Bola.com, Manila - Mantan bek Timnas Vietnam berdarah Belanda, Danny van Bakel, menyebut Doan Van Hau sebagai satu di antara pemain belakang yang aneh di Asia Tenggara. Menurutnya, pemain Timnas Vietnam U-22 tersebut berbeda dengan bek-bek di Asia Tenggara lain karena mempunyai fisik dan kualitas mumpuni saat bermain di lapangan.
Van Bau menjadi sosok kunci kemenangan Vietnam atas Timnas Indonesia U-22 pada final sepak bola SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Selasa (10/12/2019). Dua golnya membantu Vietnam membungkam Timnas Indonesia U-22 dengan skor 3-0 dan merebut medali emas.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Label aneh yang disematkan oleh Van Bekel tentu saja sebagai bentuk pujian. Menurut Van Bekel, keanehan Doan Van Hau terletak pada karakter dan skillnya yang jarang dimiliki mayoritas bek Asia Tenggara.
Van Bekel menilai bek-bek Asia Tenggara terkadang terlalu kalem saat perebutan bola. Namun, Van Hau berbeda, karena tekniknya bagus, punya kemampuan membaca situasi, dan punya sikap kompetitif.
"Pemain seperti Van Hau memiliki kualitas kemenangan dalam tubuh mereka. Mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk meredam spirit lawan," kata Van Bekel dilansir dari Zing.vn, Selasa (10/12/2019).
Van Bakel juga memberikan pujian kepada Van Hau atas torehan dua gol ke gawang Indonesia. Van Bekel menambahkan Van Hau pantas mendapatkan nilai 10 saat bermain di final.
"Dia akan membawa kegembiraan untuk Vietnam selama bertahun-tahun. Permainan sepak bola yang dia tunjukkan hari ini (lawan Indonesia) sangat bagus. Seorang bek dengan tinggi 1,85 m dan mencetak 2 gol di final," kata Danny van Bakel.
Van Bekel meyakini Van Hau mempunyai masa depan yang cerah. Di usianya yang baru 20 tahun, ia masih memiliki banyak peluang meningkatkan kualitasnya.
"Dalam banyak momen, Van Hau menunjukkan tekad yang diperlukan. Cara Van Hau memainkan permainan yang sulit dilakukan banyak pemain. Di Belanda, kami dulu memiliki pemain dengan gaya permainan yang berani seperti Mark van Bommel. Terkadang sebuah tim membutuhkan pemain keren semacam itu untuk mengintimidasi lawan, "kata Van Bakel.
Seperti diketahui, pada partai final cabor sepak bola SEA Games 2019, Doan Van Hau terlihat sengaja mencederai kaki Evan Dimas, padahal sang pemain telah mengoper bola ke Zulfiandi.
Berkat terjangan itu Evan Dimas langsung terjatuh sambil mengerang kesakitan. Evan Dimas akhirnya ditarik keluar dan digantikan Syahrian Abimanyu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kehilangan Roh Permainan
Setelah Evan Dimas keluar, Timnas Indonesia U-22 seperti kehilangan roh permainan. Hal itu terlihat pada lima menit sebelum turun minum, bek Vietnam, Doan Van Hau justru membuat Vietnam unggul lewat sundulannya setelah memanfaatkan umpan tendangan bebas.
Pada babak kedua, alih-alih menyamakan kedudukan, Osvaldo Haay dkk justru semakin tertinggal setelah pemain Vietnam, Do Hung Dung mencetak gol melalui tendangan jarak jauh pada menit ke-59.
Kemudian pada menit ke-73, Timnas Vietnam memperlebar keunggulan menit 73'. Doan Van Hau kembali mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia U-22 sekaligus menambah pundi-pundi golnya pada laga tersebut menjadi dua gol.
Kekalahan tersebut tentunya semakin memperpanjang kegagalan Merah Putih meraih emas SEA Games 2019 setelah terakhir kali melakukannya pada SEA Games 1991 silam.
Sumber: Zing.vn
Advertisement