Bola.com, Jakarta SEA Games 2019 sangatlah berbeda dengan ASIAN Games 2018 karena pemilihan cabang olahraga di SEA Games tidaklah 100% mengacu kepada garis yang ditetapkan International Olympic Comitte layaknya ASIAN Games. Peran tuan rumah SEA Games untuk mengatur nomor dan cabang demi keuntungan mereka akhirnya pun menjadi sangat dominan. Apakah ini yang menyebabkan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menurunkan target raihan emas kontingen Indonesia dari 50 (awalnya bahkan 54) menjadi 45?
Kita simpan dulu analisis untuk pertanyaan retoris di atas ya. Kini kita mundur sedikit ke belakang ketika pada Juli 2018 Pak Presiden Jokowi melepas kontingen ASIAN Games kita ke gelanggang. Kala itu Jokowi menetapkan target yang juga tidak tinggi, yaitu hanya untuk negara kita menapak naik dari peringkat 17 di event sejenis sebelumnya ke ranking 8-10 saja.
Advertisement
Ternyata lompatan yang fenomenal terjadi ---terima kasih untuk banjir sumbangan emas dari cabang pencak silat tentunya--- saat kita kemudian bercokol di posisi keempat Asia dengan melibas semua rival kita di kawasan ASEAN. So, apakah ini sebuah pertanda bahwa keajaiban serupa bakal terjadi di SEA Games Filipina, 30 November – 11 Desember 2019?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengaruh Pertemuan dengan KONI dan NOC
Hmm.. di sini saatnya Zainudin Amali berujar, “Marilah kita semua berdoa dan memberikan dukungan yang terbaik bagi kontingen Indonesia.” Ya, isi kutipan ucapan Pak Menpora dari Istana Bogor di awal pekan ini betul adanya karena manusia berencana tapi Tuhan-lah yang akhirnya menentukan. Namun, ada juga pameo yang menyebut bahwa “keberuntungan itu datang saat persiapan berjodoh dengan kehadiran peluang”.
Seberapa siap kita sebenarnya? Menpora Zainudin menurunkan target bukan tanpa hitungan yang cermat. Setelah bertemu dengan delegasi KONI dan NOC di sepekan silam, penulis melihat mantan anggota parlemen itu ingin meniru langkah Jokowi dengan mengambil sebuah target yang moderat dan realistis dengan harapan bila target (jauh) terlampaui efeknya akan terasa lebih manis dan fenomenal.
Kubu Kemenpora dan CDM kontingen Indonesia belakangan pun satu suara bahwa penurunan angka target 50 medali emas menjadi 45 dikarenakan menimbang adanya margin error sebesar 20% yang datang dari faktor-faktor tak terukur seperti faktor keberpihakan wasit, kebugaran atlet di Hari-H, kualitas asupan makanan di Filipina, hingga kondisi cuaca pada pertandingan/perlombaan final.
Advertisement
Optimisme Komposisi 60% Atlet Junior
Secara subyektif harus saya sampaikan di sini bahwa prediksi yang terlalu hati-hati di atas justru lebih banyak datang dari fakta bahwa 60% dari 841 atlet kita yang berlaga di 52 cabang kelak itu berstatus junior. Beberapa di antaranya bahkan yang berstatus sebagai debutan di event multicabang semodel SEA Games.
Akan tetapi, mari kita pertajam analisis kuantitatif dengan menambahkan beberapa data sebelumnya. Hingga medio Oktober lalu, NOC masih merilis target 54 medali emas padahal atlet kita yang berangkat ke Filipina ditetapkan berjumlah 673 untuk bertarung di 45 cabang saja. Kemudian di awal November ini, angka target tidak berubah namun dengan penambahan beberapa junior total atlet meningkat menjadi 837.
Dari sini orang awam pun bisa melihat bahwa ketika Pak Zainudin menurunkan target menjadi 45 medali emas sebenarnya di sisi lain jumlah atlet dan cabang yang kita ikuti justru bertambah (akhirnya menjadi 841 atlet dan 52 cabang). Posisi yang diincar pun hanya rangking kedua, kemungkinan di bawah tuan rumah Filipina. Jangan salah, di SEA Games Malaysia dua tahun lalu kita hanya ada di peringkat kelima dengan raihan 38 medali emas.
Bila bukan Zainudin Amali yang menjadi menpora, tapi saya, dari angka-angka kualitatif di atas dengan berani saya canangkan target untuk meraih juara umum SEA Games 2019 dengan ditambah raihan emas di cabang keramat sepak bola. Jujur saja, menurut penulis target ini realistis karena jangankan jadi juara umum, Filipina bahkan terlihat tidak siap menjadi tuan rumah yang rapi. Saya yakin Pak Zainudin akan mengamini saya, bukan begitu Pak Menpora? Optimistis!
*Penulis adalah wartawan, VP Operations dan Editor in Chief untuk Bola.com serta Bola.net, kolom ini berisi wawasan pribadi yang terlepas dari sikap kolektif insitusi.