Bola.com, Solo - Filipina terlihat seperti tidak siap menjadi tuan rumah SEA Games 2019. Imbasnya, Panpel SEA Games 2019 (PHISGOC) mendapatkan sorotan tajam dari berbagai pihak.
Sejumlah peristiwa tidak mengenakkan dialami kontingen yang tiba lebih awal di Manila. Timnas Timor Leste U-22 misalnya, telantar di Bandara Internasional Ninoy Aquino selama berjam-jam untuk menunggu bus jemputan yang disediakan oleh panpel SEA Games 2019.
Baca Juga
Naturalisasi Kevin Diks Aman, Selanjutnya Timnas Indonesia Berburu Striker Keturunan
Timnas Indonesia U-20 Tiba di Jepang untuk TC hingga 23 November 2024, Uji Coba Lawan Klub Kasta Kedua sampai Universitas
Sayuri Bersaudara Kembali Dipanggil Shin Tae-yong: Sektor Sayap Timnas Indonesia Semakin Ganas?
Advertisement
Timnas Indonesia U-2 juga harus berjalan kaki dari hotel menuju Stadion Rizal Memorial sekitar 1,1 kilometer sebelum sesi latihan Senin (25/11/2019). Pasalnya, bus yang ditunggu oleh Witan Sulaeman dkk. tak kunjung datang.
Lalu, masih amburadulnya sarana infrastruktur di dalam stadion yang masih dalam proses pengerjaan. Ruang ganti pemain belum jadi, hingga ruang media yang terlihat seperti gudang.
Meski demikian, kontingen dan terutama Timnas Indonesia U-22 diminta tidak perlu risau dengan ketidaksiapan Filipina. Mantan pemain Timnas Indonesa pada SEA Games 1991 di Manila, Salahudin, menyebut kondisi yang ada saat ini justru menjadi ujian.
"Waktu itu kami juga sempat terlantar atau mengalami keterlambatan di venue, tapi tidak separah sekarang. Menurut saya ini menjadi ujian yang sebenarnya, tidak perlu panik, tetap semangat demi prestasi negara," ujar Salahudin saat ditemui Bola.com di Solo, Senin (25/11/2019).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Selalu Mulus
Pria yang kini membesut tim Persis Solo ini menambahkan ada hikmah dari ketidaksiapan Filipina di SEA Games 2019. Terutama semakin mematangkan mental atlet-atlet Indonesia untuk selalu terjaga.
"Tidak hanya Indonesia kan terkena dampaknya? Jadi, jangan terpengaruh, tim-tim lain juga mengalami. Itu ujian pada mental pemain. Artinya bahwa meraih sesuatu tidak selalu mulus, banyak ujian dan rintangannya," tutur Salahudin.
Advertisement