Bola.com, Jakarta Xavi mengaku tak ada penyesalahan dipecat Barcelona. Kemenangan di markas Sevilla pada Minggu (16/5/2024), menandai pertandingan terakhir Xavi sebagai pelatih Barca.
"Pembebasan, bukan karena kami tidak ingin melanjutkan. Itu adalah keputusan klub, yang kami hormati. Tapi kami pikir ini belum berakhir. Perasaan yang bertentangan, kami belum memenangkan gelar tapi kami berada di ambang jalan yang benar. Tapi begitulah adanya, sepak bola memiliki hal-hal ini," katanya.
Baca Juga
Advertisement
"Para pemimpin mengambil keputusan. Kami puas dengan apa yang telah kami lakukan: mereka meraih dua gelar dalam situasi yang sangat sulit. Situasinya sulit. Reaksi para pemain sangat luar biasa," lanjutnya.
Barcelona resmi memecat eks gelandang Timnas Spanyol tersebut dari jabatannya sebagai pelatih pada Jumat (24/5/2024) malam WIB. Keputusan Barcelona tersebut terbilang mengejutkan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ending yang Tidak Enak
Pada Januari 2024, Xavi Hernandez menyatakan mundur dari pelatih Los Cules pada akhir musim ini. Namun April lalu, manajemen Barcelona merayu Xavi untuk tetap bertahan sampai kontraknya berakhir pada 30 Juni 2025.
Kini, Blaugrana justru mendepak Xavi Hernandez keluar dari Camp Nou. Performa buruk Robert Lewandowski dkk. pada musim ini diyakini menjadi penyebab utamanya.
"Dalam pertemuan di Ciutat Esportiva Joan Gamper, presiden Joan Laporta telah memberi tahu Xavi Hernandez, bahwa dia tidak akan melanjutkan jabatan sebagai pelatih Barcelona pada musim 2024/2025," bunyi pernyataan resmi Barcelona.
Advertisement
Emosional
Xavi mengaku sangat emosional menutup musim dengan tidak menyenangkan.
"Kami telah berusaha mengendalikan emosi kami, meskipun itu sulit. Kami telah bersiap menghadapinya seperti orang lain. Kami tampil baik, kami mendominasi dan kami menjadi pemenang yang adil. Saya senang," katanya.
"Sekarang Anda melihat ke belakang, dan itu sulit dan sulit, tapi itu dinikmati. Itu adalah rollercoaster emosi. Tapi saya bangga, saya senang. Tapi kami juga berpikir untuk melanjutkan dan menyelesaikan kontrak dan itu memalukan."
Tanpa Trofi
El Barca memang tampil melempem pada musim ini. Mereka harus puas menempati peringkat kedua klasemen akhir La Liga, karena kalah bersaing dengan Real Madrid yang keluar sebagai kampiun.
Blaugrana mendulang 82 poin, tertinggal 12 angka dari Madrid di posisi teratas. Sementara itu di Liga Champions, Barcelona terhenti pada perempat final setelah kalah agregat 4-6 dari Paris Saint-Germain.
Adapun di Copa del Rey, Los Cules juga terhenti pada perempat final akibat takluk 2-4 dari Athletic Bilbao. Padahal pada musim lalu, Xavi Hernandez berhasil membawa Barcelona meraih trofi La Liga dan Piala Super Spanyol.
Advertisement