Sukses


7 Rekrutan Real Madrid yang Bikin Menyesal: Malah Jadi Mimpi Buruk

Bola.com, Jakarta - Real Madrid dikenal sebagai klub yang hobi berfoya-foya di bursa transfer pemain, terutama pada era Los Galacticos. Bintang-bintang yang direkrut tersebut tidak hanya meningkatkan popularitas klub tetapi juga berkontribusi krusial di lapangan.

Real Madrid bertabur gelar berkat deretan superstar tersebut, mulai menggenggam gelar La Liga hingga Liga Champions. Bintang yang terkenal di Santiago Bernabeu di antaranya David Beckham, Zinedine Zidane, Cristiano Ronaldo, hingga Karim Benzema.

Meski mendapatkan banyak bintang hebat, tidak jarang Real Madrid gagal dalam urusan transfer. Tidak sedikit rekrutan Los Blancos yang melempem. 

Berikut tujuh rekrutan Real Madrid yang penampilannya jauh dari mengesankan. 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

1. Kaka (AC Milan, 2009)

Sangat mudah untuk memahami mengapa Real Madrid memecahkan rekor dunia transfer senilai 65 juta euro untuk mengontrak Kaka. Dia bergabung dari Milan saat berusia 27 tahun dan berada di puncak kariernya sebagai pemenang Ballon d'Or.

Sayangnya, dia dihukum selama di Spanyol lantaran cedera menghancurkan kesempatannya menyatukan kekuatan dengan Cristiano Ronaldo. Kedatangan Mourinho dan Mesut Ozil juga menghalangi harapannya untuk bermain di tim utama.

 

3 dari 8 halaman

2. Pedro Leon (Getafe, 2010)

"Saya merasa terhina di Madrid," Leon mengaku pada 2011.

"Saya tidak sadar melakukan sesuatu yang salah. Saya melakukan semua yang saya bisa. Saya profesional, saya bekerja keras," imbuhnya.

Jose Mourinho tidak setuju. Pelatih asal Portugal itu merasa jijik dengan etos kerja pemain sayap tersebut yang menurutnya buruk.

 

4 dari 8 halaman

3. Robert Prosinecki (Red Star, 1991)

Kedatangan Prosinecki ke Real Madrid pada 1991 diiringi harapan-harapan besar, karena ia dinilai salah satu talenta terbaik dari Balkan. Prosinecki adalah seorang gelandang berbakat yang baru saja membantu Red Star Belgrade menjuarai Piala Champions.

Puncak kariernya selama tiga tahun di Madrid adalah gol melawan Barcelona di El Clasico. 

 

5 dari 8 halaman

4. James Rodriguez (Monaco, 2014)

Sama seperti orang lain di dunia sepak bola, presiden Real Madrid Florentino Perez jatuh cinta kepada James Rodriguez yang berwajah segar dan terampil saat Kolombia melaju ke perempat final Piala Dunia 2014. Rodriguez juga mencetak gol-gol spektakuler di Brasil.

Pada musim pertamanya bersama Real Madrid yaitu 2014/2015, dia mengakhirinya dengan 17 gol di semua kompetisi.

Namun, penunjukan Zinedine Zidane sebagai pelatih pada 2016 membuktikan titik balik penting dalam sejarah modern Madrid, dan secara efektif menandai akhir karier James di Los Blancos.

 

6 dari 8 halaman

5. Walter Samuel (Roma, 2004)

Walter Samuel tampak seperti rekrutan yang sangat bagus bagi Real Madrid yang membutuhkan bek tengah dominan dan kejam. Namun, pemain Argentina itu tidak pernah terlihat seperti pemain yang mendapat julukan 'The Wall' saat di AS Roma, yang membuat mantan pelatihnya Fabio Capello bingung.

Begitu kembali ke Italia pada 2005, bergabung dengan Inter, Samuel kembali menjadi salah satu bek terbaik di planet ini. Samuel menjadi legenda di San Siro.

 

7 dari 8 halaman

6. Javier Saviola (Barcelona, 2007)

"Melihat ke belakang. Saya berharap saya bermain lebih banyak," kata Saviola, merenungkan petualangannya di Spanyol.

Penyerang Argentina itu tampil mengesankan selama tahun-tahun awalnya di Barcelona. Namun, pada saat bergabung ke Madrid, jelas dia tidak akan memenuhi harapan.

Keputusan Madrid mengontrak Saviola tidak lebih dari sekadar mengganggu Barcelona, karena The Little Rabbit tersebut tidak pernah terlihat mampu meraih posisi reguler. Dia kalah bersaing dari Arjen Robben, Gonzalo Higuain, Raul, Robinho, dan Ruud van Nistelrooy.

 

8 dari 8 halaman

7. Jonathan Woodgate (Newcastle United, 2004)

Bek tengah ini, Woodgate, bergabung pada 2004, tetapi menghabiskan satu tahun karena cedera paha yang gagal dideteksi oleh dokter klub.

"Tunjukkan pada mereka apa yang bisa saya lakukan," kenangnya kemudian tentang penampilannya melawan Athletic Bilbao di laga debut setelah pulih dari cedera.

Dia mencetak gol bunuh diri dan diusir dari lapangan. Santiago Bernabeu yang pemaaf memberinya tepuk tangan meriah tetapi tidak ada yang mengeluh ketika Woodgate dikirim kembali ke Inggris pada 2006 setelah hanya melakoni delapan pertandingan liga.

Sumber: Goal

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer