Bola.com, Jakarta - Musim 2019-2020 mulai memasuki periode krusial. Sayangnya, Barcelona masih berjalan di tempat. Performa tim asuhan Ernesto Valverde belum benar-benar mencapai level yang diharapkan, dan hasil-hasil pertandingan tidak bisa menutupi masalah besar yang dimiliki Tim Catalan.
Permainan Barca aneh, tidak terpola. Mereka hanya bisa memberikan bola pada Lionel Messi dan berharap dia melakukan keajaiban. Lagi-lagi Messi.
Baca Juga
Advertisement
Sayangnya, penyerang asal Argentina tidak bisa melakukan semuanya seorang diri. Jika benar ingin mewujudkan mimpi menjuarai Liga Champions, Barcelona butuh lebih dari sekadar Messi level top.
Valverde harus segera menemukan solusi sebelum segalanya jadi lebih buruk bagi Barcelona. Saat ini, Sport mengklaim Valverde punya tiga masalah utama yang harus diselesaikan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pertahanan yang Amat Buruk
Ter Stegen saja tidak cukup. Kiper Jerman ini telah membungkus 14 penyelamatan penting pada 4 pertandingan Liga Champions, dengan rerata 3,5 penyelamatan per pertandingan.
Statistik ini jelas tidak diharapkan ada pada tim yang berharap bisa jadi juara Liga Champions. Faktanya, Barca hanya kebobolan dua gol sejauh ini berkat kerja keras Ter Stegen. Dia menyelamatkan tim pada laga melawan Dortmund dan Inter.
Koordinasi pertahanan Barca bobrok, mereka tidak bisa bergerak menekan sebagai satu unit. Akibatnya, lawan mudah menembus kotak penalti Barca, ada banyak ruang yang bisa dieksploitasi lawan.
Valverde harus segera menyelesaikan masalah itu. Barca buntu dengan pasangan bek tengah yang sama [Pique dan Lenglet], tanpa rotasi. Jika tim terlalu mudah diprediksi, persaingan internal pun luntur.
Advertisement
Lini Tengah yang Tak Solid
Barca telah kehilangan identitas mereka. Tugas ini seharusnya diemban gelandang, tapi sampai saat ini tidak ada tanrda-tanda Barca sebagai tim yang bisa membuat lawan menderita lewat dominasi penguasaan bola.
De Jong tidak sebagus awal-awal musim, meski sebenarnya sudah bekerja keras. Dia satu-satunya pemain Barca yang berlari lebih dari 10 kilometer dalam empat pertandingan UCL sejauh ini. Sikapnya sempurna, tapi dia belum menemukan peran terbaiknya dalam tim.
Di lini tengah, Sergio Busquets tak lagi pasti sebagai starter. Valverde lebih sering merotasi kombinasi gelandangnya, mungkin ingin menjaga kebugaran Busquets.
Busquets hanya bisa menuntaskan lima dari 11 pertandingan La LIga sejauh ini, dan belum pernah bermain 90 menit di Liga Champions. Meski begitu, setidaknya ada tanda-tanda positif kombinasi De Jong dan Busquets, meski yang lain masih belum pasti.
Arus Serangan yang Gampang Terbaca
Barcelona sudah menghabiskan sekitar 345 juta euro (bisa jadi 425 juta euro plus bonus) pada pembelian Ousmane Dembele, Philippe Coutinho, dan Antoine Griezmann. Sayangnya, tidak ada satu pun yang benar-benar menyatu dengan Lionel Messi.
Barca masih belum bisa menemukan partner untuk Messi dan Suarez, setidaknya yang bisa mencapai level Neymar. Coutinho gagal dan dijual, Dembele lebih sering cedera, Griezmann masih baru dan belum menemukan tempatnya.
Teranyar, pada duel imbang 0-0 kontra Slavia Praha, Rabu (6/11/2019) kemarin, duet Griezmann-Messi benar-benar buruk. Pasalnya, dua pemain top ini hanya lima kali saling mengumpan selama 90 menit.
Griezmann jelas belum punya tempat. Entah mengapa, tampaknya Messi tidak terlalu menyukainya. Di saat Suarez cedera seperti ini, kombinasi Messi-Griezmann tampak lebih buruk dari biasanya.
Sumber asli: Sport
Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, Published 07/11/2019)
Advertisement