Bola.com, Jakarta - Real Madrid adalah salah satu klub sepak bola paling sukses di dunia. Dengan segudang gelar Liga Champions, dominasi di La Liga, dan kehadiran bintang-bintang sepak bola ternama, klub ini selalu mengukir sejarah yang mengesankan.
Namun, di balik kesuksesannya, Real Madrid juga kerap dianggap sebagai klub yang kontroversial, penuh intrik, dan drama di dunia sepak bola Eropa.
Baca Juga
Advertisement
Tindakan-tindakan kontroversial yang dilakukan oleh klub berjuluk Los Blancos, seperti pemecatan pelatih secara tiba-tiba, perlakuan tidak sportif terhadap lawan, hingga upaya untuk mengubah format kompetisi demi kepentingan pribadi, seakan membuat pandangan negatif oleh publik terhadap klub.
Berikut sejumlah momen yang aneh, konyol, dan penuh drama yang pernah dilakukan Real Madrid.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Boikot Ballon d'Or 2024
Real Madrid dikenal memiliki standar tinggi bagi para pemainnya, termasuk pada penghargaan Ballon d'Or. Tahun 2024 menjadi salah satu momen kontroversial ketika Real Madrid memutuskan tidak hadir bahkan memboikot acara tersebut.
Los Blancos awalnya berencana mengirim 50 delegasi ke Paris untuk menyaksikan acara tersebut, bahkan sampai akan menyiarkan liputan khusus selama lima jam di saluran TV.
Namun, rencana mereka berubah total setelah mengetahui Vinicius Junior, salah satu kandidat dari Real Madrid, tidak akan menerima penghargaan tersebut, karena dimenangi Rodri dari Manchester City.
Madrid mengambil sikap ekstrem dengan seluruh tim tidak hadir pada acara tersebut. Manajer Real Madrid, Carlo Ancelotti, dan penyerang Kylian Mbappe, yang keduanya meraih penghargaan individu, juga tidak terlihat hadir.
Los Blancos menyatakan kekecewaan dan mempertanyakan kredibilitas penghargaan itu. Namun, banyak orang yang menilai aksi Madrid merupakan kepicikan yang luar biasa.
Advertisement
2. Dalang Pemecatan Lopetegui di Timnas Spanyol
Salah satu momen paling kontroversial lainnya dalam sejarah Real Madrid adalah pemecatan Julen Lopetegui sebagai pelatih Timnas Spanyol menjelang Piala Dunia 2018. Lopetegui dipecat oleh Presiden FA Spanyol, Luis Rubiales, hanya dua hari sebelum Spanyol memulai kampanye Piala Dunia di Rusia.
Langkah ini diambil setelah Real Madrid mengumumkan Lopetegui akan menjadi pelatih mereka musim berikutnya. Banyak pihak menganggap keputusan Madrid yang terlalu dini ini dan tidak menghargai Timnas Spanyol.
Tragisnya, Spanyol malah gagal berprestasi di Piala Dunia 2018, tersingkir di babak 16 besar. Keputusan Los Blancos dianggap tidak peduli dengan nasib Spanyol dan lebih mementingkan kepentingan klub sendiri.
3. Kontroversi Liga Super Eropa
Momen lain yang memperlihatkan sikap keras Real Madrid adalah dukungan ke pembentukan Liga Super Eropa pada 2021. Liga Super Eropa dirancang sebagai kompetisi eksklusif bagi klub-klub besar Eropa, tanpa mempertimbangkan promosi dan degradasi seperti pada kompetisi tradisional.
Namun, ide ini langsung mendapat kecaman dari banyak pihak, khususnya penggemar sepak bola. Fans dari klub Inggris bahkan melakukan protes besar-besaran sampai akhirnya dibatalkan.
Meski mayoritas klub telah mundur, Real Madrid bersama Barcelona dan Juventus terus mempertahankan niat untuk melanjutkan proyek ini. Sampai saat ini, Florentino Perez, presiden Real Madrid, disebut-sebut masih mencari cara agar Liga Super Eropa dapat terwujud.
Advertisement
4. Fans Cemooh Pemain Sendiri
Fans Real Madrid terkenal banyak di seluruh dunia. Setiap fans pastinya ingin selalu melihat klub kesayangan berjaya. Namun sayangnya fans Los Blancos sering melakukan tindakan tak terpuji.
Para pemain bintang El Real sering menjadi sasaran kritikan dan cemoohan dari penggemar di Santiago Bernabeu. Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, hingga Karim Benzema pernah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari pendukungnya.
Kecenderungan pendukung Madrid yang cepat menghakimi membuat Bernabeu menjadi salah satu stadion paling menakutkan bukan hanya bagi pemain lawan tetapi juga bagi pemain sendiri.
5. Media El Chiringuito
Media Spanyol, terutama program “El Chiringuito,” menjadi alat penyebar kontroversi yang menambah citra buruk Real Madrid di mata publik. Acara TV ini kerap memuat komentar pedas dan berlebihan terkait apa pun yang berhubungan dengan klub tersebut.
Pada 2021, setelah kekalahan Madrid dari Chelsea di semifinal Liga Champions, El Chiringuito mengkritik Eden Hazard secara keras hanya karena tertangkap kamera sedang bercanda dengan mantan rekan setimnya.
Pada 2022, El Chiringuito juga menjadi dalang atas kisruhnya rumor transfer transfer Kylian Mbappe ke Madrid. Ketika Mbappe memutuskan tetap di PSG pada 2023, acara ini memanaskan dan menyindir sang pemain, meskipun pada akhirnya Mbappe tetap bergabung pada musim panas kemarin.
Advertisement
6. Melepas Claude Makelele
Pada 2003, Real Madrid berada di puncak kejayaan dengan deretan bintang papan atas seperti Ronaldo, Luis Figo, dan Zinedine Zidane. Namun, Claude Makelele, gelandang yang memiliki peran vital di lini tengah, malah dijual ke Chelsea setelah Madrid menolak menaikkan gaji.
Kehilangan Makelele, sosok kunci yang menjaga keseimbangan tim, membuat permainan Real Madrid goyah. Keputusan ini juga memunculkan kritikan dari berbagai pihak, termasuk dari Zidane.
“Mengapa Anda perlu menambahkan lapisan emas pada sebuah Bentley, ketika Anda telah kehilangan mesinnya?”
Ungkapan ini mengacu pada keputusan Madrid yang memilih membeli David Beckham, pemain bintang dengan nilai transfer tinggi, tetapi mengorbankan pemain yang sudah terbukti di lapangan.
7. Rekrut Mourinho demi Memancing Barcelona
Pada 2010, Real Madrid mempekerjakan Jose Mourinho sebagai pelatih, yang pada saat itu dianggap sebagai langkah tepat untuk memberi persaingan sengit melawan Barcelona. Mourinho dikenal sebagai pelatih yang kontroversial dan kerap membuat pernyataan provokatif.
Kehadirannya diharapkan mampu menyaingi dominasi Barcelona. Menariknya perekrutan The Special One semata-mata hanya untuk memancing Pep Guardiola yang saat itu masih melatih Barcelona agar tidak fokus akibat perkataan provokatif Mourinho.
Penulis: Muhammad Luthfi Ma'ruf
Sumber: Planet Football
Advertisement