Bola.com, Jakarta - Real Madrid berhasil merengkuh gelar Liga Champions ke-10. Catatan prestasi ini disebut La Decima.
Ambisi untuk meraih 'La Decima' sudah dipegang oleh klub berjuluk Los Merengues tersebut pasca meraih trofi ke-9 di tahun 2002. Florentino Perez selaku presiden Real Madrid sampai rela menggelontorkan uang banyak hanya demi mencapai ambisi itu.
Baca Juga
Advertisement
Satu persatu, Real Madrid mendatangkan bintang dari penjuru dunia. Sampai-sampai skuat Los Merengues yang bergelimang pemain hebat itu mendapatkan julukan fantastis, Los Galacticos.
Sayangnya, ambisi mereka tak kunjung tercapai. Mulai dari Ronaldo Nazario, David Beckham, hingga Kaka tidak mampu menuntaskan impian Real Madrid untuk meraih 'La Decima'.
Meski begitu, ambisi Real Madrid untuk memenuhi ambisinya tersebut masih terjaga. Mereka selalu mengusung rencana yang sistematis untuk jadi juara Liga Champions. Salah satunya adalah dengan terus membeli pemain hebat.
Pada musim panas 2013, mereka mengeluarkan uang senilai 100 juta euro untuk mendatangkan Gareth Bale dari klub Inggris, Tottenham. Kehadiran pria asal Wales tersebut membuat skuat Los Merengues jadi kian lengkap.
Ya, Real Madrid sudah dihuni pemain yang sudah 'jadi', seperti Cristiano Ronaldo, Sergio Ramos, dan Luka Modric. Mereka kemudian dipadukan dengan sosok berpengalaman layaknya Iker Casillas, Pepe, dan Xabi Alonso.
Ditambah dengan Carlo Ancelotti, pelatih yang seringkali dinaungi keberuntungan di Liga Champions, jadilah Real Madrid perkasa. Dan itu sudah terlihat sejak masih di fase grup.
Â
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fase Grup
Real Madrid tergabung di grup B bersama Galatasaray, Juventus, dan Copenhagen. Jika menilik nama-namanya, praktis Los Merengues hanya perlu mewaspadai Juventus yang sedang dalam masa kebangkitan pada saat itu.
Benar saja, Real Madrid tidak mendapatkan perlawanan yang sengit. Laga pembuka mereka, yakni melawan Galatasaray, sukses dimenangkan dengan skor telak 6-1. Di pekan kedua kontra Copenhagen, Madrid menang dengan skor 4-0.
Los Merengues hanya meraih satu hasil seri yang berasal dari Juventus, sisanya disapu bersih dengan kemenangan. Alhasil, Real Madrid melaju ke fase gugur membawa status juara grup dengan koleksi 16 poin.
Â
Advertisement
Fase Gugur
Tantangan Real Madrid di babak 16 besar tidak begitu berat. Ya, mereka 'hanya' berhadapan dengan Schalke 04. Klub asal Jerman itu dipermak habis-habisan dalam duel dua leg. Agregat akhir menunjukkan Real Madrid menang dengan skor 9-2.
Situasinya mulai menyulitkan kala mereka dipertemukan dengan Borussia Dortmund pada babak perempat final. Ya, jika Dewi Fortuna berkehendak lain, perjalanan Madrid mungkin bisa terhenti sampai di fase ini saja.
Semuanya terlihat baik-baik saja pada leg pertama, di mana Los Merengues berhasil menang dengan skor 3-0. Tapi, Dortmund memangkas agregat dan mencetak dua gol pada leg kedua. Beruntung, Real Madrid hanya kalah 0-2 kala itu. Mereka menang 3-2 secara agregat dan berhak ke semi-final.
Lawan berikutnya adalah raksasa Jerman, Bayern Munchen. Real Madrid diprediksikan akan mengalami kesulitan. Tapi nyatanya tidak, mereka bisa melaju dengan mulus ke babak final dengan agregat telak 5-0.
Â
Babak Pamungkas
Tidak banyak yang menyangkan bahwa Real Madrid bakalan bertemu dengan rival sekotanya di babak final, Atletico Madrid. Klub asuhan Diego Simeone itu memang membuat kejutan usai menyingkirkan kandidat juara seperti AC Milan, Barcelona, dan juga Chelsea.
Los Rojiblancos belum berhenti memberikan kejutan. Pada laga final, mereka membuat Real Madrid kesulitan total. Bahkan, mereka sempat unggul 1-0 setelah sang bek, Diego Godin, berhasil menjebol gawang Casillas di menit ke-36.
Andai bisa mempertahankan fokus, Atletico seharusnya bisa keluar sebagai juara di tahun itu. Sayangnya yang terjadi tidak seperti itu. Jelang pertandingan usai, Real Madrid menyamakan kedudukan melalui aksi Sergio Ramos.
Dewi Fortuna beralih ke sisi Real Madrid. Semua diawali oleh kesuksesan Gareth Bale menjebol gawang Thibaut Courtois pada menit ke-110. Penderitaan Atletico kian menjadi-jadi setelah Marcelo dan Ronaldo bergantian mencetak gol jelang extra time selesai.
Selisih tiga gol bukanlah perkara yang mudah untuk dikejar, apalagi dalam waktu sempit. Pada akhirnya, Atletico Madrid harus merelakan trofi di depan mata kepada Real Madrid, yang sukses meraih La Decima.
Disadur dari: Bola.net (Yaumil Azis, published 13/5/2020)
Advertisement