Bola.com, Jakarta - Dominasi Thailand dalam cabang sepak bola putra SEA Games selama tiga edisi terakhir (enam tahun) akhirnya runtuh. Pada Kamis sore (5/12/2019), pencinta sepak bola di kawasan Asia Tenggara menjadi saksi the War Elephants harus pulang lebih dini dari SEA Games 2019.
Hal itu setelah pertandingan kontra Vietnam di Binan Football Stadium, berakhir dengan skor 2-2. Padahal, Thailand dituntut menang, sembari menanti hasil duel Indonesia menghadapi Laos.
Advertisement
Dengan hanya imbang dan Indonesia menang, Thailand dipastikan tersingkir karena hanya menduduki peringkat ketiga di klasemen akhir Grup B dengan koleksi poin 10.
The Changsuek kalah bersaing dengan Vietnam yang jadi juara grup dengan poin 13, dan Indonesia yang keluar sebagai runner-up dengan mengumpulkan poin 12.
Dengan begitu, dipastikan akan lahir jagoan baru di SEA Games 2019. Pasalnya, Thailand merupakan juara bertahan. Lebih dari itu, Thailand merupakan peraih medali emas SEA Games dalam tiga edisi beruntun (2013, 2015, dan 2017).
Kegagalan Thailand lolos dari penyisihan grup tentu jadi pukulan telak. Ini jadi kali pertama sejak 2009, Thailand tak lolos dari fase penyisihan grup.
Sementara, sejak 1959, Thailand merajai sepak bola SEA Games dengan total menyabet 16 medali emas.
Bandingkan tim di bawahnya, Malaysia, yang hanya mencatatkan enam medali emas, atau Myanmar di peringkat ketiga dalam daftar total peraih medali emas SEA Games, dengan koleksi lima keping. Indonesia bahkan baru meraih dua medali emas.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Demi Sejarah Baru
Dengan tersingkirnya Thailand, empat negara, yakni Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan Indonesia punya peluang sama besar menyabet medali emas SEA Games 2019.
Menariknya, Vietnam, Myanmar, serta Kamboja bersaing menciptakan sejarah baru dalam kiprah masing-masing di SEA Games. Penyebabnya, ketiga negara itu belum pernah sekali pun meraih medali emas di era SEA Games.
Myanmar dan Vietnam faktanya memang pernah meraih medali emas SEA Games, namun ketika pesta olahraga negara di kawasan ASEAN ini masih bernama Peninsular Games (1959-1975).
Jika mengacu pada data itu, Myanmar sudah pernah menjuarai cabor sepak bola di Peninsular Games pada edisi 1965, 1967, 1969, 1971, dan 1973. Namun, ketika itu Myanmar masih bernama Burma.
Kemudian Vietnam, yang kala itu bernama Vietnam Selatan, merebut emas pada Peninsular Games edisi 1959.
Memasuki era SEA Games mulai 1977, Vietnam dan Myanmar sama sekali belum pernah jadi juara. Pencapaian terbaik kedua negara itu hanya merebut medali perak.
Vietnam mendapatkannya pada SEA Games edisi 1995, 1999, 2003, 2005, dan 2009, sedangkan Myanmar pada edisi 1993, 2007, dan 2015.
Sementara Kamboja, justru baru kali ini bisa menembus semifinal. Ini prestasi terbaik the Angkor Warriors dalam 30 tahun terakhir di SEA Games.
Lantas siapa yang akan jadi juara sekaligus mengukir sejarah baru? Vietnam, Myanmar, atau Kamboja? Atau, inilah saat terbaik buat Indonesia menggenggam medali emas ketiga sepanjang sejarah keikutsertaan di SEA Games?
Tim asuhan pelatih Indra Sjafri ini punya momen sangat pas. Kali terakhir Indonesia menyabet medali emas di cabor sepak bola putra SEA Games terjadi pada 1991, di Manila.Â
Menarik dinanti, siapa yang pada akhirnya akan mendapat kalungan medali emas SEA Games 2019 dan jadi jagoan baru di SEA Games.
Namun, sebelum itu, tentu keempat tim harus terlebih dulu berjibaku di semifinal, yang akan dimainkan di Stadion Rizal Memorial, Manila, Sabtu (7/12/2019). Indonesia akan jumpa Myanmar, sedangkan Vietnam meladeni Kamboja.
Advertisement