Sukses


Presiden Liga Spanyol Ingin Hukum Striker Barcelona dan Guardiola

Bola.com, Madrid - Presiden Liga Spanyol Javier Tebas menyatakan ingin menghukum striker Barcelona Luis Suarez dan manajer Manchester City Pep Guardiola. Menurut Tebas, kelakuan keduanya pada pekan lalu sudah mencederai sepak bola.

Suarez tampil heroik saat Barcelona membantai Girona dengan skor 6-1 di Camp Nou, Sabtu (24/2/2018) dalam lanjutan La Liga. Penyerang asal Uruguay itu mencetak tiga gol.

Sayangnya, eks Liverpool itu membuat geram Javier Tebas. Suarez melakukan aksi diving di kotak penalti Girona untuk mencari keuntungan pribadi. Aksinya itu malah luput dari pengamatan wasit.

"Suarez harus dihukum karena dengan sengaja mencari pelanggaran. Jika dia menerima kartu kuning kelimanya, dia akan absen di laga krusial, itu sudah pasti," kata Tebas, dilansir dari Football Espana.

"Namun, kami ingin hukuman yang lebih berat untuk striker Barcelona itu. Saya akan melakukan apapun untuk membuat jera para penipu sepak bola. Itulah yang akan saya lakukan," ujarnya menegaskan.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Guardiola Bikin Naik Pitam

Tak hanya Suarez yang membuat Tebas naik darah. Tebas juga dibuat kesal dengan aksi Pep Guardiola di final Piala Liga Inggris.

Eks pelatih Barcelona itu memasang pita kuning di dadanya saat Machester City menang 3-0 atas Arsenal di Wembley Stadium, London. Pita kuning itu menandakan dukungan Guardiola terhadap referendum Catalonia.

"Pep Guardiola? Dia harus dihukum karena idenya (memakai pita kuning). Sepak bola dan politik tidak boleh bercampur aduk," ucap Tebas dengan nada marah.

3 dari 3 halaman

Penjelasan Guardiola

Guardiola memakai pita kuning sebagai bentuk dukungan pada Jordi Sanchez dan Jordi Cuixart. Dua orang tersebut saat ini tengah dipenjara setelah dinilai terlibat kericuhan saat referendum Katalonia, Oktober lalu.

"Mereka dituduh memberontak. Padahal untuk itu, mereka harus punya senjata. Pada kenyataannya, mereka hanya punya satu suara di kotak pemilihan," kata Guardiola.

Sumber: Liputan6.com

Video Populer

Foto Populer