Bola.com, Jakarta - Christian Vieri menjadi bagian penting dalam perjalanan Atletico Madrid. Meski tak lama, nama striker asal Italia ini sempat membuat heboh Liga Spanyol, terutama level prolifik yang di atas rata-rata.
Menarik untuk menoleh ke belakang, hari-hari Christian Vieri kala masih memperkuat Atletico Madrid. Atletico merekrutnya pada 1997, saat Juventus masih sayang-sayangnya terhadap Vieri.
Baca Juga
Advertisement
Namun, nilai transfer yang menggiurkan sebesar 12,5 juta pounds, Si Nyonya Tua klepek-klepek tak berdaya. Sang striker berkemas dari Turin, Italia, dan selanjutnya beranjak ke Spanyol, jatuh ke pelukan Los Rojiblancos.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Butuh Bomber
Sebelum Vieri datang, Atletico terjerembab di posisi kelima klasemen akhir La Liga 1996/1997. Padahal, sebelumnya, mereka tampil sebagai yang terbaik di kompetisi paling bergengsi di Spanyol ini.
Atletico Madrid butuh sosok striker lapar gol dan itu ada dalam diri Vieri. Selain Vieri, Atletico juga memboyong tombak Middlesbrough, Juninho. Vieri tak lama mengenakan jersey Atletico.
Advertisement
Status Nomaden
Striker nomaden itu hanya setahun di sana, sebelum akhirnya kembali ke Italia memperkuat Lazio. Meski gagal mempersembahkan sebiji gelar pun, nama Vieri terpatri kuat di hati fans Atletico.
Bagaimana tidak, dalam satu musim baktinya, pemain yang akrab disapa Bobo itu sukses mengemas 29 gol dalam 32 laga. Tak pelak lagi, Vieri mengukuhkan dirinya sebagai tukang gedor jempolan.
Satu yang pasti, sampai sekarang, tak ada pemain ber-KTP Italia yang bisa menjadi top skor di La Liga, selain Vieri.
Gol Terindah
Saat bentrok kontra klub Yunani, PAOK, di ajang Piala UEFA, Vieri menciptakan gol terindah. Dia menyarangkan si kulit bundar via tendangan pisang tak jauh dari sudut sepak pojok usai memenangkan duel perebutan bola dengan kiper PAOK, Nikolaos Michopoulos.
Itu adalah gol yang sangat rumit, karena bola pas berada di atas garis yang sejajar dengan tiang gawang sisi kiri Nikolaos Michopoulos. Itu artinya, untuk bisa menyarangkan bola ke dalam gawang maka secara naluriah harus berputar 270 derajat. Terlihat mustahil, tapi Vieri membuatnya menjadi mungkin.
Advertisement
Rahasia Khusus
Tatkala ditanya apa rahasia di balik gol spektakulernya, Vieri membuka rahasia. "Jangan menyerah. Jangan pernah berpikir sesuatu tidak dapat dicapai," katanya.
Bisa dibilang, Vieri merupakan pemain kesayangan pelatih Radomir Antic. "Saya sangat menginginkannya. Vieri mati masih lebih baik dari pada penyerang lain yang masih hidup," puji Radomir Antic.
Cedera dan Kemarahan
Tak semua berjalan seperti yang diharapkan. Cedera mulai menerpa. Sang pujaan harus menepi lantaran dibekap cedera dalam delapan menit pertandingannya melawan Compostela.
Selanjutnya, dalam delapan laga, Vieri hanya mampu bermain 45 menit. Meskipun gol terus mengalir ketika Vieri fit, bencana terjadi pada awal Februari. Saat itu, tekel pemain Celta Vigo, Michel Salgado, membuat rekan setim dan temannya Juninho harus absen enam bulan.
Ketika memberi penghormatan kepada Juninho lewat gol ke gawang Bilbao setahun kemudian, Vieri kian menyadari kalau dia telah kehilangan duet terbaiknya di lini depan. Vieri terus beraksi, menambah 10 golnya dalam delapan pertandingan liga berikutnya.
Advertisement
Titik Terendah
Titik terendah terjadi saat melawan UD Salamanca yang berada di urutan ke-17 di mana, meski Vieri mencetak empat gol, Atletico Madrid keok 4-5. Seminggu berselang, mereka takluk 1-2 dari Compostela yang berada di posisi ke-18. Vieri mulai frustrasi.
“Saya merusak ruang ganti. Saya memecahkan semua yang ada di sana,” katanya mengenang. Meski didenda dan ditegur atas tindakannya, Vieri masih tetap jadi andalan Atleti.
Tersingkir dari Copa del Rey dan turun dengan cepat di La Liga, harapan terakhir Atletico meraih gelar datang di Piala UEFA. dan pertandingan semifinal dengan Lazio.
Perang Hijrah
Vieri telah mengemas lima gol dan membantu Atletico mengalahkan Aston Villa di babak sebelumnya sebelum melangkah ke semi final. Pada pertemuan pertama di Madrid, Vieri dkk kalah 0-1.
Inilah momen kebangkitan guna membalikkan keadaan. Vieri mendapat pengawalan ekstra dari bek-bek Lazio yang dimotori Alessandro Nesta. Kunjungan ke Stadio Olimpico berakhir tragis. Atletico gagal meraih hasil positif dan tersingkir.
Akhirnya, perpisahan itu tiba jua. Lazio berhasil memenangkan perburuan setelah mengucurkan dana sebesar 17,5 juta euro kepada Atletico. Bersama Lazio, Vieri memenangkan Piala Winners Eropa sebelum pindah lagi setahun kemudian dengan biaya rekor dunia 32 juta euro ke Inter Milan.
Advertisement