Jakarta - Mateo Kovacic membulatkan tekad meninggalkan Real Madrid musim panas ini. Dia tetap ingin pergi meski Julen Lopetegui menggantikan Zinedine Zidane di kursi pelatih.
Ini diambilnya setelah jumpa dengan Lopetegui pada Jumat (20/7/2018). Dia mengungkapkan niatnya itu langsung kepada pelatih usai menjalani latihan di Valdebebas, markas Real Madrid.
Advertisement
Baca Juga
Ada momen canggung saat pertemuan berlangsung. Meskipun keduanya belum lama bersama, apalagi Kovacic bicara langsung ke pokok masalah.
Ini sebenarnya bukan kejutan karena Kovacic sudah menyatakan niat ingin hengkang sejak Mei. Dia lalu kembali mengungkapkan niatnya itu usai final Piala Dunia kepada Marca.
Sudah jelas bagi Kovacic, kariernya di Real Madrid sulit untuk berkembang. Dia sulit untuk mendapatkan menit bermain yang lebih banyak karena kalah bersaing.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Komentar Kovacic
Kovacic sebenarnya cinta dengan Real Madrid. Meski begitu, dia lebih menyukai sepak bola karena itu harus selalu berada di lapangan.
"Saya ingin lebih banyak bermain di Real Madrid karena saya suka sepak bola dan berada di lapangan," ujarnya seperti dikutip Marca.
"Saya tahu sulit jadi starter di Madrid, utamanya karena saya gabung di sini saat masih muda."
"Saya paham situasinya karena itu saya pikir lebih baik pergi ke klub lain dimana saya punya kesempatan lebih banyak main sebagai starter. Itu peluang yang bisa saya dapatkan dan saya inginkan itu sekarang," ujarnya, menambahkan.
Advertisement
Klub Peminat
Meski sudah tiga musim membuktikan serius saat berlatih atau bermain, namun Kovacic selalu tersisih. Posisi lini tengah seperti dikunci Casemiro, Toni Kroos dan Luka Modric.
Kovacic juga tak sepi peminat. Dia saat ini bisa pindah ke klub besar lainnya seperti Manchester City, Bayern Munchen, Juventus, Manchester United dan Liverpool.
"Tanpa peluang main, saya tak akan pernah menunjukkan potensi saya. Saat tak pernah main, saya tidak bahagia," katanya.
"Saya menikmati masa tiga tahun di Madrid. Ada teman yang luar biasa, memenangkan trofi.. tapi saya tak betul-betul bahagia karena kontribusi saya tidak besar," ujarnya.
Sumber: Liputan6.com