Bola.com, Barcelona - Mantan arsitek Real Betis, Quique Setien, resmi menjadi pelatih Barcelona, Selasa (14/1/2020). Quique Setien menggantikan Ernesto Valverde yang dipecat manajemen El Barca.
Keputusan Barcelona menunjuk Quique Setien sebagai pelatih baru bisa dibilang cukup megejutkan. Pelatih berusia 61 tahun bukanlah sosok yang populer.
Baca Juga
Advertisement
Apalagi sebelum ditunjuk sebagai pelatih Los Cules, Setien sedang tidak melatih klub manapun. Klub terakhir yang ditangani Setien ialah Real Betis sebelum didepak manajemen klub tersebut.
Kini, Quique Setien resmi menjadi juru taktik Lionel Messi dkk. Sederet tugas berat sudah menanti Setien.
Quique Setien dituntut membuat Barcelona kembali berjaya, baik di kancah domestik maupun Eropa. Kali terakhir El Barca merengkuh trofi bergengsi Eropa, Liga Champions, pada musim 2014-2015.
Setelah itu performa Barcelona justru menurun. El Barca kerap terhenti di babak perempat final, terutama dalam tiga musim terakhir.
Setien paling tidak bisa mempertahan posisi puncak klasemen La Liga sehingga bisa kembali mempertahan gelar juara yang diraih Ernesto Valverde secara berturut-turut. Selain itu, beberapa masalah sudah menanti Setien di Barcelona.
Berikut ini Bola.com merangkum dari Ronaldo.com, Rabu (15/1/2020, 3 masalah yang menunggu Quique Setien di Barcelona.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Kekacauan Politik
Dua mantan pemain Barcelona, Carles Puyol dan Xavi Hernandes, pernah menolak jabatan bersama mantan klubnya tersebut. Satu di antara alasan yang membuat dua legenda tersebut menolak mengambil jabatan di El Barca ialah kekacauan politik klub.
Kondisi tersebut juga yang membuat Pep Guardiola memilih pergi dari Camp Nou. Seperti diketahui, Josep Maria Bartomeu membuat beberapa keputusan kontroversial selama menjabat posisi presiden di Barcelona.
Satu di antara kebijakan yang paling banyak menuai sorotan ialah saat membiarkan Neymar hengkang ke Paris-Saint Germain. Sikap Bartomeu tersebut langsung membuat publik geram.
Saat ini, Bartomeu sedang dalam periode keduanya menjabat sebagai Presiden. Bukan tidak mungkin akan ada babak politik baru di tubuh Barcelona.
Setien harus bisa mengatasi pengaruh berat di luar lapangan.
Advertisement
2. Penguasaan Bola
Barcelona dikenal dengan penguasaan bola. Terutama saat El Barca berada di bawah kendali Pep Guardiola.
Namun, perlahan tapi pasti ciri khas tersebut mulai hilang. Setelah Guardiola pergi, beberapa pelatih seperti Tata Martino, Luis Enrique dan Ernesto Valverde dianggap tidak memiliki prinsip sepak bola yang sama dengan Guardiola.
Di sisi lain, Setien memang tak sepopuler dengan para pelatih sebelumnya. Namun, Setien paling tidak bisa mengembalikan ciri khas permainan Barcelona yag mengandalkan penguasaan bola.
Banyak yang berharap Setien bisa kembali membuat Barcelona menerapkan taktik tiki-taka. Seperti diketahui, tiki-taka menjadi satu di antara taktik yang paling disukai penggemar Barcelona.
3. Tak Berjaya di Eropa
Pada era kepelatihan Pep Guardiola, Barcelona sukses merengkuh 2 trofi Liga Champions dan Piala Super Eropa. Setelah itu, Guardiola pergi pada 2012.
Setelah Guardiola hengkang, El Barca hanya meraih satu titel Liga Champions, yakni pada musim 2014-2015. Setelah itu Barcelona tersingkir di perempat final selama tiga kali berturut-turut.
Terakhir, Los Cules tersingkir secara tragis dari Liverpool pada Liga Champions 2019. Selain gelar domestik, trofi bergengsi antarklub Eropa tersebut harus menjadi prioritas Quique Setien pada masa kepelatihannya.
Jika Setien gagal, bukan tidak mungkin ia akan bernasib sama seperti Ernesto Valverde yang harus didepak Barcelona sebelum kontraknya selesai.
Advertisement