Bola.com, Jakarta - Valencia tengah menjadi perbincangan publik setelah jornada 28 La Liga 2018-2019, akhir pekan lalu. Skor imbang tanpa gol kontra Getafe menjadikan mereka tak terkalahkan sejak takluk dari Alaves (1-2), Sabtu (5/1/2019).
Hasil tersebut sekaligus membuat Valencia mulai menapak ke jajaran para pengincar zona Liga Champions musim depan. Saat ini, Valencia berada di posisi ke-7 klasemen sementara berkat koleksi 40 poin.
Baca Juga
Advertisement
Angka tersebut hanya berselisih enam poin dari penghuni peringkat empat alias batas minimal ke Liga Champions 2019-2020, Getafe. Jika tak mendapat Liga Champions, Valencia masih bisa memburu zona Liga Europa, yang kini ditempati Alaves (44 poin) dan Sevilla (43 poin).
Sepak terjang Valencia tergolong yahud. Apalagi, mereka seolah menjadi spesialis pembuat susah tim-tim besar. Barcelona misalnya, berhasil ditahan Valencia dengan skor 2-2, Sabtu (2/2/2019). Pada pekan pertama, Atletico Madrid diimbangi 1-1.
Pada awal pekan ini, setelah laga kontra Getafe, para pendukung Valencia merayakan hari jadi ke-100 klub kesayangan mereka. Berikut ini beberapa fakta yang tak banyak diketahui publik tentang tim berjuluk Los Che tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Akademi Sepak Bola
Paterna Valencia adalah satu di antara akademi bergengsi di La Liga. Institusi tersebut telah menelurkan bakat-bakat muda ke tim utama setiap tahunnya.
Ada banyak pemain lokal di semua tim Valencia yang berhasil merebut gelar juara La Liga. Contohnya adalah Vicente Asensi dan Inocencio Bertolin pada 1041-1942 hingga duta La Liga saat ini, Gaizka Mendieta serta David Albelda. Dua nama terakhir membawa Valencia juara pada 2003-2004.
Saat ini, ada beberapa pemain Timnas Spanyol yang berasal dari akademi Paterna. Mereka di antaranya David Silva, Carlos Marchena, Jordi Alba, dan Isco. Tim inti Valencia juga diperkuat bek kiri timnas Spanyol, José Gayà (23), Masih ada gelandang muda lokal Carlos Soler (22) dan Ferran Torres (19). Masa depan Valencia tampak cerah dengan banyaknya talenta lokal yang terus bermunculan.
Advertisement
Pele Nyaris Bergabung
Mantan pemain Valencia dan sekretaris klub pada masa itu, Eduardo Cubells, pada awal tahun 1958 berkunjung ke Brasil. Ia berhasil merekrut seorang pemain muda berbakat, Edson Arantes do Nascimento, yang rencananya akan pindah ke Valencia seusai Piala Dunia pada musim panas tahun itu.
Pemuda berusia 17 tahun itu lebih dikenal dengan panggilan Pelé, dan sudah menunjukan kemampuannya saat bermain bersama Santos dalam kompetisi domestik di Brasil. Sayang, enam gol pada putaran final Piala Dunia 1958, termasuk dua gol di final, membuatnya menjadi bintang sepak bola dunia.
Kenyataan itu membuat Santos urugn melepas Pele, sehingga Cubells tidak jadi memboyongnya ke Valencia. Walaupun Pelé sempat bertandang ke Valencia bersama tim kota kelahirannya untuk bertanding di turnamen musim panas ‘Trofeo Naranja’, dan mencetak gol di pertandingan yang berakhir imbang 4-4 di Mestalla, ia tidak pernah bergabung dengan Valencia.
Lambang Perayaan 100 Tahun
Sejak abad pertengahan, kelelawar merupakan lambang kota Valencia. Hal itu berlatar hewan malam ini memiliki peran penting pada pertempuran untuk memperebutkan kota ini pada abad ke-13.
Kelelawar juga selalu memiliki tempat pada lambang klub Valencia, dan ada simbol baru berwarna oranye yang diperkenalkan pada 2018-2019. Simbol ini menyatukan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Maskot klub Valencia adalah seekor kelelawar besar yang dipanggil ‘Rat Penat’. Ia selalu mendukung tim ini, serta memimpin sorakan para penonton pada setiap pertandingan kandang Valencia.
Advertisement
Patung Baru
Pimpinan klub melakukan serangkaian acara memperingati ulang tahun ke-100. Satu di antara yang paling emosional adalah peresmian sebuah patung baru di dalam stadion Mestalla. Hal itu menandai hubungan tim dengan para pendukung.
Sebuah patung perunggu diletakkan di kursi yang selalu diduduki Vicente Navarro Aparicio, anggota fan klub Valencia nomor 18, di setiap pertandingan kandang. Aparicio meninggal pada 2016.
Navarro sangat dicintai selama beberapa dekade, dan selalu hadir pada semua pertandingan tandang. Setelah kehilangan penglihatannya ketika berusia 54 karena penyakit pada retina matanya, ia selalu didampingi putranya yang membisikkan semua peristiwa di lapangan.
Penggemar seumur hidup ini sempat menyatakan musim 2003-2004, saat Valencia terakhir menjuarai LaLiga, adalah tahun paling bahagia dalam hidupnya. Patung yang duduk di kursi 164 dari baris 15 di bagian tribun tengah ini menjadi pengingat tentang apa artinya menjadi pendukung Valencia CF.
Julukan Los Che
Banyak penggemar La Liga tahu Valencia dijuluki ‘Los Che’, tapi tidak semuanya paham cerita di balik julukan itu. Kata ‘Che’ adalah cara orang Levantinos, yaitu masyarakat asal pesisir timur Spanyol, mengucapkan ‘hei’ dalam percakapan sehari-hari. Jadi, para penggemar Valencia dikenalsebagai para ‘Los Che’.
Gaya bicara orang Valencia ini disadari sastrawan Amerika, Ernest Hemingway, ketika berkunjung ke Valencia pada 1930-an, dekade saat LaLiga didirikan. Ia menggunakannya dalam novel ‘For Whom the Bell Tolls'.
Ungkapan ini juga sampai ke Amerika Selatan, dibawa oleh jutaan orang Valencia yang pindah ke benua tersebut pada abad 19 dan 20. Jadi, memang ada hubungan antara Valencia dengan pejuang revolusi Amerika Selatan, Ernesto ‘Che’ Guevara.
Sumber: La Liga
Advertisement