Sukses


    Sensasi Tarian Filipina di SEA Games 2019

    Bola.com, Jakarta Sebagai tuan rumah, Filipina sudah sejak awal diprediksi akan memaksimalkan raihan emas lewat cabang-cabang olahraga andalannya di SEA Games 2019. Namun, siapa sangka baru menginjak hari ketiga penyelenggaraan event, mereka justru sudah melampaui raihan medali emasnya sendiri dari pencapaian dua tahun silam (24 medali emas). Kini bukan sekadar meraih 25 emas, tapi langsung 38!

    Apakah mereka membuat skenario kemenangan yang keterlaluan dan nyata-nyata berbuat curang? Mereka hanya cermat mengatur jadwal agar di hari ketiga kemarin digelar 13 final lomba di cabang Dancesport alias cabang Tari-Tarian Olahraga, yang memang jadi spesialisasi Filipina di SEA Games 2019.

    Sensasi lompatan peringkat Filipina lewat tari-tarian ini memang dimungkinkan karena syarat agar cabang tersebut dapat digelar adalah minimal harus ada empat dari total 11 negara partisipan atau NOC yang terlibat di dalamnya. Nah, syarat ini terpenuhi lantaran selain Filipina, ada lima negara lain yang bersedia terlibat yaitu Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Indonesia.

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 3 halaman

    Kurang peserta, dianggap eksebisi

    Dari total 13 medali yang diperebutkan di Dancesport ini, Filipina sukses menyabet 10, sedangkan Vietnam mencuri dua medali di nomor Standard Quickstep dan Latin American Jive, serta Malaysia meraih satu emas di nomor Breakdance Putra. Menariknya, keberhasilan atlet Breakdance Putri Indonesia, Dewi Desyana, meraih emas ternyata tidak dihitung ke dalam tabel perolehan medali. Hal ini terjadi karena peserta di nomor tersebut hanya dua orang dengan pesaing Dewi lainnya adalah atlet tuan rumah, Debbie Mahinay.

    Fenomena ini sempat mencuat jadi trending topic lantaran Menpora Indonesia, Zainudin Amali, menyatakan dirinya sempat tertipu dengan raihan emas Breakdance Putri yang ujung-ujungnya dianggap sebagai nomor eksebisi semata. Warganet pun bersuara lantaran mayoritas media mainstream ikut menggoreng sensasi kejadian unik ini, padahal NOC Indonesia sudah paham aturan dan memakluminya sedari awal,  namun informasi kepada Pak Zainudin belum tersampaikan. Inilah cerita-cerita yang memang hanya ada di ajang SEA Games, para pembaca.

    Sesungguhnya apa yang dilakukan Filipina pun hanya memanfaatkan celah-celah yang muncul dalam peraturan dan tidak ada unsur akal-akalan atau kecurangan subyektif di dalamnya. Penulis ingat betul bahwa pada Asian Games 2018 yang lalu pun Indonesia mendapatkan sumbangan 14 medali emas dari cabang andalan kita, Pencak Silat, juga dengan cara yang fair.

    3 dari 3 halaman

    Amati Filipina di Wushu, Renang, Atletik dan Tinju

    Hal yang mungkin membedakan kiprah Indonesia di Pencak Silat Asian Games 2018 dengan fenomena Filipina di cabang Tari-Tarian Olahraga kali ini adalah dalam gelaran kronologis raupan medali. Indonesia memborong emas Pencak Silat tidak dalam sehari seperti Filipina dengan tariannya kali ini.

    Ya, Filipina membuat sensasi di hari ketiga SEA Games 2019 karena mereka mengokohkan diri di nomor satu karena meraih 10 medali Dancesport dalam setengah hari yang singkat. Sensasi pun kian menyeruak lantaran di hari yang sama media-media daring lokal memasak tajuk utama bahwa mereka sudah melampaui prestasi di SEA Games Malaysia 2017. Alamak!

    Sesama kolega wartawan olahraga pun sontak bertanya kepada saya mengenai sampai kapan lompatan-lompatan Filipina akan terjadi. Saya pikir akan terus terjadi dengan hari ini di cabang Wushu, lalu kemudian di beberapa hari berikut hingga menjelang akhir perhelatan SEA Games 2019 di Renang, Atletik, dan Tinju.

    Melihat dengan cepat Filipina mengamankan raihan 40-an medali emas di awal SEA Games 2019, rasanya jadi sedikit terguncanglah Indonesia yang mengincar posisi kedua dengan target total 45 medali emas. Jujur saja semua sudah diukur dengan cermat oleh para pelaku sports intelligence yang dikerahkan KONI dan NOC, sehingga tidak perlu ada lagi kekagetan. Penulis sendiri masih punya intuisi kalau target Indonesia seharusnya masih bisa terlampaui andai tidak ada anomali dalam cabang-cabang terukur.

    Jangan lupakan juga bahwa jumlah anggota kontingen NOC Indonesia (1.702) adalah yang kedua terbesar setelah tuan rumah (1.868). Semangatlah Indonesia di SEA Games 2019! Meski event ini sekadar sasaran antara menuju Olimpade Tokyo 2020, Indonesia harus  tetap tampil maksimal dengan 60% atlet juniornya di Filipina. 

    *Penulis adalah wartawan, VP Operations dan Editor in Chief untuk Bola.com serta Bola.net, kolom ini berisi wawasan pribadi yang terlepas dari sikap kolektif insitusi.

    Lebih Dekat

    Video Populer

    Foto Populer