Bola.com, Madrid - Ezequiel Garay mengalami masa buruk dalam karier ketika berkostum Real Madrid. Ia harus menerima kenyataan pahit, yakni menit bermain yang minim. Ia lalu memilih keluar, dan keputusan itu dianggap menjadi hal terbaik sepanjang perjalanan di dunia lapangan hijau.
Seperti dirilis ESPN Deportes, Senin (10/10/2016), Garay menganggap jika tetap bertahan bersama Real Madrid, akan membuatnya mati kutu. Padahal, sebagai pesepak bola, semakin sering merumput adalah prestasi paling diinginkan.
Advertisement
Baca Juga
Garay bergabung dengan Real Madrid dari Racing Santander pada 2008 dengan banderol 10 juta euro atau sekitar Rp 125 miliar. Ia menuai gelar Copa del Rey pada 2011, namun gagal merebut tempat secara reguler.
Pemain berkebangsaan Argentina tersebut hanya menjadi pilihan keempat di bawah Jose Mourinho, pada musim 2010-2011. Saat itu ia kalah bersaing dengan Ricardo Carvalho, Pepe dan Raúl Albiol. Garay bermain jika satu di antara tiga pemain tersebut cedera.
Pada musim tersebut, ia hanya bermain 5 pertandingan di La Liga dan dua partai di Piala Spanyol, termasuk laga final kontra Barcelona. "Saya menghormati Real Madrid sebagai institusi. Saya memutuskan pergi karena ingin bermain lebih banyak, sesuatu yang sepertinya tak bisa terjadi jika terus bertahan di Real Madrid," tutur Garay.
Apa yang dilakukan Garay terbukti benar. Ia merasakan karier gemilang ketika bergabung dengan Benfica selama 3,5 musim. "Sungguh, rentang waktu di Benfica sangat spektakuler," tegasnya.
Kini Garay bergabung dengan Valencia, dan sedang berjuang keras untuk membawa Los Che terhindar dari jeratan degradasi. Pelatih Valencia, Cesare Prandelli berharap sosok senior seperti Garay mampu memberikan energi.
Sumber: ESPN