Bola.com, Jakarta - Tragis. Real Madrid kehilangan dua gelar juara hanya dalam durasi satu pekan saja. Posisi Zinedine Zidane sebagai pelatih pun dikabarkan tengah berada di ujung tanduk.
Zidane bukan pertama kali berada pada situasi sulit. Sebelumnya, Zidane juga disebut bakal dipecat tapi mampu bangkit dengan menang atas Barcelona di Camp Nou.
Baca Juga
Advertisement
Kini, situasi makin pelik bagi Zidane. Real Madrid disebut telah mendekati Marcelo Gallardo untuk mencari pelatih baru. Namun, kabar lain menyebut pelatih asal Prancis itu tidak akan dipecat sebelum musim ini berakhir.
Zidane punya jasa besar untuk Real Madrid, baik sebagai pemain atau pelatih. Namun, mungkin ini adalah waktunya Madrid berpisah dengan Zidane. Mengapa Madrid harus memecat Zidane?
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gagal Memaksimalkan Potensi Pemain Baru
Florentino Perez telah membeli 13 pemain baru sejak meraih gelar juara Liga Champions ke-13. Perez tidak kurang membelanjakan 558,5 juga euro, dengan 315,5 juta euro di antaranya dibelanjakan pada era Zidane.
Madrid membeli sejumlah pemain mahal dengan nama besar seperti Thibaut Courtois dan Eden Hazard. Namun, satu di antara dua nama itu tidak tampil maksimal.
Selain itu, Zidane juga gagal memaksimalkan potensi pemain yang dibeli seperti Brahim Diaz, Luka Jovic, hingga Eder Militao.
Advertisement
Tak Pernah Berfikir Kepentingan Jangka Panjang
Zinedine Zidane seperti tidak sedang menyusun proyek jangka panjang di Real Madrid. Zidane tetap memakai pemain yang sama dengan era pertamanya sebagai pelatih Madrid.
Zidane mempertahankan nama-nama lawas seperti Sergio Ramos, Luka Modric, dan Karim Benzema yang sudah berusia di atas 30 tahun.
Zidane seperti setengah hari memberi kesempatan pada pemain muda seperti Vinicius, Rodrygo, Martin Odegaard, dan Eder Militao. Zidane bahkan melepas sejumlah pemain potensial seperti Acrhaf Hakimi dan Marcos Llorente.
 Â
Doyan Ngeles
Zinedine Zidane selalu menyangkal bahwa Real Madrid bermain buruk. Zidane selalu merasa Madrid tampil bagus, tapi punya nasib buruk sehingga gagal meraih hasil bagus.
"Ini sepak bola. Kami bermain lawan tim Segunda B dan kami harusnya menang," kata Zidane usai kalah dari tim Segunda B di ajang Copa del Rey, Alcoyano.
"Ini bukan sebuah kegagalan. Gagal kalau tidak mencoba, tidak mencoba segalanya di lapangan. Hidup seperti itu, anda tak bisa selalu menang," kata Zidane usai kalah dari Bilbao di Supercopa de Espana.
Advertisement
Ruang Ganti yang Tak Terkendali
Zinedine Zidane dilaporkan punya hubungan yang buruk dengan pemain. Bukan hanya Gareth Bale dan James Rodriguez -yang sudah pindah-, Zidane disebut tidak lagi bicara dengan pemain lain di ruang ganti Madrid.
Zidane mengambil jarak dengan pemain yang biasanya menjadi pilihan kedua seperti Martin Odegaard, Luka Jovic, atau Eder Militao. Situasi ini membuat ruang ganti Madrid tidak membaur menjadi satu.
Gaya Bermain yang Tak Lagi Relevan
Final Liga Champions 2018 menjadi tanda berakhirnya kejayaan Real Madrid. Saat itu, kolaborasi apik Zinedine Zidane dan Cristiano Ronaldo membawa Madrid mendominasi sepak bola Eropa.
Dulu, Madrid bermain menyerang dengan cara bermain vertikal. Kini, Madrid bermain horizontal dan acap kali kesulitan mencetak gol. Madrid hanya bergantung pada Karim Benzema di lini depan.
Pada situasi tertentu, Madrid butuh Sergio Ramos sebagai penentu kemenangan.
Advertisement
Suara Suporter
Madridismo nampak sudah muak dengan situasi yang terjadi di klub. Kemuakkan itu bisa dilihat dari banyaknya komentar negatif di setiap akun media sosial Real Madrid.
Bukan hanya ketika menang, tapi Madridismo pun banyak yang tidak puas ketika Madrid menang. Sebab, mereka menginginkan Real Madrid menang dengan performa yang impresif. Sesuatu yang tidak terjadi di era Zidane.
Kesuksesan Masa Lalu
Zinedine Zidane punya nama besar di Real Madrid. Bukan hanya saat masih sebagai pemain, tapi juga pada periode pertamanya sebagai pelatih. Zidane meraih sembilan gelar untuk Real Madrid sebagai pelatih.
Namun, catatan apik itu adalah masa lalu.
Kini, Zidane berada dalam momen yang sulit. Sejak kembali ditunjuk sebagai pelatih pada 2019 lalu, Madrid sudah melewatkan lima dari tujuh gelar juara yang mungkin diraih bersama Zidane.
Sumber asli: Sport
Disadur dari: Bola.net (Asad Arifin, Published 22/1/2021)
Advertisement