Bola.com, Barcelona - Pemain muda berbakat Barcelona, Lamine Yamal, banyak menarik perhatian dunia sepak bola sejak debut pada usia 15 tahun. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan GQ, Yamal membahas tentang dirinya yang kerap dibandingkan dengan superstar sepak bola dunia, Lionel Messi.
Perbandingan antara Lamine Yamal dan Lionel Messi mencuat sejak Yamal memulai debut bersama tim juara La Liga musim 2022/2023 tersebut. Penampilannya yang gemilang di menit-menit akhir pertandingan Joan Gamper Trophy melawan Tottenham Hotspur semakin mengukuhkan posisinya sebagai talenta muda yang patut diperhitungkan.
Baca Juga
Advertisement
Banyak media memuji penampilannya sebagai yang terbaik sejak Messi muda menghancurkan Juventus pada 2005. Namun, tidak semua orang setuju dengan perbandingan ini.
Fabio Capello, pelatih Italia yang pernah bertanya kepada Frank Rijkaard tentang ketersediaan Messi sebagai pemain pinjaman pada 2005, menegaskan Yamal tidak akan menjadi seorang genius seperti Messi, yang telah meraih delapan kali Ballon d'Or.
“Di media, suatu hari mereka menyebut Anda sebagai Messi baru dan keesokan harinya mereka mengatakan bahwa Anda harus berhenti bermain,” kata Yamal kepada GQ.
“Jadi yang terbaik adalah fokus pada diri sendiri dan pekerjaan Anda, dan hanya memikirkan apa yang pelatih katakan kepada Anda, siapa yang benar-benar ingin membantu Anda, dan rekan-rekan setim Anda.”
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ingin Menjadi Orang Baik
Lamine Yamal menunjukkan kedewasaan di dalam dan luar lapangan meski usianya masih muda.
“Saya hanya pergi ke lapangan untuk menikmati diri sendiri dan melakukan apa yang selalu saya lakukan. Jika orang-orang membebankan tanggung jawab kepada Anda, itu karena Anda melakukannya dengan benar. Dan jika Anda terus melakukannya dengan baik, tidak akan ada yang terjadi pada Anda," tukas Yamal.
Meski demikian, Yamal tidak dapat menyangkal sedang menjalani mimpi bersama Barcelona saat masih berusia 16 tahun. Dia telah menjadi idola bagi banyak anak Culer di seluruh dunia dan menunjukkan kedewasaan dalam menangani tekanan dan ekspektasi tinggi yang datang dengan popularitasnya.
“Saya pikir, di atas segalanya, saya ingin menjadi orang yang baik dan dapat membantu orang lain. Hal yang paling penting, selain sepak bola, adalah menjadi orang yang baik. Ketika saya berusia 25 tahun, saya ingin menjadi orang yang bertanggung jawab dan tahu siapa diri saya,” ujarnya.
Advertisement
Tantangan di Euro 2024
Yamal memahami pentingnya memiliki nilai-nilai yang kuat dan tetap rendah hati meskipun mendapatkan banyak pujian. Dia ingin dikenal tidak hanya sebagai pemain sepak bola berbakat, tetapi juga individu yang bertanggung jawab dan memiliki integritas.
Dengan berakhirnya musim tanpa trofi bersama Barca, Yamal akan menghadapi tantangan baru di Euro 2024 bersama timnas Spanyol di Jerman.
Partisipasinya di turnamen besar tersebut akan menjadi kesempatan untuk menunjukkan bakatnya di panggung internasional dan memperkuat posisinya sebagai salah satu talenta muda terbaik di dunia.
Kans Tampil di Olimpiade 2024
Selain Euro 2024, Yamal juga berpeluang tampil di Olimpiade Paris 2024. Partisipasinya di Olimpiade akan menjadi kesempatan lain bagi Yamal untuk menunjukkan kemampuan dan membantu Timnas Spanyol meraih prestasi di tingkat internasional.
Dalam perjalanan kariernya yang masih panjang, Yamal menunjukkan kedewasaan dan pandangan yang bijak dalam menghadapi berbagai tantangan.
Dia tahu perjalanan menuju kesuksesan tidak selalu mulus dan siap menghadapi segala rintangan dengan kepala tegak. Dengan potensi yang dimilikinya, Lamine Yamal berpeluang menjadi salah satu pemain terbaik di dunia.
Perjalanan kariernya masih panjang, dan dunia sepak bola akan terus mengikuti perkembangan pemain muda berbakat ini dengan penuh antusiasme. (Arraafi Adna Yudistira)
Sumber: Forbes
Advertisement