Bola.com, Valencia - Manajemen Valencia resmi memilih [Gary Neville](2380824 "") sebagai pembesut tim Kelelawar Hitam. Sebagai pelatih baru Los Che, Neville akan menghadapi berbagai tugas yang tak mudah.
Valencia melalui situs resminya, Rabu (2/12/2015), mengumumkan menunjuk Neville sebagai pelatih hingga akhir musim 2015-2016. Neville didapuk sebagai pengganti Nuno Espirito Santo yang mengundurkan diri, setelah hanya meraih satu kemenangan dalam lima laga terakhir bersama skuat Valencia.
Baca Juga
Advertisement
Baca Juga
Tim yang kini berusia 96 tahun itu berada di peringkat kesembilan klasemen sementara La Liga dengan koleksi 19 poin. Mereka tertinggal 14 poin dari Barcelona yang kukuh di puncak klasemen.
Menurut analisis Bola.com, ada empat situasi yang bakal dihadapi oleh Neville. Bahkan jika salah dalam mengambil keputusan, legenda Manchester United ini bisa didepak dalam waktu singkat.
Sepak Bola Tak Semudah Ketika Menjadi Komentator
Pernahkan Anda melihat seorang komentator bersilat lidah dengan lihainya membahas suatu peristiwa yang terjadi di lapangan? Keputusan Neville untuk pindah dari dunia komentataro yang cukup melambungkan namanya bisa dibilang berani.
Namun di balik itu semua, pria 40 tahun tersebut menunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampuannya. Tak sekedar jago bertutur kata, dia juga siap menerjemahkan otaknya ke situasi riil di lapangan sepak bola.
Neville punya modal cukup bagus. Dia menghabiskan 19 tahun kariernya bersama Sir Alex Ferguson, salah satu manajer terbaik di Britania Raya. Bersama MU, Neville meraih 20 trofi dan menjelma menjadi salah satu figur paling berpengaruh di tengah-tengah pemain dengan karakter hebat.
Neville juga punya 85 caps bersama timnas Inggris. Pengalamannya bersama The Three Lions kian terasah lantaran sempat menjadi tangan kanan Roy Hodgson sejak 2012. Di sini dia bekerjasama dengan para pemain elit dan merasakan turnamen elit macam Piala Eropa 2012 dan Piala Dunia 2014. Neville diklaim sebagai sosok dengan intelejensia tinggi dan sanggup menyerap informasi layaknya spons.
Akan tetapi, Neville dihadapkan momok kinerja komentator yang akhirnya turun ke dunia manajemen sepak bola. Tercatat ada lima mantan pemain yang gagal menuai prestasi setelah sempat bekerja sebagai komentator.
Kiprah Ruud Gullit hanya setahun bersama Chelsea kala bekerja dari 1997-1998. David Platt secara kontroversi dilantik sebagai pelatih Sampdoria, tetapi kariernya hanya bertahan enam pekan. Gianfranco Zola hanya bertahan 19 bulan bersama West Ham dan kemudian tak tahan lama bersama Watford, Cagliari, dan Al-Arabi.
Alan Shearer yang sempat jadi komentator gagal mengangkat Newcastle dalam delapan pekan pada 2009. Sejak itu dia tak pernah jadi manajer lagi. Frank Rijkaard bisa jadi salah satu contoh terbaik untuk Neville, dia mengantarkan Belanda ke semifinal Piala Eropa 2000 dan menuai lima trofi juara bersama Barcelona.
Apakah Gary Neville bisa jadi Rijkaard berikutnya? Atau justru akan menambah daftar buruk komentator yang gagal sebagai pelatih?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
2
Kendala Bahasa
Kegagalan David Moyes bersama Real Sociedad diklaim karena salah satu faktor. Faktor itu adalah bahasa. Selama 12 bulan memimpin, Moyes belum bisa bahasa Spanyol dan itu berimbas fatal untuk kariernya.
