Bola.com, Jakarta - Real Madrid masih memuncaki klasemen sementara Liga Spanyol 2022/2023 setelah mengoleksi 12 angka. Pada laga terakhir, Real Madrid membungkam Real Betis, sekaligus memastikan unggul dua poin atas Barcelona dalam persaingan Liga Spanyol musim ini.
Sukses pada awal musi ini tak lepas dari permaian apik duo pilar anyar Real Madrid, Aurelien Tchouameni dan Antonio Rudiger. Meski tergolong wajah baru, namun pelatih Carlo Ancelotti memasukan keduanya ke starting XI.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Wajib Kerja Keras
Jika bisa tampil konsisten, tak menutup kemungkinan Luka Modric dkk kembali memenangkan La Liga serta Liga Champions musim ini. Ngemeng-ngemeng soal rekrutan anyar, Real Madrid pernah loh digempur cibiran fans sendiri lantaran salah memilih pemain.
Digadang-gadang bakal jadi bintang, sang pemain malah jadi pecundang. Tak percaya? Nih buktinya ada di bawah!
Advertisement
Michael Essien
Jose Mourinho memang jago dalam hal strategi. Namun, soal merekrut pemain, dia beberapa kali meleset. Tak sedikit yang kaget ketika Mourinho merekrut Essien dari Chelsea pada 2012.
Ketika datang ke Santiago Bernabeu, bek kerkebangsaan Ghana itu tidak dalam kondisi 100 persen bugar. Dia masih berkutat dengan cedera lutut. Oleh karena itulah, Chelsea rela melepasnya pergi ke Real Madrid dengan gratis.
Catatan Terpeleset
Sebagai pelatih sarat pengalaman, seharusnya Mourinho bisa membaca tanda-tanda kemunduran Essien. Namun The Special One bergeming.
Terbukti, Essien, yang juga pernah merasakan kerasnya Liga 1 Indonesia bersama Persib Bandung, gagal total. Dia hanya semusim di Madrid, dari 2012 hingga 2013.
Advertisement
Julien Faubert
Nah, kalau yang satu ini masuk kategori transfer aneh sekaligus bikin kepala puyeng. Bagaimana tidak, seluruh dunia sontak bengong berjamaah kala Madrid menyatakan baru saja mendapatkan Faubert dari West Ham United dengan status pinjaman pada 2009.
Faubert juga sempat bingung, karena klub sebeken Madrid ngotot ingin memilikinya. Di West Ham, dia tak oke-oke banget. Saat itu, Yvan Le Mee, agen Faubert, belakangan buka suara ihwal transfer aneh bin ajaib itu.
"Perwakilan Real Madrid meneleponku, menanyakan soal Faubert. Sangat aneh. Julien Faubert dianggap memainkan dua laga fantastis saat membela West Ham kontra Spurs," ungkap Le Mee.
Modal Jelek
Le Mee kontan meneruskan kabar gembira itu ke Faubert. Gembira bukan kepalang, Faubert serasa ketiban durian runtuh.
Bukannya berterima kasih dan kerja keras, Faubert malah melewatkan begitu saja momen terbesar dalam hidupnya. Dia pernah melewatkan sesi latihan, karena berpikir itu merupakan hari libur.
Tak hanya itu, Faubert pernah kedapatan tertidur pulas di bangku cadangan saat rekan-rekannya berjibaku melawan Villarreal. Kocak!
Advertisement
Thomas Gravesen
Fabio Capello berang bukan main. Lagi dan lagi, Gravesen bikin masalah. "Saya tidak suka perilakunya," ketus Capello.
Gravesen sudah berkali-kali mendapat nasehat agar menjaga sikap dan permainannya di lapangan. Gelandang bertahan berpaspor Denmark yang diboyong dari Everton pada 2005 itu kerap tampil kurang terpuji saat bertanding.
Ia kerap melakukan tekel kasar, Gavesen beberapa kali menebas pemain lawan yang nyaris berbuntut cedera horor. Bukan hanya itu, Gravesen juga pernah terlibat cekcok mulut serta memicu keributan dengan koleganya sendiri, Robinho.
Hal itu terjadi kala semua pemain melakukan latihan pra-musim. Hanya semusim, Madrid tak pakai lama langsung mendepak Gravesen ke Celtic.
Kaka
Hidup berputar. Tak selamanya orang berada di atas. Itu pernah menerpa pemain bintang sekelas Kaka.
Sukses di AC Milan, Kaka mengalami nasib ngenes di Madrid. Ditebus Rp1 triliun pada 2009, Kaka masih jauh kata memuaskan.
Cedera lutut memaksa Kaka naik meja operasi. Sembuh, sang playmaker tak selincah ketika masih berkostum I Rossoneri. Setelah empat musim, Kaka memilih kembali ke Milan. "Saya sedikit kehilangan kegembiraan bermain sepak bola [di Madrid]," kata pemain asal Brasil kelahiran 22 April 1982.
Advertisement