Bola.com, Jakarta - Ayah dan bunda mana yang tak bangga melihat anak-anaknya berhasil. Itulah yang mungkin dirasakan orang tua Jude Bellingham. Setelah Jude sukses besar di Real Madrid, kini giliran adik kandungnya, Jobe Bellingham yang mengikuti ketenaran sang abang.
Kisah Jude Bellingham sudah menjadi asupan reguler kalangan media. Ia menjadi bagian dari cerita bagus di Real Madrid. Sejak pindah dari Borussia Dortmund pada musim panas tahun ini, Jude menjelma menjadi pemain yang sangat ditakuti di La Liga dan Liga Champions.
Baca Juga
Advertisement
Di liga, anak muda yang masih berusia 20 tahun itu sudah mengantongi selusin gol hanya dalam 14 laga. Sementara itu, panggung Liga Champions juga menjadi tempat ideal baginya, terbukti mengoleksi empat gol.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jalan Jobe
Lalu, bagaimana dengan Jobe?. Seperti sang kakak, Jobe berperan sebagai gelandang serang atau sekali-sekali diplot sebagai striker. Ia sempat menimba ilmu di Akademi Birmingham City, lalu naik pangkat ke tim senior.Kemudian, Jobe memperkuat Sunderland sejak 2023.
Jobe, yang dua tuan lebih muda dari Jude, memainkan peran utama dalam dua kemenangan Sunderland atas Leeds serta West Brom di ajang Championship 2023/2024. Mike Dodds, sang pelatih, memuji pemain kesayangannya itu setinggi langit dan hakulyakin Jobe bakal bersinar seperti Jude.
Â
Advertisement
Bisa ke Puncak
“Dia bisa mencapai puncak. Saya telah bekerja dengan banyak pemain muda dan dia akan berada di sana bersama yang terbaik," sanjung Dodds.
Bagi Dodds, satu di antara langkah penting Jobe adalah berani meninggalkan Birmingham. "Dia menjadi yang terbaik selama sepuluh tahun di akademi dan meninggalkan semua itu dengan karakter luar biasa," imbuh Dodds.
Guna mencapai ketenaran, menurut Dodds, tentulah tak mudah. Terlebih bagi seorang pemain muda macam Jobe. “Saya tahu itu adalah keputusan yang sangat sulit baginya, tetapi dia harus mengeluarkan emosinya dan memikirkan apa yang terbaik untuk kariernya," ujar Dodds.
Â
Suka Tantangan
Meksi harus menjalani dua peran berbeda, Jobe sama sekali tak mengeluh. Ia justru menjadikan itu sebagai tantangan. “Kami telah melihat pemain muda yang dalam dua pertandingan terakhir bermain di posisi berbeda melawan tim terbaik di liga, Jobe tampil luar biasa," puji Dodds.
Dodds berharap Jobe tak cepat puas dan harus tetap kerja keras. Kini, publik dunia akan menanti dalam lima tahun ke depan, apakah dinasti Bellingham ini sanggup menjadi pusat perhatian penggemar sepak bola.
Sumber : The Sun
Advertisement