Neville yang dikontrak lima bulan harus bisa memastikan ide dan filosofi sepak bolanya tersampaikan dengan jelas dalam waktu yang singkat. Dia sedikit lebih beruntung karena Phil Neville sudah berada di Valencia sebagai asisten pelatih sejak Juli 2015. Dia sudah lebih dulu fasih berbahasa Spanyol dan ini akan membantu sang saudara kandung.
Neville beberapa waktu lalu juga mengatakan kalau sepak bola adalah bahasa universal. Kepiawaiannya menggunakan teknologi dan alat-alat di studio bisa membantunya berkomunikasi dengan para pemainnya. Infrastruktur bukanlah masalah untuknya, karena Peter Lim, pemilik Valencia memiliki saham di Salford City, sebuah klub di mana Neville juga merupakan salah satu stakeholdernya.
Skuat dan Pemimpin Klub
Neville akan mendapatkan skuat yang muda dan bertalenta. Sebelum hengkang dari posnya, Nuno Espirito Santo menekankan pentingnya dukungan dari pemain di tengah-tengah situasi yang tak mengenakkan di dalam skuat.
Di posisi bek kiri ada Jose Luis Gaya yang dikabarkan diminati Real Madrid. Di depan ada Paco Alcacer yang kerap mengisi skuat timnas Spanyol. Kemudian ada beberapa pemainnya macam Dani Parejo, Shkodran Mustafi dan Diego Alves. Di lini tengah ada Andre Gomes dan Enzo Perez yang menunggu untuk dimaksimalkan bakatnya.
Dari sekian banyaknya nama yang dijabarkan, Valencia punya tim yang cukup mumpuni untuk bersaing di empat besar La Liga. Akan tetapi, Neville harus menemukan masalah sebenarnya dan menyelesaikan dengan cepat.
Di jajaran manajemen, ada masalah yang bakal dihadapi Neville. Peter Lim memang berperan sebagai pemilik klub tetapi orang yang harus sering dikontak sang pelatih anyar adalah Layhoon Chan yang terlibat di dalam klub dalam basis sehari-hari.
Ada isu pula jika pembelian pemain Valencia diprakarsai superagen, Jorge Mendes. Tercatat ada delapan pemain Portugis yang dipegang oleh manajer Cristiano Ronaldo tersebut. Di sini Neville harus bisa mengambil sikap tegas dan menyelaraskan kemauan klub untuk melakukan seleksi pemain.
Jangan sampai kepentingan komersial di luar teknik dan strategi sepak bola mendahului kepentingan prestasi di lapangan. Jika tak kuat dalam adu syaraf, bisa jadi Neville cuma jadi marionette belaka di Mestalla.
Advertisement
3
Ekspektasi
Hari-hari di mana kuatnya Valencia bersama Rafael Benitez memang sudah lama terjadi. Namun Valencia selalu diklaim sebagai salah satu kompetitor terdekat dari Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid. Tuntutan untuk merapat ke tiga tim tersebut selalu ada dan satu tiket ke Eropa wajib didapatkan.
Valencia biasanya merupakan salah satu tim terbesar di Spanyol dan finis di empat besar dalam enam tahun terakhir. Banyak pekerjaan yang rumah yang menunggu Neville. Partai pertamanya adalah ketika berhadapan dengan Lyon di Liga Champions. Di situasi ini, Valencia butuh hasil imbang untuk menjaga peluang lolos ke babak 16 besar.
Sementara itu, partai pertamanya di La Liga adalah menghadapi Eibar pada 13 Desember mendatang dan kemudian Getafe. Dalam tiga laga ini, Neville harus menuai hasil maksimal guna mengangkat moral Paco Alcacer dkk. Bila masalah moral sudah teratasi, Neville bisa berkonsentrasi ke masalah lain ketimbang menumpuk masalah.
Lantas bila kariernya di Valencia sukses, bisa jadi suatu saat nanti kursi kepelatihan timnas Inggris akan datang. Neville pun tak punya waktu lagi untuk sekedar tampil di televisi untuk mengomentari permainan di lapangan.
Sumber: Guardian, BBC, Sky Sports