Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-22 gagal memenuhi ambisi untuk meraih medali emas di SEA Games 2019. Dalam partai puncak di Rizal Memorial Stadium, Manila, Selasa (10/12/2019), tim besutan Indra Sjafri ini kalah telak 0-3 dari Vietnam.
Mantan pelatih Sriwijaya FC, Subangkit, melihat beberapa hal yang dimiliki Vietnam dan membuat mereka layak juara. Pertama, keunggulan fisik. Artinya bukan hanya stamina yang baik, tapi juga postur pemain. Vietnam kerap memenangi duel dan melakukan pressing. Sementara, Indonesia hanya beberapa yang punya postur ideal.
Baca Juga
Pratama Arhan Merapat tapi Telat, Kepastian Pemain Abroad Gabung Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Ditentukan pada 5 Desember 2024
Legenda Australia: Socceroos Bakal Kalahkan Timnas Indonesia dan Makin Cepat Lolos ke Piala Dunia 2026
Rapor Penggawa Timnas Indonesia di Pekan Ke-11 BRI Liga 1: Sayuri Bersaudara Menggila, Egy Sukses Jadi Pahlawan
Advertisement
“Kalau Vietnam merata fisiknya,” jelasnya.
Yang kedua kelebihan eksekusi bola mati. Dua gol yang bersarang ke gawang Indonesia bermula dari tendangan bebas.
“Ini juga masih ada kaitannya dengan postur pemain yang bagus. Ditunjang dengan eksekutor bola mati yang terarah. Itu sebabnya mereka punya kans besar mencetak gol lewat situasi bola mati,” lanjut mantan pelatih Persema Malang ini.
Ketiga adalah kinerja tim yang bagus. Bukan hanya saat menguasai bola mereka bisa mengalirkan bola dengan baik, tapi juga pembagian tugas ketika melakukan pressing kepada lawan.
Permainan inilah yang membuat Vietnam begitu perkasa di SEA Games 2019 dan tak pernah menelan kekalahan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Berkutik
Sejumlah pemain Indonesia yang punya skill di atas rata-rata seperti Saddil Ramdani, Osvaldo Haay sulit berkutik.
“Langsung ada minimal dua pemain yang datang untuk menghadang pemain Indonesia. Tugasnya sudah jelas siapa yang menjaga sekaligus mengalirkan bola,” sambungnya.
Tiga hal tersebut yang harusnya dimiliki Indonesia. Jika hanya mengandalkan skill individu, akan sulit menghadapi tim seperti Vietnam dan negara lain yang kualitasnya di atas Indonesia.
“Semoga Indonesia bisa seperti itu kedepannya karena pesepak bola di Indonesia melimpah. Tapi memang butuh proses untuk menyatukannya,” tegas dia.
Advertisement