Bola.com, Barcelona - Pebalap Spanyol, Jorge Lorenzo, tak melulu berkomentar perihal kesuksesannya mengalahkan Valentino Rossi dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2015. Dalam kesempatan wawancara dengan FIFA, ia juga berbicara mengenai kecintaannya terhadap dunia sepak bola, salah satunya tentang persaingan antara bintang Barcelona, Lionel Messi, dan penyerang Real Madrid, Cristiano Ronaldo.
Lorenzo berhasil menjadi juara dunia MotoGP 2015 setelah berhasil memenangi balapan terakhir di Valencia, 8 November 2015. Pebalap Movistar Yamaha itu finis di posisi pertama, mengalahkan Rossi yang finis di posisi keempat.
Advertisement
Pada klasemen akhir, Rossi menempati peringkat kedua dengan total poin 325, kalah lima angka dari Lorenzo yang mengoleksi 330 poin. Namun, seusai penentuan gelar juara, hubungan kedua pebalap itu memanas, yang ditengarai dipicu insiden clash antara Rossi dengan Marquez di GP Sepang.
Teranyar, Rossi menilai ada "konspirasi" antara Marquez dan Lorenzo, yang merupakan rekan senegara dari Spanyol, untuk menjegalnya menjadi juara dunia. Lorenzo pun menanggapi hal itu dengan menyebut Rossi sudah "hilang akal" setelah gagal meraih gelar ke-10 juara dunia.
Namun, di sela-sela berbagai perseteruan serta kontroversi tersebut, Lorenzo menyempatkan diri untuk juga berkomentar perihal dunia sepak bola. Maklum, selama ini, pebalap berusia 28 tahun itu memang dikenal sebagai salah satu fans salah satu klub raksasa Spanyol, Barcelona.
Berikut ini adalah petikan wawancara Lorenzo seperti dilansir situs resmi FIFA, Selasa (24/11/2015):
Anda dikenal menyukai sepak bola dan menjadi fans Barcelona. Apakah Anda lebih memilih menyaksikan pertandingan saja atau bermain jika mendapatkan kesempatan?
Saya jarang bermain (sepak bola) selama musim ini karena takut mengalami cedera. Pelatih pun melarang saya bermain. Namun, jika kami tengah libur dengan jeda cukup lama sebelum balapan, saya selalu menggelar pertandingan dengan tim pada akhir pekan.
Apakah Anda cukup lihai bermain sepak bola?
(Tertawa). Saya mencoba bermain dengan cara sendiri. Namun, itu memang tidak mudah karena saya jarang bermain. Terkadang, saya ingin bermain sebagai pemain belakang. Sesekali saya juga bermain sebagai penyerang dan mencetak gol. Itu (seberapa bagus) tergantung bagaimana tim melihatnya.
Saya bermain sepak bola dengan serius seperti ketika sedang balapan karena saya sangat senang dengan persaingan dan saya ingin menang, meskipun itu hanya pertandingan biasa.
Apakah jiwa kompetitif Anda sama ketika sedang bermain sepak bola dan saat menjalani balapan?
Bahkan lebih! Saya bisa lebih marah ketika kalah dalam sebuah pertandingan ketimbang ketika saya kalah saat balapan. Akan tetapi, saya harus mengatakan, kami memang harus memastikan tidak ada satu pun yang mengalami cedera saat bermain dalam pertandingan itu.
Proses pemungutan suara untuk peraih FIFA Ballon d'Or kini sedang berjalan. Siapa yang akan Anda pilih jika Anda bisa ikut serta, dan jelaskan alasannya?
Saya tidak banyak menyaksikan pertandingan, tetapi, menurut saya, tahun ini masih tetap antara Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Sulit memang untuk memilih di antara mereka. Messi memiliki talenta dan dia melakukan segala sesuatu dengan tekun, seperti yang bisa Anda lihat dari fisik serta diet yang dilakukannya.
"Luis Enrique cukup bijaksana melihat tiki-taka dan mampu mengombinasikan umpan-umpan pendek Barcelona dengan gaya yang juga mengandalkan serangan balik." - Jorge Lorenzo
"Dia adalah contoh yang baik. Bagi cules (penggemar Barcelona) seperti saya, Messi itu sosok manusia setengah dewa karena dia telah memberi kami banyak hal. Jadi, saya akan mendukungnya (meraih Ballon d'Or), meskipun saya juga mengagumi kinerja dan komitmen Cristiano untuk memberikan kemampuan terbaiknya setiap hari. Anda harus mengagumi ambisi mereka. Mereka berdua sangat sama.
Apakah Anda memiliki kemiripan dengan Messi atau Ronaldo?
Sangat sulit mengatakannya karena mereka berdua memiliki karakter tersendiri. Namun, saya dapat mengatakan memiliki kesamaan dengan mereka berdua, seperti Messi dan Ronaldo.
Apa kenangan pertama Anda soal Piala Dunia?
Piala Dunia adalah turnamen yang harus disaksikan seluruh fans sepak bola dan saya hampir menyaksikan seluruh pertandingan itu. Kenangan pertama saya adalah Piala Dunia 1998 Prancis. Setelah itu, ketika Brasil memenangi Piala Dunia pada 2002 dan Italia pada 2006.
Menyaksikan Spanyol menjadi juara pada 2010 juga menjadi pengalaman yang menakjubkan. Saya menyaksikan final di rumah bersama teman-teman. Kami sedang bersiap menjalani balapan pada hari final Pada Piala Dunia terakhir (2014). Namun, ketika menuju bandara, kami berhenti di sebuah restoran untuk menyaksikan pertandingan Jerman melawan Argentina.
Bagaimana cara Anda mengikuti perkembangan Barcelona di saat musim MotoGP berlangsung sangat ketat?
Kami memiliki banyak cules dalam tim dan mereka tetap saya tanya apa yang terjadi (dengan Barcelona), khususnya kepada Ketua Mekanik, Ramon Forcada. Selain itu, melalui sosial media. Jika mereka menaruh televisi di sirkuit, saya biasa selalu menyaksikan Barcelona bertanding.
Menurut Anda apakah peforma Barcelona semakin membaik setelah meraih treble?
Sulit untuk memertahankan intensitas ketika Anda memenangi banyak gelar. Namun, Luis Enrique adalah orang yang tepat untuk tetap menjaga motivasi para pemain Barcelona. Dia sangat ambisius sebagai seorang pemain sepak bola dan dia juga memiliki banyak semangat dan tekad.
Era Pep Guardiola cukup banyak mengandalkan satu pemain saja, tetapi Luis Enrique cukup bijaksana melihat tiki-taka dan mampu mengombinasikan umpan-umpan pendek mereka dengan gaya yang juga mengandalkan serangan balik. Jadi, mereka layak mendapat banyak pujian atas berbagai hal yang sudah mereka lakukan.
Sumber: FIFA