SEA Games edisi 2015. Ketika itu Timnas Indonesia U-23 hanya finis di urutan keempat sehingga gagal naik podium.
Advertisement
Isu match Fixing
Isu match fixing berembus di sepak bola SEA Games 2017. Namun, rumor itu muncul pada awal September 2017 atau setelah SEA Games 2017 tuntas digelar.
Satu di antara media massa terbitan Singapura, Straits Times, mengungkapkan ada tiga pertandingan yang dicurigai jadi ajang match fixing.
Hal itu berdasarkan temuan analis dari tiga perusahaan judi bola yang memantau pertandingan-pertandingan di SEA Games 2017. Mereka menemukan terciptanya gol-gol yang tidak biasa saat pertandingan berjalan.
Tiga pertandingan itu, yakni Laos vs Malaysia 1-3 (penyisihan Grup A), Vietnam vs Kamboja 4-1 (penyisihan Grup B), dan Thailand vs Kamboja 3-0 (penyisihan Grup B).
Presiden Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT), Somyot Poompanmoung, mengonfirmasi hal itu pada November 2017.
"Benar match fixing terjadi partai Thailand versus Kamboja di SEA Games. Namun, pemain Thailand tak ada yang terlibat," ujar Somyot seperti dikutip dari The Nation, Rabu (22/11/2017).
Pernyataan itu disampaikan Somyot dalam sesi konferensi pers bersama Kepolisian Thailand saat mengungkap kasus match fixing yang terjadi di Thai League 2017 (21/11/2017).
Hanya, rumor perihal match fixing ini seolah menguap begitu saja. Tak ada investigasi yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk memastikan kebenaran isu tersebut.
Selain itu, sepak bola SEA Games 2017 juga menjadi tonggak sejarah, untuk kali pertama cabor bergengsi ini terbatas untuk pemain U-22.
Melihat rekam jejak sepak bola putra di SEA Games, semula ajang multievent olahraga di Asia Tenggara ini diikuti timnas senior. Namun, aturan itu berubah pada 2001, ketika sepak bola putra SEA Games hanya diperuntukkan untuk timnas U-23, mengacu pada kebijakan yang ditetapkan di Olimpiade pada 1996.
Menariknya, pada 2001 saat aturan mengenai batasan usia U-23 diperkenalkan untuk kali pertama di SEA Games, Malaysia kala itu berstatus sebagai tuan rumah. Saat aturan baru diketok, yakni penggunaan timnas U-22 di SEA Games 2017, Malaysia pula yang jadi tuan rumah.
21 Pemain Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017
Kiper: Kurniawan Kartika Aji (Persiba Balikpapan), Satria Tama (Persegres Gresik United), Mochammad Diky Indriyana (Bali United)
Belakang: Rezaldi Hehanusa (Persija), Andy Setyo (PS TNI), Hansamu Yama (Barito Putera), Ryuji Utomo (Persija), Putu Gede (Bhayangkara FC), Gavin Kwan (Barito Putera), Ricky Fajrin (Bali United)
Tengah: Saddil Ramdani (Persela), M. Hargianto (Persija), Asnawi Mangkualam Bahar (PSM), Hanif Abdurrauf Sjahbandi (Arema FC), Evan Dimas (Bhayangkara FC), Septian David Maulana (Mitra Kukar), Febri Haryadi (Persib), Osvaldo Haay (Persipura)
Depan: Ezra Walian (-), Marinus Mariyanto (Persipura), Yabes Roni (Bali United)
Advertisement
Kiprah Timnas Indonesia di SEA Games 2017
Prestasi: Medali Perunggu
Perebutan peringkat ketiga
29 Agustus 2017
Indonesia vs Myanmar 3-1 (Evan Dimas 55', Septian David Maulana 58', Rezaldi Hehanusa 76')
Stadion: Shah Alam
Semifinal
26 Agustus 2017
Malaysia vs Indonesia 1-0 (Nadarajah Thanabalan 86')
Stadion: Shah Alam
Penyisihan Grup B
15 Agustus 2017: Indonesia vs Thailand 1-1 (Septian David Maulana60'/Chaiyawat 14')
17 Agustis 2017: Indonesia vs Filipina 3-0 (Septian David Maulana 6', M. Hargianto 46', Saddil Ramdani 58')
20 Agustus 2017: Timor Leste vs Indonesia 0-1 (Marinus Wanemar 22')
22 Agustus 2017: Vietnam vs Indonesia 0-0
24 Agustus 2017; Indonesia vs Kamboja 2-0 (Ezra Walian 56', Febri Hariyadi 69')