Bola.com, Madrid - Real Madrid menggapai 'impian' memutus rantai kesuksesan Barcelona dalam perebutan gelar juara La Liga. Real Madrid meraih trofi La Liga setelah menang atas Malaga dengan skor 2-0.
Barcelona mengikuti jejak Real Madrid kala membekap Eibar dengan skor 4-2. Sayang, raihan maksimal di Estadio Camp Nou, Senin (22/5/2017) dini hari WIB, tak berarti, karena Real Madrid sudah memastikan diri menjadi sang pemenang musim ini.
Advertisement
Baca Juga
Bagi Real Madrid, perjalanan sepanjang 2016-2017 bukan jalan tanpa hambatan. Mereka harus jatuh bangun, terutama karena membagi perhatian ke beberapa ajang sekaligus. Selain La Liga, mereka berjibaku di pentas Liga Champions, Copa del Rey dan agenda FIFA di pengujung tahun 2016, Piala Dunia Antarklub.
Hasilnya, tetap saja ada yang menjadi korban. Real Madrid tersingkir dari Copa del Rey, meski sukses pada ajang Piala Dunia Antarklub. Tak hanya dari sisi prestasi, keberadaan Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane sempat menjadi sorotan.
Sukses membawa Real Madrid meraih trofi Liga Champions 2015-2016, bukan jaminan bagi Zizou melangkah santai. Sorotan tajam beberapa kali tertuju pada sosok legendaris asal Prancis tersebut. Puncaknya terjadi saat Real Madrid takluk di markas sendiri dari Barcelona.
Kekalahan 2-3 membuat Madridistas melakukan protes. Namun, Zidane dan jajaran pelatih, serta manajemen, bergeming. The show must go on, dan ragam kepahitan tersebut berubah jadi singgasana istimewa bagi Zidane dan anak asuhnya.
Berikut ini beberapa pengorbanan Real Madrid sebelum memastikan diri menjadi yang terbai di ranah Spanyol:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Perbandingan dengan Mourinho
Pada segmen ini, Zinedine Zidane menjadi sasaran empuk. Datang dan langsung memberi trofi Liga Champions tak serta merta membuat publik menerima kehadiran Zidane.
Sang legenda asal Prancis tersebut masuk ketika publik sedang mencari sosok pengganti Rafael Benitez. Gugurnya Benitez sekaligus memberi tantangan bagi pelatih baru agar bisa berprestasi lebih dari sekadar meraih satu trofi juara.
Kelas Liga Champions memang paling tinggi, tapi menghambat laju Barcelona adalah sebuah gengsi tersendiri. Tak pelak, saat Zidane masuk, sosok Jose Mourinho menjadi padanan.
Bayang-bayang Mourinho, yang dianggap sukses menghambat laju Barcelona lima tahun silam, menjadi 'vitamin' tersendiri bagi Zidane. Hebatnya, Zidane tak peduli, dan tetap bersikukuh merealisasikan program.
Pada perjalanan sepanjang musim ini, beberapa keputusan Zidane menjadi makanan empuk kalangan publik. Lihat saja ketika Cristiano Ronaldo mendapat cedera, status Keylor Navas yang tampil buruk sampai keberanian memberi kesempatan kepada Asensio dan Lucas Vasquez.
Kini, Zidane sudah membuktikan dirinya layak membawa kapal sebesar Real Madrid. Gelar ke-33 Real Madrid membuka mata kalau kualitas Zidane sama, atau bahkan lebih dari Jose Mourinho.
Advertisement
Puzzle Isco
Satu nama yang menjadi perbincangan khalayak sejak awal musim adalah isco. Pemuda bernama lengkap Francisco Román Alarcón Suárez tersebut sempat mendapat pengakuan sebagai gelandang muda terbaik Spanyol.
Sayang, penampilan sepanjang paruh pertama La Liga tak maksimal. Walhasil, ia sempat beberapa kali tersingkir, dan perannya digantikan Lucas Vasquez, Mariano Diaz ataupun Marcos Asensio.
Pelan namun pasti, Isco menunjukkan perkembangan positif. Peran Zinedine Zidane sebagai tutor membuat Isco bisa leluasa berkreasi. Isco sanggup mengubah gaya bermainnya menjadi lebih kreatif, trengginas, daya jelajah tinggi, dan semakin bisa menempatkan diri kala berada di sepertiga ruang lawan.
Peran penting Isco terlihat ketika laga terakhir kontra Malaga. Satu assist ke arah Cristiano Ronaldo menjadi bukti Isco konsisten menjadi pendobrak sekaligus pelayan. Kabar bagus bagi Madridistas, Isco memilih tetap berada di Santiago Bernabeu, meski banyak tawaran dari klub-klub lain.
Anggapan Main Mata
Kali ini, momen tersebut hanya ada pada sepekan terakhir jelang laga kontra Malaga. Hal itu tertuju ke kubu Malaga, lebih mikro lagi adalah sang pelatih, Michel.
Publik, terutama kalangan media yang berafiliasi dengan Barcelona, menuduh Real Madrid bakal mendapat 'layanan istimewa' kala tandang ke La Rosaleda. Hal itu berlatar karier Pelatih Malaga, Michel, adalah pemain utama Real Madrid.
Tak heran kalau Michel dianggap bakal memberi pintu lebar bagi Real Madrid untuk bepesta di La Rosaleda. Sepekan terakhir, Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane menjadi pihak yang terus dicecar. Sampai akhirnya manajemen Real Madrid berkeras kalau tak ada kongkalikong dengan Michel atau pihak manapun dari Malaga.
Tak hanya itu, ganjaran 1 juta euro atau sekitar Rp 14 miliar dari Real Madrid untuk Malaga, menjadi isu luar biasa. Real Madrid harus membayar itu sebagai bagian dari perjanjian pembelian Isco.
Pada klausul kontrak tersebut, Malaga akan mendapat tambahan dana sebesar itu jika Isco tampil bagus, dan bisa memberikan trofi juara La Liga bagi Real Madrid. Tak pelak, syarat itu pula yang sempat 'digoreng' kubu Barcelona.
Sumber: AS.com
Advertisement