Bola.com, Jakarta Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, sudah memikirkan pensiun. Kontrak Ancelotti saat ini berlaku hingga Juni 2026.
"Saya dapat membayangkannya, ya. Saya mulai bermain sepak bola 48 tahun yang lalu. Jadi, saya mulai berpikir tentang hari ketika ini akan berakhir. Apa yang dapat membuat saya berkata berhenti? Saya akan berkata saya akan berhenti jika Madrid memecat saya. Saya tidak tahu apa yang akan membuat saya berhenti," katanya kepada France Footnall.
Baca Juga
Advertisement
"Keluarga saya? Tidak. Istri saya ingin saya terus bermain. Yang saya yakini adalah bahwa hari ketika saya pensiun akan menjadi hari yang fantastis. Saya memiliki banyak hal untuk dilakukan dan dilihat. Saya ingin pergi ke Argentina, Maladewa, Australia, misalnya, saya ingin bepergian. Saya memiliki lima anak, putra saya di sini. Mungkin saya dapat melatih sebuah tim. Saya akan mengikutinya dan menekannya: 'Apa yang sedang kamu lakukan?' Hari ketika saya berhenti tidak akan menyedihkan.”
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kesalahan Terbesar
Sepanjang karier, sang pelatih kawakan ini juga mengakui pernah membuat kesalahan terbesar.
"Tidak mungkin untuk hanya membuat keputusan yang baik dalam 30 tahun. Misalnya, saya mengalami masa sulit di Madrid, setelah tahun pertama saya. Saya hampir memperpanjang kontrak, klub ingin mempertahankan saya, tetapi saya terlalu memaksakan diri terkait gaji saya dan mereka berhenti," katanya.
"Itu adalah kesalahan, kesalahan terburuk yang bisa saya buat. Tetapi itu membuat saya belajar."
Advertisement
Ingin Juara UCL Sekali Lagi
Ia membidik satu gelar lagi sebelum menutup buku dalam kariernya.
"Sebelum saya berhenti, saya ingin memenangkan Liga Champions lagi. Dan sekali lagi. Setiap pelatih ingin mencapai puncak. Tetapi melatih Madrid benar-benar..kub ini istimewa, klub terbaik di dunia, karena sejarahnya, atmosfernya, lingkungannya, penggemarnya. Jadi, tujuannya adalah suatu hari nanti berada di tempat itu," katanya.
"Dan kemudian ada Milan, klub terbaik untuk mempelajari sepak bola. Saya berkesempatan melatih keduanya."