Bola.com, Barcelona - Baru juga dua hari bikin geger sepak bola internasional, Liga Super Eropa berantakan. Dua klub pendiri asal Inggris, Chelsea dan Manchester City, dikabarkan mundur.
Kabar terbaru, dinukil dari Metro, wakil Spanyol, Barcelona dan Atletico Madrid juga memiliki rencana yang sama.
Baca Juga
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan
Advertisement
Sebelumnya, pada Minggu (18/4/2021), 12 klub elite Eropa, Arsenal, Manchester United, Chelsea, Manchester City, Tottenham, Liverpool, Atletico Madrid, Barcelona, Real Madrid, Juventus, AC Milan dan Inter Milan. mendeklarasikan Liga Super Eropa sebagai kompetisi tandingan Liga Champions.
Namun, langkah itu menuai kecaman keras dari berbagai pihak, terutama suporter. Fans Chelsea demo di Stamford Bridge menjelang duel kontra Brighton, Rabu (21/4/2021), yang mengakibatkan kick-off laga itu mundur.
Laporan terbaru juga mengindikasikan bahwa Atletico Madrid juga ingin keluar. Sementara, presiden Barcelona Joan Laporta telah mengumumkan bahwa klub Catalan tidak akan terlibat dalam Liga Super Eropa stakeholder klub setuju.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Komentar Presiden Barcelona
Barcelona, mengumumkan mereka tidak akan bergabung dengan Liga Super kecuali ada suara anggota untuk menyetujui langkah tersebut.
"Barcelona tidak akan bergabung dengan Liga Super sampai masyarakat kami (anggota penggemar) memilihnya. Ini klub mereka, jadi itu keputusan mereka," katanya.
Liga Super Eropa diumumkan pada Minggu (18/4/2021) malam dan mendapat reaksi keras dari para penggemar, pemain, dan otoritas.
Rencana tersebut juga dikritik oleh orang-orang di pemerintahan, di antaranya Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dan Pangeran William.
Sumber: Metro
Advertisement