6 Kekalahan Terburuk Real Madrid Sepanjang Sejarah: 1-8, tapi Bukan Barcelona Pelakunya

Barcelona telah mengalahkan Real Madrid 5-0 dua kali sejak 1994. Kemenangan terakhir terjadi pada November 2010, saat Pep Guardiola dan Jose Mourinho menjadi manajer masing-masing.

Saat memasuki pertandingan, Los Blancos berada di puncak La Liga, setelah meraih 32 poin dari kemungkinan 36 dalam 12 pertandingan pertama mereka.

Ujian berikutnya adalah perjalanan ke Camp Nou, dengan tim Catalan itu tahu bahwa kemenangan akan mengangkat mereka di atas tim Mourinho.

Sepuluh menit memasuki El Clasico, Xavi membuka skor setelah melambungkan bola melewati Iker Casillas yang tak berdaya.

Mereka menggandakan keunggulan delapan menit kemudian saat Pedro memanfaatkan umpan silang sempurna dari David Villa.

Suasana memanas sepanjang babak pertama dengan Cristiano Ronaldo mendorong Guardiola setelah gol kedua, saat manajer Spanyol itu membuang bola saat Real memenangkan pelanggaran.

Saat tim Mourinho berusaha untuk kembali ke permainan, Barcelona mengejutkan mereka dengan dua gol cepat oleh David Villa di babak kedua.

Pada tambahan waktu, Jeffren Suarez mencetak gol kelima, menjadikannya salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah El Clasico.

Real Madrid mengalahkan Hamburger SV 2-0 pada leg pertama semifinal Piala Eropa 1979/80.

Mereka pergi ke Jerman sebagai favorit kuat untuk mengamankan tempat mereka di final kompetisi paling bergengsi di Eropa untuk kesembilan kalinya.

Namun, lawan mereka punya ide lain, dan menyamakan kedudukan setelah hanya 17 menit melalui gol dari Manfred Kaltz dan Horst Hrubesch.

Real membalas melalui Laurie Cunningham untuk memperkecil ketertinggalan pada malam itu, tetapi Hamburg kembali unggul.

Kaltz dan Hrubesch sama-sama mencetak gol lagi sebelum jeda, membuat mereka unggul agregat 4-3.

Real berusaha menyamakan kedudukan di babak kedua, yang berlangsung lebih ketat, tetapi tidak mampu melewati Rudi Kargus.

Vicente del Bosque dikeluarkan pada menit ke-84, dan pada menit ke-90, Caspar Memering mengamankan tempat Hamburg di final.

Piala Eropa dibentuk pada tahun 1955, dan dalam tujuh edisi pertama kompetisi tersebut, Real Madrid dan Benfica adalah dua tim yang memenangkannya.

AC Milan dan Inter Milan mematahkan dominasi mereka masing-masing pada tahun 1963 dan 1964, tetapi raksasa Portugal dan Spanyol itu masih terkenal sebagai salah satu tim terbaik di sepak bola Eropa.

Mereka saling berhadapan di perempat final Piala Eropa 1964/65, dan banyak yang memperkirakan pertandingan akan berlangsung seimbang.

Namun, kenyataannya tidak demikian, karena Benfica unggul tiga gol setelah hanya 25 menit.

Amancio memperkecil ketertinggalan Real di babak kedua, tetapi Antonio Simoes dan Mario Coluna mencetak gol di akhir pertandingan untuk unggul 5-1 menjelang leg kedua di Spanyol.

Los Blancos memenangkan leg kedua dengan skor 2-1, tetapi kekalahan telak terjadi di Lisbon.

Tim Spanyol tidak membiarkan kekalahan di Lisbon berlarut-larut, karena mereka bangkit kembali untuk memenangkan gelar Piala Eropa keenam mereka pada musim berikutnya.

Setelah finis di posisi kedua pada musim La Liga 1980/81, Real Madrid masuk ke Piala UEFA untuk musim 1981/82.

Mereka mengalahkan Tatabanya dari Hungaria, Carl Zeiss Jena dari Jerman, dan Rapid Wien dari Austria sebelum mereka diundi melawan Kaiserslautern di perempat final.

Real memenangkan leg pertama dengan skor 3-1, berkat gol dari Cunningham, Francisco Garcia Hernandez, dan Juanito.

Tidak mengherankan, mereka difavoritkan untuk lolos ke empat besar setelah penampilan gemilang mereka di Bernabeu.

Kaiserslautern mendominasi leg kedua di Jerman, dengan unggul 2-0 setelah hanya 17 menit.

Gol-gol di babak kedua dari Hans Bongartz, Norbert Eilenfeldt, dan Reiner Geye memastikan kemenangan 5-0 untuk tim Jerman, yang tetap menjadi salah satu kekalahan paling memalukan bagi Real di kompetisi Eropa.

Real Madrid diundi melawan Valencia di semifinal Copa del Rey 1998/99. Los Ches berada di urutan keenam La Liga di luar zona Liga Champions, sementara Real tertinggal dari Barcelona di urutan kedua.

Tim asuhan Claudio Ranieri menguasai pertandingan di awal pertandingan dan unggul 1-0 setelah tendangan bebas Claudio Lopez pada menit ke-19.

Fernando Redondo kemudian dikeluarkan tujuh menit kemudian, dan Valencia memanfaatkan keunggulan jumlah pemain mereka.

Gol dari Alain Roche dan Goran Vlaovic membuat keunggulan menjadi 4-0 saat turun minum.

Real mencoba untuk tetap bertahan dan menjaga skor tetap seimbang di babak kedua, tetapi Miguel Angle Angulo dan Gaizka Mendieta menambah gol lagi untuk memenangkan pertandingan dengan skor 6-0.

Kemenangan ini tetap menjadi kemenangan terbesar Valencia atas Real, dan meskipun kalah 2-1 pada leg kedua di Bernabeu, mereka mengalahkan Atletico Madrid di final untuk mengangkat trofi.

Kekalahan terberat Real Madrid sepanjang sejarah mereka terjadi pada tanggal 5 Maret 1930 saat mereka kalah 8-1 dari Espanyol di La Liga.

Sebelumnya di musim itu, Real kalah 4-2 di kandang sendiri dari Espanyol dalam pertandingan yang berakhir imbang.

Kali ini, kekalahan itu jauh lebih berat sebelah, dengan tim Catalan itu unggul 3-1 saat turun minum.

Gaspar Rubio mencetak gol untuk Los Blancos setelah 19 menit, tetapi itu adalah salah satu dari sedikit momen terbaik di hari yang suram bagi Real.

Di babak kedua, Espanyol mencetak lima gol melalui Ricardo Gallart, Martin Vantolra, Jose Padron, dan Pere Sole.

Ironisnya, kekalahan terberat kedua klub itu terjadi melawan lawan yang sama 20 tahun kemudian, saat mereka takluk 7-1.

Sumber: Givemesport